webnovel

EP. 027 - Tersesat

Jangkar kapal ditarik. 12 layar kapal dibentangkan. Para pedayung mengeluarkan dayungnya. Kapal mulai bergerak perlahan. Kecepatan kapal bertambah saat para pedayung menggerakkan dayungnya. Ratu Alatariel memandangi kapal itu hingga tak terlihat lagi.

Tiga hari kemudian, kapal tim Araukaria berlabuh di dermaga Kerajaan Eldamanu. Araukaria harus membayar sejumlah uang untuk biaya parkir kapal selama beberapa hari. Itu adalah aturan dari Kerajaan Eldamanu.

Ada 10 anggota tim Araukaria yang berangkat. Mereka yaitu Jenderal Calvin, Dhafi, Darsh, Ezra, Eiham, Ghazi, Hoshi, Ian, Ren, dan Jiru. Setibanya di Kerajaan Eldamanu, mereka langsung memesan penginapan sebagai basecamp dan tempat menyusun strategi.

"Kita harus mulai dari mana? Ini pertama kalinya saya ke Gaharunu", kata Jiru.

"10 ton sarin itu banyak dan sudah disimpan dalam waktu yang lama. Butuh tempat yang besar, aman, tak terduga, dan yang strategis sehingga bisa dipindahkan dengan cepat dan aman", kata Jenderal Calvin.

"Gaharunu itu luas, Jenderal", kata Ren.

"Lokasi Sarin tidak akan jauh dari pelabuhan. Gaharunu hanya punya dua pantai, yaitu di barat dan timur. Ada 7 pelabuhan di pantai barat dan 3 pelabuhan di pantai timur. Akan sangat sulit untuk memindahkan sarin via jalur darat", kata Jenderal.

"Berarti kita bisa berpencar. Satu orang mengintai satu pelabuhan", kata Dhafi.

"Ide bagus. Kita akan berangkat dua hari lagi. Untuk sekarang, kita beristirahat dan mengumpulkan perbekalan. Kita juga bisa jalan-jalan untuk membeli kuda tapi kita lakukan besok saja. Hari sudah malam, kita istirahat saja dulu untuk hari ini", ucap Jenderal Calvin.

Keesokan harinya, Dhafi, Ghazi, Hoshi, Ian, dan Jiru bertugas untuk membeli kuda. Mereka perlu berjalan dua kali pulang pergi untuk membawa kuda ke penginapan. Darsh, Ezra, Eiham, dan Ren berbelanja bekal makanan dan kebutuhan yang lain. Sementara, Jenderal Calvin berjaga di penginapan. Dia memandangi peta Kerajaan Gaharunu.

Jenderal memperkirakan tempat menyimpan sarin. Tempatnya di darat atau di laut. Jika diletakkan di laut, maka kemungkinan berada di sebuah kapal kuno berukuran besar. Kapal harus terbuat dari logam agar tidak mudah lapuk. Jika diletakkan di darat, maka ada kemungkinan untuk di simpan di bawah tanah atau gua yang tertutup.

"Kami pulang. Sedang apa, Jenderal?", ucap Darsh

Darsh, Ezra, Eiham, dan Ren kembali sambil membawa barang belanjaan. Setelah meletakkan barang belanjaan di tempat aman, mereka duduk bersama Jenderal Calvin.

"Ada beberapa kemungkinan tempat penyimpanan sarin. Satu, di dalam kapal kuno. Dua, di bawah tanah. Tiga, di gua yang tertutup", kata Jenderal Calvin membuka percakapan.

"Tempat yang aman untuk 50 tahun. Tidak mungkin di tempat yang mudah terendam air. Wadah sarin akan mudah rusak jika begitu", kata Eiham.

"Besok kita akan berpencar, kita catat semua tempat yang mencurigakan", kata Jenderal Calvin.

Hari sudah berganti. Semua rombongan Araukaria berangkat ke Gaharunu. Ternyata perbatasan Gaharunu dijaga ketat. Tidak boleh ada warga kerajaan lain yang masuk ke wilayah Gaharunu. Padahal, Ratu memerintah mereka untuk melakukan misi diam-diam. Jadi, tidak ada surat tugas dan tanda identitas yang bisa diperlihatkan pada para penjaga.

Untungnya, mereka segera bersembunyi setelah melihat penjaga batas. Jadi, tidak ada satupun penjaga yang melihat rombongan Araukaria. Mereka bersembunyi ke dalam hutan.

Tim Araukaria memilih untuk beristirahat sebentar dan mendirikan tenda di tengah hutan. Perjalanan dari penginapan dekat pelabuhan Eldamanu hingga perbatasan Gaharunu membutuhkan waktu 10 jam. Wajar jika mereka membangun tenda untuk beristirahat.

