Bab 130
Layaknya seorang putri yang menunggu datangnya pangeran. Lalu mereka akan pergi menuju angkasa tinggi dan berwarna.
Ya, mereka berdua berpamitan kepada orangtuanya serta adik-adiknya.
Melati sebenarnya berat hati pergi, namun ada suatu kewajiban yang harus menunggu dan dituntaskan.
Mereka yang dibekali dengan pisang rebus, pepaya dan beras dari kampung memenuhi isi jok belakang mobil Devano.
"Ayah, Ibu. Melati pamit ya mau pulang. Doain biar usaha yang kami jalankan lancar ya," kata Melati menyalami mereka secara bergantian.
"Hati-hati kalian berdua di jalan. Jangan terburu-buru kamu mengendarai mobil. Musim penghujan dan jalanan sedikit licin," ujar si Ibu mengingatkan.
"Ya, Pak, Buk. Kami pamit pulang. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam," jawab Ayah dan Ibu Melati serentak.
Ada begitu banyak kisah yang dialami oleh Devano selama dua hari di perkampungan yang jauh dari alat canggih serta sangat ketertinggalan itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com