"Kamu menggambar nih?" tanya Ratu dengan nada remehnya.
Melati masih diam membisu, pikirannya sedang fokus pada pekerjaannya saat ini.
Devano diam, dia pasrah melihat Melati yang tak melihatnya sama sekali. Dia benar-benar kesal saat Melati malah dirubungi begitu. Bak kembang yang diserbu kumbang.
Sesekali dia mendesah namun tersenyum juga ujungnya. Melati itu … unik. Apalagi saat matanya baru saja kembali bisa melihat. Bagaimana wajah Melati mampu dia ingat setiap detail di dalam sel-sel otaknya, masuk ke dalam perpustakaan memori jangka panjang. Sungguh dia benar-benar jatuh hati.
Seandainya Melati tahu kalau hatinya sudah terpaut dalam, maka seharusnya gadis itu memanfaatkan keberadaannya. Seperti meminta berbelanja ke mall barangkali atau mereka pergi berkencan keluar negeri? Tapi Melati terlalu polos, pikirannya lebih pada bekerja melayaninya saja.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com