webnovel

fletri

jika bagimu mengungkapkan sangat penting, tapi bagiku memendam itu lebih baik. merasakan sakit dan senangn nya sendiri tanpa dikerahui.

dhyust · Teen
Not enough ratings
2 Chs

part 2

Kantin. Keramaian selalu diciptakan oleh tempat ini. Semua orang pasti akan kesini tidak memandang jika mereka ada kelas atau sedang free. Sama hal nya seperti Rana dkk. Mengisi perut di waktu kosong itu menjadi keistimewaan. Pasalnya jam istirahat masih sangat lama untuk berbunyi dan mereka sudah duduk manis menikmati makanannya masing-masing.

"Rana"Mereka menengok ke sumber suara.

"Kak Sya. Kenapa kak?" Tanya Rana yang memang kakak kelasnya mempunyai keperluan kepadanya.

"Gue mau ganggu lo. Tolong lo obatin siswa di UKS dong gue ada kuis di kelas" pinta Ersya yang merupakan ketua dari ekskul PMR yang Rana ikuti.

"Iya kak ga papa"jawab Rana kepada Ersya dan Ersya langsung pergi ke kelasnya.

"Gue ke UKS dulu lo pada kalo ke kelas duluan aja"

Rana langsung melenggang ke UKS. Membawa langkahnya menyusuri koridor yang sunyi.

Setelah sampai ia memasuki UKS. Kok ga ada orang? batin Rana bertanya pasalnya ia sudah mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan tetapi tidak ada orang, lalu apa yang dikatakan kakak kelasnya itu.

"Balik ke kelas lagi aja lah"

***

"Assalamualaikum" seluruh penghuni kelas mengarahkan matanya ke arah pintu.

"Rana, dari mana kamu kenapa kamu telat??"tanya sang guru yg sedang mengajarkan perhitungan kepada muridnya.

"Maaf bu. Saya dari UKS tadi ada anak yang luka"jawab Rana sambil menghampiri guru tersebut dan meminta salim kepadanya.

"Ya sudah duduk" ucapnya dan melanjutkan menerangkan pelajaran.

Ditempat lain. Seorang lelaki juga baru saja memasuki kelasnya.

"Heh tole"cegah guru tersebut.

"Haduh bapake nama saya Dinar bukan tole"ucap Dinar sambil mengusap wajahnya ia lelah memberi tahu gurunya yang satu ini yang selalu memanggil nya tole padahal sudah berkali-kali ia memperkenalkan dirinya tetapi selalu saja salah menyebutkannya.

"Ya itu lah. Dari mana kamu?"tanya nya mengalihkan pembicaraan.

"UKS pak nih kaki saja berdarah"jawab Dinar sambil memperlihatkan kaki bagian betis yang dibalut perban.

Guru tersebut mengarahkan pandangan nya ke arah kaki Dinar. "yasudah sana kamu duduk"ucapnya.

Dinar pun melangkah ke bangku paling belakang tempatnya duduk dengan Kano.

"Ngapain sih lo No serius bener"ucap Ghale.

"Lo ngapain gambar kipas angin?"tanya Rian menenggok ke depan. Bukannya menjawab Kano malah mendirikan bukunya yang bergambar kipas tersebut tepat di depan mukanya. " Gerah gue nih kelas panas banget,banyak dosa" jawabnya.

Tawa mereka meledak dan membuat penghapus tiba-tiba melayang ke arah mereka.

"Heh kalian suruh siapa kalian tertawa, ada yang lucu!!"ucap guru tersebut. "keluar kalian semua".

Mereka keluar menuruti perintah guru tersebut dari pada berdebat dan urusannya panjang dan akan berujung ke penambahan hukuman mereka. Mending pasrahkan.

***

Tetttt

Bel pulang berbunyi. Pelajaran demi pelajaran sudah mereka lalui hari ini. Para siswa dan siswi berhamburan ke luar dan menimbulkan kebisingan di setiap ruangnya. Sama hal nya di kelas Xl mipa 1 keadaannya tidak terlalu jauh dengan kelas lainnya.

"Eh ya Ran yang tadi lo ke UKS emang ada yang sakit?"tanya Aqia yang sudah selesai membereskan buku-bukunya.

"Iya Ran emang ada yang sakit?" Karin yang juga kepo sama seperti Arin.

Rana yang masih membuat catatan menghentikan tangannya dan menghela nafas."jadi gini tadi tuh gue...

Flashback on

Kok ga ada orang? batin Rana bertanya pasalnya ia sudah mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan tetapi tidak ada orang, lalu apa yang dikatakan kakak kelasnya itu.

