webnovel

Chp 12: Pengkhianatan Seorang Teman

(chapter ini mengandung unsur kekerasan! mohon bijak dalam membaca)

Sebenarnya, Ezra tidak akan tega membunuh seorang anak, anak-anak biasanya cenderung naif dan implusif, jadi kesalahan mereka bisa dimaklumi dan dimaafkan, tapi situasi Ezra saat ini sangat berbeda...

Para tikus kecil gemetaran ketakutan di balik semak-semak dan pepohonan, mata mereka terus bergetar sementara kedua tangan mereka menutup mulut mereka, keringat terus menetes di seluruh tubuh para tikus seolah-olah mereka sedang dalam jangkauan kematian

SKREK.... SKREK....

Suara ranting dan dedaunan kering terinjak bergema diseluruh hutan yang diliputi keheningan

Tupai memasuki sarangnya, burung-burung tidak berani menggepakkan sayapnya, jangkrik yang biasanya membisingkan hutan dengan suaranya senyap, dan sinar matahari pagi yang menyinari hutan itu ditutupi awan seolah-olah dia tidak berani menampakan dirinya

Suasana hutan yang hening dan gelap di pagi hari membuat para tikus kecil meringkuk ketakutan

SKREK... SKREK...

Suara ranting dan daun yang terinjak terdengar semakin keras dan mendekati para tikus kecil yang meringkuk ketakutan

DUG... DUG... DUG...

Jantung para tikus kecil berpacu dengan cepat dan tidak selaras

SKREK!

Suara langkah kaki tiba-tiba berhenti, dan keheningan kembali melanda hutan yang menyedihkan itu

Tikus gemuk dibalik semak-semak terlihat kebingungan, dengan gemetaran, dia mencoba mengintip melalui celah semak dan-

"Ketemu..... "

Seorang iblis kecil muncul didepan tikus gemuk itu layaknya sebuah jumscare di film horor dan mengayunkan sebuah pedang merah darah yang senantiasa meneteskan darah

CRASSH!

"Akh! Aaaargh! Tanganku.....! Tanganku.....!!! "

Tangan kanan tikus gemuk itu terpotong sempurna oleh tebasan pedang darah itu, darah menyembur keluar dari tangannya yang terpotong dan membasahi dedaunan kering disekitar dibarengi dengan teriakan kesakitan dan putus asa dari si tikus gemuk

"I-Ini kesempatan kita! Ayo lari! "

"T-Tapi bos, si gemuk...."

"Jika kau mau menyelamatkannya maka lakukan sendiri! Jangan bawa aku mati bersamamu! "

Ketiga anak lainnya yang melihat anak gemuk diserang memilih untuk kabur dan meninggalkan si gemuk untuk mengulur waktu

"B-Bos....! Teman-teman.....! Jangan tinggalkan aku....! Kumohon jangan tinggalkan aku....! "

Anak gemuk menangis memohon agar mereka tidak meninggalkan dirinya, dia merangkak dan terus menangis dengan tangannya yang terus mengeluarkan darah

Dia merasa sakit, sedih, kecewa, putus asa dan terhianati oleh teman-temannya

"T-Tolong ulur waktu untuk kami bisa kabur..... "

Anak yang tadinya mau menyelamatkan si gemuk berbalik dan mengucapkan kata-kata yang menusuk dan menghancurkan perasaan si gemuk sebelum lari

"Tidak! Jangan tinggalkan aku! Kumohon jangan tinggalkan aku.....! "

"Aaaaarrrghh! Kalian keparat dasar bajingan tidak tahu diri! "

"Kalian selalu mengatakan kita adalah teman! Tapi, apa yang kalian lakukan sekarang!?"

"Dasar pembohong! Dasar sampah! Dasar pengkhianat! Kubunuh kalian dasar brengsek! "

"Aaaarrrrghh! "

Anak gemuk itu terlihat putus asa, dia terus berteriak kepada para pengkhianat yang meninggalkannya untuk mati demi keselamatan mereka sendiri

Dia marah, sedih, putus asa dan terus menangis, dia bahkan meraung saking marahnya kepada para pengkhianat itu. Tapi mereka tidak berhenti berlari... Mereka bahkan tidak berbalik.....

"Apakah sudah selesai..... "

Suara datar dan dingin terdengar di belakangnya, dia membalikan badannya dan menatap kebelakang, sosok anak kecil yang memiliki mata merah dan memegang pedang darah mengintimidasinya, dia segera menggelengkan kepalanya dan berkata dengan putus asa

"T-Tidak tolong maafkan aku "

"Aku mengaku, aku salah jadi- "

CRASSH!

