webnovel

Chapter 6

Seusai nya perkenalan diri di depan yang membuat seisi kelas terheran heran dengan ucapan Garron, guru tampak tak menyukai Garron yang terus terang mendekati kedua putri Floire.

Garron kembali duduk dengan seiring langkahnya ia mendapatkan tatapan sinis dari teman temannya, terlebih lagi Agatha ia menaruh rasa curiga yang besar dengan Garron.

Guru pun berdiri ia mulai membuka mulutnya untuk menyampaikan materi, tapi sebelum itu dia bertanya terhadap Garron, "Apa saja yang sudah kamu kuasai?"

Mendengar hal itu Garron dari kursinya menjawab dengan seadanya, ia tak melebihkan skill sihirnya, "Tidak banyak, tapi lebih dari satu."

Guru merasa bersyukur dan cukup menyakini Garron, dia menepuk tangannya dengan sanjung dan berkata, "Oh, baiklah jika ada yang tidak mengerti bisa tanyakan kepada teman sekelasmu, karena disini materi akan terus berlanjut."

Garron menatap senyum ke Anatha ketika guru menyuruhnya untuk bertanya ke teman sekelas, tentu tatapannya dibalas oleh Agatha, dengan lagaknya Agatha membalas tatapannya dengan menunjukkan dua jari dari matanya ke arah mata Garron, ia sedang menggertak.

Garron membalas dengan senyuman tipis lalu kembali melihat guru yang mulai menjelaskan, suasana kelas aman damai tidak ada pertikaian, tapi ketika guru mulai menjelaskan tentang buku sihir yang bisa menyimpan semua barang dengan bayaran energi dari sang pengguna, buku itu bernama Magical libri, nama yang singkat itulah mereka memanggil buku dengan sebuah mantra yang menyelipkan nama pengguna.

Buku dengan pena berisi tinta energi biasanya digunakan oleh para pribumi yang mendapatkan kesempatan untuk sekolah di Magical Florest, karena bukan bangsawan energi yang dihasilkan tentu lebih sedikit dengan adanya Magical libri menghemat penggunaan energi, setidaknya tidak membuat kelelahan.

Semua menyimak dengan baik, tanpa aba aba guru memberikan sebuah pertanyaan ke pada Garron yang belum terbukti secara sah bahwa dia bisa atau tidak, jika tes pengetahuan mantra itu bukanlah hal valid untuk dilakukan, karena mantra itu sendiri bukan untuk dihapalkan, mereka mewajibkan para penyihir lulusan Magical Florest untuk mengerti kata demi kata yang mereka baca lalu disusun dengan beberapa panduan yang dijelaskan di buku Magical libri.

"Apa pendapat mu jika seseorang seenaknya membuka pikiranmu, hanya karena ia penasaran?" Garron dibuat kebingungan ia bahkan tak mendalami bahwa Magical Florest menyediakan jasa untuk membuka pemikiran orang lain, Garron berpikir jangan jangan ada yang bisa melihat masa depan?

"Jika seenaknya membaca atau memasuki bahkan mengubah, pasti itu adalah hal terlarang bukan?" dengan yakin Garron menjawab pertanyaan guru, dimana seisi kelas benar benar melihat kearahnya.

"Benar sekali, jika kamu tau pembaca pikiran atau pengubah masa depan itu adalah pelajaran terlarang dan tidak pernah kami terapkan di sekolah ini, untuk menghindari adanya kejadian yang tidak diinginkan."

Garron sedikit bingung dengan pernyataan yang diucapkan guru tersebut, "Apa sebelumnya pernah terjadi masalah?" disaat berpikir, Garron mendengar teman temannya dibarisan belakang yang berbisik bisik, "Padahal dulu sebelum periode kita, pelajaran itu masih dijalankan."

"Iya kalau gak salah periode dari periode 1 terus nih, denger denger katanya berhenti pas periode 2, berarti gak lama dong?"

Garron mendengar jelas hal tersebut, dia berpikir apakah ini sebuah takdir dia baru saja memikirkan hal tersebut tak lama ia malah mendapatkan sebuah petunjuk.

Belum menjawab pertanyaan teman sebangkunya, guru didepan sudah menegur mereka dengan berkata, "Suara kalian itu dibelakang, mau dibuat buat seperti suara semut juga saya dengar ya! jangan main main dengan masa lalu, ia dibuat berlalu karena tak baik untuk kedepannya." ujar sang guru menunjuk mereka dengan sebuah pena tinta kayu yang terlihat tua dengan beberapa ukiran.

