webnovel

Funny Ghost

Mengisahkan tentang seorang pelajar SMA yang indigo bernama Gery, berawal ketika Gery dan teman - teman sekolahnya pergi study tour ke sebuah bangunan bekas keraton pada abad ke 17. Disana Gery bertemu dengan arwah Tjokro Adi Kusumo, seorang mahapati kerajaan yang tewas terbunuh saat perang melawan penjajah dari negri Belanda. Dengan dendam yang begitu besar, Mahapati Tjokro Adi Kusumo meminta bantuan Gery untuk hidup kembali demi membalaskan dendamnya pada keturunan Jendral Stephen Van De Rulls yang telah membunuhnya.. Apakah dendam Tjokro berhasil terbalaskan? trailer di youtube : https://youtu.be/-_rruLRCuqA

Sisca_sisi · Fantasy
Not enough ratings
19 Chs

Chapter Special 3, Gerry dan Om nya

Gery duduk melamun di ruang tamu. Ia merindukan ayah dan ibunya. Ia membuka album foto keluarganya saat ia masi bayi. Ayah dan ibunya terlihat sangat akrab, namun Gery tidak mengerti apa yang terjadi dengan ayah ibunya sehingga kini ayah dan ibunya tak lagi tinggal bersama.

Olimpiade pelajar telah usai. Ia sempat merasakan kehangatan keluarga saat pesta penyambutannya sebagai juara olimpiade. Tetapi sayangnya itu tidak bertahan lama. Orang tua Gery kembali menjalani hidup masing - masing setelahnya.

Hari itu Tjokro sibuk bekerja. Meskipun hari itu adalah hari sabtu, Tjokro tetap harus meeting di kantor perusahaan perkebunan yang kini di pimpin olehnya. Lokasi jakarta dengan bogor cukup jauh. Membuat Gery semakin kesepian.

Jam menunjukan pukul 5 sore. Rupanya Tjokro belum juga pulang. Gery masuk kedalam kamarnya dan bermain game. Tiba - tiba wajah Tjokro muncul di hadapannya.

"Hayo lagi ngegame ya"

"Oh my goddd!!! Jangan ngagetin bisa kali", kata Gery sambil mengelus dadanya.

Tjokro mengerti bahwa hari itu sepertinya Gery merasa kesepian. Tjokro juga mengerti bahwa Gery sedang merindukan orang tuanya.

"Gimana kalo kita ajak bwapak mu ke Amerika?", kata Tjokro.

"Mana mau, papih kan gengsian, padahal aku tau dia sebenarnya kangen mami aku juga", kata Gery.

"Ah, itu sih gampang. Kamu lupa nih om gwanteng mu ini sakti?"

"Haah? Papi kunmau diapain nih jadinya?"

"Kita hipnotis aja, gampang", kata Tjokro.

Ke esokan harinya, Tjokro menelpon Teddy Wijaya (Ayah Gery) dan mengajaknya untuk bertemu di rumah karena Tjokro akan menyerahkan laporan kinerja perusahaan perkebunan. Teddy langsung saja menyetujuinya padahal itu hanyalah bagian dari Tjokro untuk membawa Teddy pulang ke rumah untuk di hipnotis.

Beberapa jam kemudian Teddy Wijaya tiba di rumahnya. Tjokro dan Gery sudah menunggunya di ruang tamu. Teddy pun langsung masuk ke rumahnya dan menuju ruang tamu.

"Loh mas, sudah datang tah", Tjokro menyapa ayah Gery.

"Langsung aja tjok, mana laporannya?"

"Santai mas"

Gery melirik Tjokro seolah memberi kode agar Tjokro segera menghipnotis ayahnya untuk dibawa ke Amerika.

"Mas, ngomong - ngomong kok mata sampeyan merah yo?", tanya Tjokro.

"Mosok sih tjok?"

"Sini ta lihat"

Tjokro menatap mata Teddy lalu ia menghipnotis Teddy.

"Malam ini kita pergi ke Amerika, siapkan paspornya", kata Tjokro

"Baik"

Ayah Gery langsung menuju ke kamarnya untuk mengambil papornya.

Setelah itu Gery memanggil Mbo Sum dan memintanya untuk menyiapkan pakaian mereka semua karena malam ini mereka akan pergi ke Amerika.

"Mbo Sum, nanti mbo juga ikut packing pakaian mbo yah", kata Gery

"Loh, jadi si mbo juga diajak ni tuan muda?", tanya Mbo Sum.

"Iya dong, kita semua malam ini ke Amerika"

"Ya Gusti .. Mimpi opo aku yo.. Matur suwun mas Gery, Tuan mudaku yang baik hatinya", kata Mbo Sum.

Setelah semua selesai packing. Tjokro mengajak Gery, Teddy, Mbo Sum dan Mang Ujang untuk pergi ke apartemen sebelah rumahnya untuk pinjam lift.

"Haduh, next time papi beli lift dong buat rumah kita", kata Gery.

"Rumah kita kan cuma 3 lantai, sayang kalau pakai lift", kata Teddy.

Karena gedung apartemen itu adalah milik perusahaan Teddy, semua karyawan memperlakukan keluarga Teddy dengan baik.

"Loh, Pak Teddy mau nginep disini?", tanya petugas apartemen.

Namun Tjokro dengan sigap menatap mata petugas itu dan menghipnotisnya.

"Hari ini kau tidak melihat keluarga Teddy Wijaya", kata Tjokro.