Sebelum si gemuk menyelesaikan kalimatnya, pedang darah sudah terlebih dahulu menebas kepalanya yang menyebabkan kepalanya terpotong dan menggelinding seperti bola di tanah dengan darah yang menyembur dari lehernya

Ezra memandangi mayat anak itu dengan dingin, lalu dia melihat kearah anak lain lari, disana mereka sudah tidak terlihat sama sekali

----------------

Di jalanan hutan yang tidak jauh dari tempat Ezra tadi, tiga orang anak itu sedang berlari menuju desa, mereka berlari dengan menghindari serangkaian rintangan yang ada didepan mereka

"Bos, suara si gemuk sudah tidak ada..... "

Menyadari suatu keanehan, si kurus bertanya kepada bos nya tapi dijawab dengan bentakan dari si bos

"Tutup mulutmu dan teruslah berlari! Selama kita bisa mencapai desa dan melaporkannya kepada penjaga, kita pasti bisa selamat! "

Si bos berkata dengan sedikit percaya diri sehingga si kurus sedikit tenang, tapi si botak masih memiliki keraguan

"Tapi apakah kita bisa sampai desa? Kita sedang dikejar oleh iblis-"

SWOOSH!

JLEB!

"Aaaargh! "

Tepat saat si botak menyelesaikan kalimatnya, sebuah rantai darah yang memiliki bilah tajam diujungnya melesat dan menembus perutnya

Dia berteriak kesakitan dan rantai darah itu menariknya kebelakang dan menjatuhkannya dengan keras ditanah

"Bossss! Tolong aku!!! "

Si botak berteriak dengan putus asa memanggil si bos, si bos dan si kurus menoleh kebelakang dan melihat Ezra dengan mata merah menyala dan dan wajah dingin tapi haus darah tepat dibelakang si botak

"Tutup telingamu dan teruslah berlari! " kata si bos kepada si kurus yang masih disampingnya dan dijawab dengan anggukan gugup

"Bossss! "

Si botak putus asa saat si bos meninggalkannya sama seperti si gemuk, dia menggeliat di tanah dengan rantai darah yang masih menembus perutnya dan ususnya yang mulai keluar

Tap!

Dia mendengar keberadaan seseorang dibelakanya lalu dia membalikan tubuhnya dengan banyak usaha, dia melihat Ezra tepat depannya, Ezra mengulurkan tangannya ke depan dan berkata dengan dingin

"Matilah.... "

"Hiiiik! T-Tidak! Kumohon! "

Rantai di perutnya mulai bergemuruh yang membuat seluruh isi perutnya terkoyak dan rasa sakit yang luar biasa dirasakan anak berumur 10 tahun itu

"Aaaaarrrghh! Kumohon....! Hentikan!!! "

BRUUUSH!

JLEB! JLEB! JLEB!

CRASSH....

Puluhan bilah dari darah muncul didalam perutnya dan menembus serta menghancurkan tubuhnya, anak itu langsung tewas tidak berkutik dengan mata penuh terror dibawah tatapan dingin Ezra

----------------

Disisi lain kedua anak itu masih berlari dengan menutup kedua telinganya, walaupun begitu suara teriakan putus asa dari si botak dan suara bilah yang tajam masih memasuki otak mereka

Mereka berdua gemetaran dan bergidik ngeri tapi tekad mereka untuk bertahan hidup masih kuat

Tap! Tap! Tap!

Sebuah suara langkah kaki lain memasuki pendengaran mereka, mereka memalingkan kepala dan melihat kebelakang dengan mata yang membulat sempurna

Ezra sudah berada tepat dibelakang mereka, mereka tidak mempercayai apa yang mereka lihat, Ezra berlari lebih cepat daripada mereka

"Ini mustahil... Apa yang akan kita lakukan sekarang, bos! "

Anak kurus bertanya kepada si bos, berharap dia mempunyai jalan keluar untuk situasi ini

"....."

Si bos tidak menjawab, dia justru menatap si kurus dengan putus asa

"Bos! Kenapa kau menatapku seperti itu? " si kurus terlihat kebingungan saat melihat tatapan si bos pada situasi yang buruk ini

"Maafkan aku.... Aku akan mengucapkan salammu kepada orang tuamu.... Jadi... Tolong matilah dan ulur waktu untukku..."

"Eh? Bos! apa maksu-"

BRUK!

Sebelum si kurus menyelesaikan kalimatnya, si bos mendorongnya hingga dia terjatuh dan beguling seperti bola di tanah....