webnovel

pilihan yang sulit

Beberapa hari telah berlalu Theo sudah tidak menggunakan tongkat dan sudah bisa bermain bola, Theo sedang bermain bola, sendiri di halaman belakang asrama sampai suatu ketika ia teringat akan handphone yang ia tinggalkan di meja ruang tengah, seketika Theo berlari ke ruang tengah dan ia melihat Kotono di ruang tengah melihat ke arah handphone Theo yang berdering dengan adanya panggila dari manajer FC Tokyo tapi Theo menamai kontaknya dengan nama Foxtrot Tango, Theo dengan cepat mengambil Handphonenya dari meja ruang tengah, Kotono kaget dan bertanya "siapa itu?" dan Theo menjawab "bukan siapa-siapa".

Theo kembali ke halaman belakang dan menjawab panggilan itu "ya ada apa?" ucap Theo, "begini, sebenarnya ada tawaran dari Manchester united untuk kamu apa kamu mau bernegosiasi dengan mereka dan pindah ke manchester?" ucap sang manajer FC Tokyo, "apa kau serius? memangnya negosiasi itu akan dilakukan dimana" tanya Theo, "kalau lokasi pastinya belum tahu tapi itu akan dilakukan di Tokyo kok" jawab manajer FC Tokyo, lalu Theo dan manajer FC Tokyo berbincang tentang perpindahan Theo ke Manchester united.

Keesokan harinya Theo mendapat kabar tentang negosiasi itu akan diadakan dimana dan kapan dan Theo cepat cepat mengabarkan Kino tentang itu semua dan memintanya untuk membantunya saat negosiasi dan mereka berdua pun langsung menuju tempat yang diberitahukan oleh manajer FC Tokyo, sesaat sebelum mereka memasuki tempat itu Kino bertanya padanya "apa kau siap?" dan Theo menjawab "iya", mereka berdua pun langsung memasuki tempat tersebut ia melihat manajer Manchester united menunggu mereka di satu meja dan mereka berdua pun menghampirinya.

mereka dipersilahkan duduk dan mereka memulai negosiasi tentang gaji, berapa lama kontrak Theo di Manchester united, dan apa peran Theo di tim Manchester united. Negosiasi itu tidak berjalan lama karena Theo tidak memiliki kriteria minimal dari hal-hal yang di negosiasikan, pertanyaan terakhir dari manajer Manchester united adalah "apa kamu menerima tawaran dari kami?", Theo tidak terlalu kaget dengan pertanyaan itu dan ia susah menjawabnya ia berpikir tentang Kisa dan para idol yang akan ia tinggalkan di jepang dan pergi ke inggris "a-aku" Theo sangat ragu menjawab pertanyaan ini, apakah ia akan menerimanya.

setelah semuanya selesai dinegosiasikan dan mereka ingin beranjak pergi Theo, manajer Manchester united berkata "Theo, Keputusanmu bukan diambil disini tapi nanti saat kau menandatangani kontrak, kau bisa menolak disana" Theo hanya tersenyum dan mengangguk, lalu Kino dan Theo pergi dari tempat itu, di jalan pulang mereka bercanda tentang pembahasan disana "katanya kau siap kelihatannya tapi tadi tegang banget" ucap Kino, "kukira yang datang cuma orang agen seperti di FC Tokyo tadi itu langsung manajernya" balas Theo, tidak begitu lama mereka pun sampai di asrama.

Keesokan harinya Theo pergi kesekolah seperti biasa bersama Kisa, Hisa, dan Sakura, hari-hari sekolah dijalankan seperti biasa sampai saat jam istirahat Theo dan Kisa pergi berdua ke atap sekolah dan ternyata mereka ditunggu Karla, Ito, dan Yori Kisa bingung kenapa mereka semua ada disana "ini kenapa?" tanya Kisa, "jadi gini sebenarnya Theo belum ingin memberitahumu tentang ini tapi kau harus tau sebelum terlambat" jawab Karla, "sebelum terlambat?" tanya Kisa, "singkatnya Theo dan Karla akan kembali ke jerman dalam 2 hari" ucap Ito tentu Kisa kaget dengan ucapan Ito Kisa pun langsung lemas dan hampir terjatuh untungnya Theo dengan sigap menangkap Kisa "aku tidak apa-apa" ucap kisa yang berdiri kembali "kalian sudah liat kan kenapa aku tidak ingin memberitahunya" ucap Theo "kau itu orang penting bagi mereka aku sudah tau bakal begini?" jawab Ito "memangnya kau tau apa tentang mereka berdua" ucap karla, Karla dan Ito berdebat karena Karla berpikir Ito tidak tahu apa-apa tentang Theo.