Ukiran tua yang sangat membekas di sebuah pena tinta dengan berbahan kayu, serta tinta yang digunakan berasal dari energi dari penggunaannya, tak diragukan lagi guru yang saat ini mengajar bernama "Ms.Helen Eundrope" dengan nama belakang yang melambangkan kebesaran dari bangsawan, Ms.Helen dapat menulis sebanyak itu dipapan tulis dengan energinya, Ms.Helen sendiri pernah menjadi guru materi terfavorit di Magical Florest, mengapa hal itu terjadi?

"Baiklah, materi sampai sini saja kalian salin dan pahami, sebelum jam pelajaran berakhir saya akan menanyakan materi hari ini, tidak ada yang berlaku curang tidak boleh liat buku, bahkan jika saya suruh praktek ke depan, harus maju, jika jam mengisi energi kalian terpotong saya tidak tanggung." ucap Ms.Helen dengan tegas.

"Mengapa ia tidak bertanggung jawab? secara jika energi habis berarti tidak bisa mengikuti pelajaran selanjutnya?" gumam Garron terheran heran.

"Waktu kalian hanya 5 menit untuk berpikir, ingat! 5 menit satu orangnya jika lebih kalian harus membayar konsekuensinya."

Dengan polos Garron mengacungkan tangan di dalam keadaan yang sedang tegang, ia bertanya, "Apa konsekuensinya, Ms?"

"Kamu ini harusnya sebelum sekolah baca buku panduan dong! pantas saja pelatih aliran pikiran kalian, ngomel ngomel, Sina tolong beri tahu Garron."

Nama Sina, membuat Garron menoleh kehadapan nya, Sina menunjuk dirinya dengan menatap Ms.Helen, mengekspresikan kebingungan, dengan tegas Ms.Helen menjawab, "Memang nama Sina dikelas ini ada seribu orang?"

Sina menunduk malu, ia menatap Garron sambil berdiri dan menjawab, "Konsekuensi terkhusus pelajaran Ms.Helen adalah membayar dengan Energi yang dimasukkan kedalam sebuah buku berbentuk tulisan, buku tersebut hanya dipegang oleh Ms.Helen dan itu akan digunakan kembali jika selama berada di sekolah atau jam pelajaran, murid merasa kehabisan daya energi."

Jelas Sina dengan detail, Garron pun memperhatikan nya dengan seksama saat ingin duduk Garron dengan entengnya mengajukan pertanyaan lagi, "Maaf untuk saat ini, Ms saya penasaran bagaimana cara pengembalian energi yang sudah ditulis?"

Seisi kelas tertawa keras, layaknya paduan suara hasil dari suara tawa mereka begitu jelas dan nyaring, Garron melihat sekeliling dengan kebingungan menoleh sana sini, bahkan Anatha sekalipun tertawa tipis, sedangkan Agatha ia lah penyumbang suara paling keras, Ms.Helen berpikir apakah seleksi sertifikat white children seceroboh itu? mengapa anak dengan dibawah standar malah diloloskan.

"Sumpah ni anak bego banget."

"Hahahaha, demi apa dia lagi ngelawak."

Ucapan demi ucapan yang dilemparkan untuk Garron harus dengan nada tertawa merendahkan, Garron yang sedari tadi berdiri pun memutuskan duduk, ini bukan tempat untuk dia.

Garron menerima banyak ujaran kebencian dari teman temannya bahkan teman sekelasnya sendiri, dengan sedih menunduk ia meratapi mengapa nasibnya begini, "Kukira dengan masuknya aku di Magical Florest bisa menyemangati hidupku, ternyata aku salah." ungkapan hati Garron ia tuliskan melalui energi sedihnya dengan sebuah tulisan berbentuk aneh, sangat tidak biasa.

****

"Haduh, cukup cukup, simpan energi kalian jangan jadi orang bodoh yang menghabiskan energi kalian dengan menertawakan orang, Garron, Ms akan menjawab pertanyaan yang membuat mu penasaran, bukan?" ucap Ms.Helen sembari berjalan mendekati meja Garron.

Ketika berada di depan meja, telat sebuah buku dengan lembaran yang terbuka menuliskan dua baris kalimat yang membuat mata Ms.Helen terbelalak.