Dan akhirnya petugas itu pergi meninggalkan mereka. Pintu lift telah terbuka, dan semua memasuki lift. Tjokro yang akan menekan tombolnya.

"Mas, apertemen mba yu lantai berapa?", Tanya Tjokro kepada Teddy

"Seinget saya sih lantai 20 unit 2005" jawab Teddy.

Tjokro mulai menekan tombol lift, ia memilih lantai 20. Setelah pintu lift terbuka di lantai 20, sebelum semua keluar dari lift, Tjokro menghipnotis mereka satu per satu.

"Mas Teddy, hari ini kita naik pesawat transit di dubai, dan kamu sangat lelah hari ini", Tjokro sambil menatap mata Teddy Wijaya. Lalu Tjokro berkata, "Lanjut", untuk mengisyaratkan pada Gery segera mendorong Mbo Sum kehadapannya.

"Mbo Sum, hari ini pertama kalinya mbo naik pesawat first class, terus transit di dubai, lalu kamu ketemu raja minyak yang tampan".

Gery tak kuasa menahan tawa ketika Tjokro menghipnotis Mbo Sum.

"Kok bisa kepikiran begitu, hehehe", kata Gery.

"Sudah ayo cepat, nanti mama mu keburu tidur", kata Tjokro sambil menarik tangan Gery.

Saat sedang mencari kamar nomor 2005, sekertaris Sandra (Ibu nya Gery) tak sengaja melihat Teddy Wijaya. Lalu wanita bule itu berjalan ke arah keluarga Teddy untuk mengkonfirmasinya.

"Excuse me, are you Mr. Teddy Wijaya?"

"Yes, Jeanne! How are you"

"I am good, are you coming here to meet Mrs. Sandra Wijaya?"

"Yes, of course but I coming here without tell her before, we wanna give her surprise"

"Oh, good, ok I can help you, let's go follow me"

Jeanne membawa keluarga Teddy ke depan pintu apartemen Sandra. Kemudian ia menekan bell. Sandra pun membuka pintu.

"Jeanne, Why are you comeback?", kata Sandra.

Kemudian Gery, Tjokro, Teddy, dan Mbo Sum muncul dihadapan Sandra.

"Surprise!!!!!!"

Sandra sangat terharu melihat keluarga nya ada di depan pintu. Ia langsung memeluk Gery. Dan kemudian bersalaman dengan Tjokro, Teddy dan Mbo Sum.

"Jeanne thank you ya", ucap Sandra yang berterima kasih karena Jeanne telah mengantar keluarganya.

"Ok enjoy your family time, see you tomorrow", kata Jeanne.

Sandra langsung mengajak Gery dan yang lainnya untuk masuk ke dalam apartemennya. Karena sudah malam mereka langsung beristirahat. Gery akan tidur bersama Tjokro, sementara itu Mbo Sum tidur bersama assisten rumah tangga nya Sandra yang juga orang Indonesia. Sementara itu Teddy tidur di kamar utama dengan Sandra.

Karena begitu canggung Teddy langsung mengambil posisi tidur di sofa yang ada di dalam kamar Sandra. Karena hubungannya dengan Sandra kurang baik, ia menduga bahwa Sandra mungkin keberatan untuk tiduk bersamanya.

"Mas kok tidur di sofa?", tanya Sandra kepada Teddy.

"Anu, aku pikir kamu pasti terganggu jika aku tidur bersamamu"

"Enggak dong mas, kita kan suami istri, sini"

Awalnya Teddy berjalan sambil senyam - senyum malu ke arah istri nya, tetapi setelah sampai di depan kasur ia langsung melompat ke kasur dan memeluk istrinya.

Sementara itu suasana di kamar sebelah, Gery sedang menguping apa yang dibicarakan kedua orangnya, namun sayangnya Gery tidak mendengar apapun.

"Sudah ayo tidur, Ayah Ibu mu sedang bikin adik, jangan di ganggu", kata Tjokro.

"Benarkah, yeiyyyy", Gery sangat bahagia.

Ke esokan harinya Gery sekeluarga di jemput oleh Jeanne dan dibawa keliling Los Angeles. Semua sangat antusias, terutama Mbo Sum.

"Waduhh jadi ini tah Los engeles itu", kata Mbo Sum.

"Iya mbo, ini LA nya Los Angeles, bukan Lenteng Agung", kata Gery.

Semua pun tertawa bahagia. Setelah 2 minggu liburan di Amerika, Gery beserta rombongannya pun kembali ke Indonesia. Sayangnya Sandra masih banyak urusan pekerjaan di Amerika sehingga tidak bisa ikut pulang ke Indonesia. Namun Gery tetap bahagia karena hubungan Ibu dan Ayahnya kini mulai membaik, dan tentunya berkat Mahapatih Tjokro Adi Kusumo.

Dan akhirnya rombongan Gery tiba di rumahnya. Teddy Wijaya langsung meninggalkan rumahnya dan kembali ke rumahnya yang lain karena ia harus segera mengerjakan pekerjaan yang tertunda. Gery pergi ke kamar Tjokro untuk mengucapkan terima kasih.

"Om, aku terima kasih banget ya, aku sayang banget sama om Tjok ku yang keren ini", kata Gery sambil memeluk Tjokro.

"Sama - sama ger, aku juga sayang kamu. Kamu udah seperti keponakanku sungguhan", kata Tjokro.