Keesokan harinya, Ezra melihat warga sedang mengendap-endap di dalam hutan. Karena penasaran, Ezra mencoba mengikuti mereka. Ternyata mereka memasuki sebuah gua. Ezra pun juga ikut masuk ke dalam gua. Dia teringat perkataan Jenderal bahwa sarin mungkin berada di dalam gua.

Ternyata gua itu bercabang-cabang. Ezra saat itu tidak membawa apapun. Dia tidak membawa bekal dan tidak membawa penanda juga. Jika menggores stalagmit dan stalaktit akan menimbulkan suara keras dan dia ketahuan. Setelah berpikir lama, dia memutuskan untuk kembali saja.

"Jenderal, aku tadi melihat sesuatu", kata Ezra.

"Melihat apa?" tanya Jenderal.

"Aku melihat ada beberapa warga yang memasuki sebuah gua. Saya ingin mengikuti mereka namun gua itu memiliki banyak cabang. Tadi saya tidak membawa apapun sebagai penanda. Jadi, aku kembali lagi kesini", jawab Ezra.

"Kira-kira panjang gua seberapa?" tanya Jenderal.

"Saya tidak tahu", jawab Ezra.

"Ini ada tali. Kita bisa gunakan ini untuk penanda. Agar lebih aman, kita mulai ikat tali ini sejak di cabang pertama. Jangan diikat di pintu gua", kata Jenderal.

"Lalu, siapa yang akan masuk ke gua?" tanya Hoshi.

"Karena kita masih tidak tahu itu gua apa dan kondisinya bagaimana. Lebih baik Ian dan Ezra yang masuk. Yang lain tunggu di sini saja. Mau?" kata Jenderal.

"Ya", kata Ezra dan Ian bersamaan.

Ezra dan Ian memasuki gua misterius. Mereka mengikatkan tali di cabang gua pertama. Cabangnya ada dua jalur.

"Pilih kanan atau kiri?" tanya Ian.

"Kanan", jawab Ezra singkat.

Ezra dan Ian berjalan memasuki cabang bagian kanan. Mereka terus berjalan sambil meletakkan tali. Ternyata, sekarang mereka bertemu tiga cabang.

"Pilih yang mana?" tanya Ian.

"Nah, itu aku tidak tahu. Aku tidak mengikuti warga sampai ke sini", jawab Ezra.

Di sinilah masalah mulai muncul. Ternyata gua yang mereka masuki memiliki jalur yang rumit. Namun karena mereka masih membawa tali, mereka memutuskan untuk tetap maju hingga talinya habis. Kalau habis tinggal kembali lagi.

Ezra dan Ian memilih jalan sesuka hati mereka. Kadang lurus, kadang kanan, kadang kiri. Tapi mereka cerdas. Mereka menandai jalur yang sudah dipilih dengan pita kain kecil. Mereka juga mencatat jalur dan cabang di kertas. Kertas ini nantinya akan digunakan sebagai peta.

Jika tersesat dan tali habis, mereka kembali lagi, lalu pilih jalur baru lagi. Tersesat lagi, kembali lagi, pilih jalur baru lagi. Mereka melakukan itu berkali-kali dan berulang-ulang. Merasa lelah. Mereka memutuskan untuk kembali ke basecamp.

"Ezra, Ian. Akhirnya kau kembali juga!" sapa Ren.

"Rasanya seperti berputar-putar di dalam labirin. Masih mending jika di dalam labirin karena terkadang ada jalan buntu. Di dalam sana tidak ada jalan buntu sama sekali", kata Ian.

"Kalian tahu tidak? Kalian sudah berada di dalam gua selama 2 hari, lho!" kata Hoshi.

Ucapan itu langsung membuat Ezra tersendak saat sedang minum. Ezra berusaha menenangkan dirinya yang sedang terbatuk-batuk.

"Masak, sih?" kata Ezra tak percaya.

"Pantesan aku merasa haus, lapar, dan capek banget. Makanya itu aku mengajak Ezra untuk kembali lagi ke tenda", kata Ian.

"Tapi aku tetap punya firasat kalau gua ini akan membawa keberuntungan", kata Jiru.

"Baiklah, kalian istirahat saja. Jika gua ini benar-benar penting. Maka akan ada warga lokal yang memasukinya lagi. Saat itu terjadi, kita ikuti saja mereka", kata Jenderal.

"Berarti harus ada giliran jaga", kata Ghazi.

"Benar, kita harus bergantian jaga. Untuk Ezra dan Ian, kalian istirahat dulu. Hari ini biar kami yang berjaga duluan", kata Jenderal Calvin.