mereka berdua pun ditenangkan oleh Yori dan Theo dan Kisa hanya duduk terdiam di bangku atap tidak bisa berkata-kata karena ia berpikir semi-final kejuaraan venus akan dilaksanakan dalam 3 hari dan Theo tidak bisa melihatnya lalu tiba-tiba Karla berkata "kita tidak akan lama kok" "kita disana hanya 5 hari kok kau tenang saja", Theo melihat Karla dengan bingung "sepertinya kita harus berbicara" ucap Theo kepada Karla. Theo dan Karla pun turun sebentar.

"apa maksudmu?" tanya Theo "memang benar nanti kita hanya pergi selama 5 hari kau pergi ke inggris saat bulan sudah berganti, Theo kita memang akan pergi ke jerman kewarganegaraan kita" jawab Karla "kau tahu?" tanya Theo "aku tahu soal Douglas, aku tahu soal kepindahanmu ke inggris dan aku juga tahu soal keluargamu" jawab Karla "soal orang tuaku simpan saja jangan sampai ada yang tahu" ucap Theo dan mereka berdua pun kembali ke atas saat Theo kembali ke atas Kisa langsung bertanya kepadanya "apa aku harus memberitahu yang lain?", "beritahu saja jika aku sudah ingin berangkat" jawab Theo "kak Kisa perpisahan sudah pasti akan terjadi apalagi dia bukan orang dari negara ini suatu saat dia memang harus pergi dan jika itu terjadi tidak ada yang bisa kita lakukan kecuali mengharapkannya kembali" ucap Yori, "kau ada benarnya juga, tumben bisa berkata seperti itu apa kau lagi sakit?" tanya Ito, "tidak, aku memang diam tapi saat diperlukan aku bisa seperti itu kok" jawab Yori, bel pun berbunyi dan mereka kembali ke kelas masing-masing.

Jam sekolah pun sudah lewat dan mereka pun pulang ke asrama diperjalan wajah Kisa masih murung, sebenarnya ini bukan pertama kalinya dia begitu dia juga pernah merasakannya saat dia dulu berpisah grup dengan adiknya Hisa saatmasih pembentukan grup dulu lalu Sakura bertanya "kau kenapa? raut wajahmu seperti dulu" dia bertanya sambil bercanda, "aku.. tidak apa-apa" jawab Kisa itu cukup menghawatirkan mereka.

pada malam itu Theo mengajaknya di balkon asrama sambil melihat bulan, sesampainya Kisa disana Theo memegang tangannya dan memulai pembicaraan "hei ini semua akan baik-baik saja percaya padaku","tapi kau akan pergi dari sini" ucap Kisa,"mungkin aku pergi tapi percayalah aku selalu menjadi bagian dari kalian dan itu tidak akan berubah sampai kapan pun, tersenyumlah seperti yang biasa kau lakukan dan jangan pikirkan aku, aku pasti selalu berada diantara kalian" Theo berhenti sejenak dan lanjut berkata "aku tahu kau kuat untuk menyimpan ini menyimpan kepergian orang tidaklah mudah dan aku juga tahu itu" saat Theo berkata seperti itu mata Kisa mulai mengeluarkan air mata dan Theo mengusap air mata itu "sudah tidak apa malam ini cobalah untuk menganggapnya seperti biasa saja" ucap Theo dan Kisa hanya mengangguk dan pergi ke kamarnya.

Keesokan harinya saat ingin latihan pagi Kisa sudah bisa tersenyum seperti biasa padahal ia masih kepikiran tentang Theo.