"Balik ke kelas lagi aja lah"

"Auuuuwww...ssstt"

Mendengar suara rintihan seseorang, Rana menbalikkan badannya kembali dan menuju ke pojok ruangan yang di sekat oleh lemari anatomi tubuh manusia dan rak obat-obatan. Ia melihat cowo yang sedang meringis meniup-niup kakinya yang mengeluarkan darah. Sadar dengan kehadiran seseorang cowo tersebut mendongakkan kepalanya.

Rana melihat lebih dekat luka cowo itu dan berjalan menuju rak untuk mengambil p3k.

"Lo anak pmr?bantuin gue dong"pintanya.

Sebenarnya tanpa disuruh pun Rana pasti akan mengobatinya toh ini tanggung jawabnya kan. Rana menuju cowo itu dan berlutut untuk membersihkan lukanya. Dengan telaten dan berhati-hati Rana membersihkan kaki cowo yang belum ia kenal. Yang ia tau cowo ini adalah anggota geng primadona sekolahnya denger-denger dari bacotannya si Aqia.

Setelah selesai membersihkan luka, Rana bergegas membereskan alat-alat yang tadi dipakainya dan pergi meninggalkan uks. Namun belum selanghkah ia melangkah tangannya dicekal.

"Thank"

"Sama-sama"

Flashback off

"Wah siapa Ran?"tanya Karin yang antusias kepo pengen tahu karna Zia mengobati seorang cowo.

"Gak tahu gue siapa. Gak kenal"jawab Rana seadanya.

"Yah lo mah. Tahu gitu gue ikut aja ya tadi sama lo"kata Aqia dengan suka yang disedih-sedihkan.

"Cowo mulu lo mah aneh. Udah lah kuy pulang udah sepi nih"ucap Karin yang sudah berjalan ke luar kelas.

***

Malam harinya Rana sedang berada di dalam kamar bernuansa abu-abu dengan bau khas mint milik kakak laki-lakinya. Ya Rana mempunyai kakak laki-laki bernama Arka Revano. Dirinya sedang melanjutkan study di Universitas Indonesia.

"Kak ajaran aku B.inggris" minta Zia yang sedang duduk di atas kasur Azka dengan buku cetak di pangkuannya dan sebuah pena ditangannya.

"Apa sih dek kerjain aja sendiri kakak sibuk" jawabnya tanpa menoleh ke arah adiknya sama sekali.

Rana yang mendengar jawaban dari kakak nya langsung menekuk mukanya. Jika ia bisa mengerjakannya sendiri dengan senang hati ia mengerjakan tanpa meminta bantuan orang lain.

"Ehh dek"

"Hmmm"

"Gimana kabar Arga??"tanya Arka tiba-tiba.

Rana terpaku dengan pertanyaan kakaknya itu.

"Mana tau. Masa bodo aku sih" jawabnya.

"lagian ngapain sih nanyain dia segala" lanjut Rana dan berdiri meninggalkan kakaknya.

"Eh mau kemana beresin dulu tuh bukunya"ucap Arka kala Rana yang sudah ada di ambang pintu.

"Bodo amat".

***

Kini Rana dan kawan-kawan sedang berada di kantin. Mereka duduk di kursi tengah supaya dekat untuk memesan makanan.

"Eh qi itu Dinar sama temen-temennya"ucap Arin.

"Eh iya Rin. Aduh ganteng banget sih mereka"Aqia yang sedang makan berhenti ketika mendengar ucapan Karin dan matanya menjari objek yang ditujunya.

"Aduh apalagi si Dinar tamvan sekali babang akuh tuh"

"Cakepan juga Kano"kata Karin.

Rana yang sedari tadi diam mengangkat wajahnya dan melihat objek yang sama seperti sahabatnya.

"Emang mana sih yang namanya Dinar sama Kano itu?" Tanya Zia pada kedua temannya.

"Itu loh yang duduk paling pojok Kano sebelahnya Rian, dan yang lengan bajunya ditekuk itu Dinar" jelas Aqia panjang lebar.

Itu cowo yang gue obatinkan. ucap Rana dalam hati. Dan mereka melanjutkan makanannya tanpa ada jawaban lagi dari Rana. Lalu mereka menuju ke kelas tetapi berbeda dengan Rana. Dia menuju ke UKS untuk jaga. Rana duduk di tempat jaga dan menenggelamkan kepalanya di atas meja.

Tidak beberapa lama ada yang mengetuk meja. Ia mengangkat kepalanya dan terdapat seseorang yg waktu itu ia obati kakinya.

"Nama lo siapa??gue Dinar"tanyanya dan menyodorkan tangannya untuk berkenalan.

"Rana"jawabnya tanpa membalas jabatan tangan Dinar. "lo butuh ap??"

"Ada minyak angin?"

Rana berdiri menuju lemari obat dan mengambilkan apa yang Dinar butuhkan dan memberikannya.

"Makasih. Gue pinjem bentar"kata Dinar dan langsung keluar dari UKS.