webnovel

Fire Twins

Dewa telah meninggalkan dunia. Kekaisaran Oblitus penguasa benua runtuh dan seluruh benua dibawa ke dalam kehancuran. Kejahatan bukanlah hal yang baru. Nyawa bukanlah barang berharga. Kedamaian hanyalah impian naif. Kelaparan dan kemiskinan menguasai benua.Bertarung atau mati, membunuh atau dibunuh, tak ada orang yang bisa dipercaya. Frans anak yang dianggap jenius, putra seorang pahlawan ,dengan keluarga yang lengkap dan bahagia bertahan sebagai seorang bangsawan perbatasan ditengah runtuhnya kerajaan dan invansi kedua kekaisaran. Meskipun begitu, "Haaa, apakah aku sebaiknya jatuh kesandung dan pura-pura lupa ingatan saja ya?". Kembarannya terlalu emosional, Ayahnya seorang pahlawan tapi selalu pesimis, hanya ibunya saja yang bisa dia percaya. Semua mengandalkannya sebagai 'jenius' tapi dia tak menyukainya. Perjalanan panjang tentang arti sebuah cinta,keluarga dan kekuatan menantinya.

Anthest_48 · Fantasy
Not enough ratings
18 Chs

Tawa Iblis

"Semua!!pertahankan posisi kalian!"

Seorang komandan yang memimpin penyerangan desa menyusun prajuritnya. Komandan pasukan yakin jumlah musuh mereka kecil sehingga mereka membuat formasi shieldwall menghadap ke arah datangnya pasukan kerajaan yang datang.

Baron Lancaster menunggangi kuda bergeak cepat bersama 20 prajurit lainya segera setelah keluar dari jalan hutan. Musuh didepan mereka berjumlah hampir 100 orang, tapi Baron Lancaster telah menyuruh beberapa pasukanya untuk bersembunyi di dekat desa dan menyerang mereka dari samping formasi musuh setelah sinyal diberikan.

Baron Lancaster mengambil pedang dari sarungnya.meskipun begitu prajurit di belakangnya mengambil busur dan anak panah lalu mulai membidik.

Butuh latihan keras dan keterampilan memanah yang tinggi untuk bisa memanah sambal menunggangi kuda.

"Tembak!"

Tak berselang berapa lama anak panah dilepaskan. bersamaan dengan itu pasukan yang bersembunyi di pepohonan keluar dan ikut melepaskan anak panah.

Pasukan kekaisaran yang terkejut dengan arah serangan yang tak terduga.

Keluar dari hutan Jhosua bersama pasukannya menyerang dari sebelah kanan formasi dan dari sebelah kiri seorang knight lainya memimpin pasukan bergerak menyerang formasi pasukan kekaisaran.

Kebanyakan dari mereka bukanlah pasukan ber armor namun mereka telah dilatih oleh baron.

Perbatasan bukanlah tempat aman, jadi penduduk setidaknya harus tau cara menggunakan senjata.

Pasukan dibawah pimpinan baron mulai mengganti senjata mereka dengan pedang. Anak panah dari depan tidak terlalu efektif namun serangan kejutan dari samping telah membuat celah ditengah kepanikan pasukan kekaisaran.

Memanfaatkan celah, baron mulai mendobrak pertahanan pasukan musuh. Beberapa musuh mulai mencoba menghujamkan tombaknya tetapi baron menebas musuh yang mencoba melakukannya.

Ia sempat terluka oleh tombak seorang prajurit tetapi dengan berkah dewa lukanya menambah kekuatan serangan baron. Musuh mulai melihat mahkluk seperti iblis menunjukkan taringnya.

Pasukan musuh yang mulai kehilangan semangat dan mencoba melarikan diri ditebas oleh pasukan baron.Pertempuran berakhir dengan cepat dan pasukan kekaisaran tidak ada yang selamat.

Baron kemudian mengarahkan pasukanya untuk membebaskan warga desa yang di tangkap. Beruntung bagi baron, komandan musuh di desa ini teramat sangat bodoh, kemungkinan ia belum lama mencapai jabatannya.

Komandan musuh tidak berusaha menggunakan penduduk sebagai sandera. Ia masih mengingat kejadian masa lalu saat dia masih seorang knight yang memimpin pasukan untuk menyelamatkan sebuah desa.

Komandan musuh tak segan membakar semua penduduk yang menjadi sandera saat tahu Ia datang. Sungguh pengalaman pahit,meskipun ia kuat tak berarti semua orang bisa ia selamatkan.

Sampai saat ini ia masih berfikir bagaimana menyelesaikan masalah masa lalunya agar kejadian yang sama tak terulang.

'Huuuu,benua yang penuh peperangan ini,bahkan orang baik pun akhirnya harus menerima sebuah kenyataan, selamatkan yang bisa diselamatkan, mengorbankan beberapa desa untuk sebuah kemenangan, meskipun kau memiliki kekuatan bukan berarti kau tak memiliki kelemahan…'

Segera setelah itu ia mengingat wajah kedua anaknya.Dua anak kembar yang sungguh berbeda. Aneh baginya tapi sangat lucu jika dipikirkan lebih lama. Baron melepaskan helm-nya .

Rambut pendek merah padam dan wajah penuh luka,tetapi tak sedikitpun luka tersebut yang merusak ketampanan wajahnya. Jhosua melihat ke arah baron dan berkata sambil berjalan mendekatinya.

"Tuan Lancaster,saya telah menemukan tuan muda saat bergerak di hutan dan langsung menyuruh beberapa prajurit untuk mengantar mereka ke kastil."

"Terima kasih Jhosua"

Meskipun Jhosua adalah teman seperjuangannya ketika ia menjadi baron dan Jhosua menjadi knight di keluarganya ia memanggilnya tuan setiap saat dan itu membuatnya sangat tidak nyaman.

Ia selalu berusaha memintanya untuk memanggilnya seperti biasa saat dulu dia masih seorang knight tapi upayanya sia-sia.

"Tuan Lancaster cukup mentraktir saya bir saat semua ini berakhir tuan hahaha!"

"Tentu saja,kita akan berpesta jika kita bisa bertahan sampai akhir di perang kali ini,dan bisakah kau berhenti memanggilku tuan?adikmu adalah istriku jadi aku harusnya memanggilmu kakak bukan?"

Jhosua melihat baron dengan penuh rasa jijik di wajahnya dan berkata

"Ugh,baik baik akan ku lakukan, tapi jangan panggil aku kakak,itu menjijikkan"

"Hahaha! Siap,siap hahaha!"

Baron tetawa melihat reaksi Jhosua.

'Ternyata cara ini berhasil,Jhosepin memang luar biasa'

Setelah berulang kali gagal belum lama ini istrinya memberikan saran untuk membalasnya dengan memanggilnya kakak dan nampaknya sarannya berhasil.

"Jho, ambil beberapa orang untuk menemanimu mengantar penduduk desa mengungsi ke kastil,aku dan sisanya akan melanjutkan patroli"

"Siap… Ed"

Jhosua ragu-ragu untuk memanggil kembali nama temannya seperti dulu.

"Hahaha! Sip!sama seperti saat aku masih seorang knight Hahaha!"