webnovel

Fire Twins

Dewa telah meninggalkan dunia. Kekaisaran Oblitus penguasa benua runtuh dan seluruh benua dibawa ke dalam kehancuran. Kejahatan bukanlah hal yang baru. Nyawa bukanlah barang berharga. Kedamaian hanyalah impian naif. Kelaparan dan kemiskinan menguasai benua.Bertarung atau mati, membunuh atau dibunuh, tak ada orang yang bisa dipercaya. Frans anak yang dianggap jenius, putra seorang pahlawan ,dengan keluarga yang lengkap dan bahagia bertahan sebagai seorang bangsawan perbatasan ditengah runtuhnya kerajaan dan invansi kedua kekaisaran. Meskipun begitu, "Haaa, apakah aku sebaiknya jatuh kesandung dan pura-pura lupa ingatan saja ya?". Kembarannya terlalu emosional, Ayahnya seorang pahlawan tapi selalu pesimis, hanya ibunya saja yang bisa dia percaya. Semua mengandalkannya sebagai 'jenius' tapi dia tak menyukainya. Perjalanan panjang tentang arti sebuah cinta,keluarga dan kekuatan menantinya.

Anthest_48 · Fantasy
Not enough ratings
18 Chs

Kembar yang berbeda

Hutan Kapersus, sebuah hutan pinus yang lebat dan dipenuhi binatang buas jauh di hutan terdalam .

Benteng alami antara Kerajaan Ignis dan Kekaisaran Magna.

Untuk menyerang satu sama lain pasukan mereka harus melewati hutan ini.

Sebuah tempat yang sangat berbahaya bagi orang biasa, meskipun begitu di sebuah area rerumputan di pinggiran hutan,terdengar jelas sebuah tawa anak kecil.

"Hiya,hiya,hiya, kali ini aku akan mengalahkanmu, bersiaplah untuk babak belur!"

"Hump! Meskipun kau hidup 100 tahun kau takkan pernah mengalahkanku!"

"HAH!" *Tak*

Suara kayu berbenturan berulangkali terdengar, dua anak kecil berambut merah berduel satu sama lain.

Mereka masih berumur 13 tahun, tetapi dalam masyarakat 13 tahun sudah cukup bagi mereka untuk berpergian tanpa pengawasan orang tua mereka.

Wajah mereka semua sama-sama lucu dan imut, itu karena mereka adalah anak laki-laki kembar.

Anak kembar laki-laki adalah simbol kemakmuran dalam masyarakat kerajaan. Meskipun begitu, Pakaian mereka mewah tetapi disaat yang sama tidak, mereka adalah putra seorang baron miskin.

Mereka memang hidup dengan kecukupan, namun mereka tergolong miskin diantara rata-rata para bangsawan di Kerajaan.

Hal itu karena ayah mereka memungut pajak rendah dari para penduduknya.

Ayah mereka adalah seorang prajurit veteran pada pertempuran melawan kekaisaran dan kini diberi hadiah wilayah di dekat perbatasan dengan kekaisaran.

Hadiah itu sama seperti ayah mereka telah dibuang oleh bangsawan lain.

Ayah mereka menjadi baron wilayah yang akan selalu menjadi target pertama sewaktu-waktu peperangan dengan kekaisaran terjadi.

"HAH! Kali ini aku menang lagi hehe" seorang anak kecil tertawak licik

"Sialan!" Anak yang lain berbaring di rumput, keringat terlihat di sekujur tubuh mereka.

"Seperti yang kubilang Frans, hingga 100 tahun pun kau takkan pernah bisa mengalahkanku!"

Kembarannya mendekati Frans dan ikut berbaring disebelahnya.

"Ya,ya,ya, Tapi aku akan selalu mengalahkanmu dalam permainan catur,Edwind"

"Hah?!kau mungkin memang pintar kalau urusan itu, tapi kau bahkan tak sanggup berlari 1 putaran memutari benteng dalam"

"Apa kau bilang?Aku kakakmu dan kau berani mengejekku?!"

"Hanya kau lahir lebih dulu bukan berarti kau kakakku, apa kau ingin dihajar lagi!?"

Mereka berdua pun berkelahi, tidak lebih tepat utuk menggatakan mereka mencoba mendorong satu sama lain, merekapun hanya berguling-guling di rumput seperti kebanyakan anak kecil.

Meskipun mereka kembar,bakat mereka sangatlah berbeda.

Frans lebih cerdas dibandingkan Edwind, namun Edwin lebih pandai dalam urusan otot.

"hah,hah,hah", setelah beberapa saat mereka kembali berbaring.

"Huft kau sungguh membuatku iri Ed, akan sangat mudah bagimu untuk masuk ke akademi kerajaan di masa depan,tapi coba kau lihat aku".

Frans sembari berebaring mengangkat tanganya dan menatapnya sebuah tatapan penuh putus asa.

"Hah?kau mengatakannya lagi,aku sudah bosan harus menjwabmu lagi, Aku ingin kau menjadi pewaris ayah ini di masa depan dan aku akan melindungimu, apakah impian kita itu kurang jelas untukmu? Bakat geniusmu itu sangat langka, kebanyakan orang baru mulai bisa menulis dan membaca saat 10 tahun dan kau sudah bisa melakukannya saat berumur 7 tahun. Terlebih lagi­–"

"Tolong hentikan itu Ed­­­­–"

"…"

Aku memang sudah tahu semua itu, tapi apakah dia tidak ingat kalau kita tinggal di perbatasan? Ayah selalu bilang wilayah perbatasan dengan kekaisaran itu berbahaya, Kemampuannya untuk bertarung jauh akan lebih berguna di masa depan…

Saat ini, Benua Oblitus dalam kekacauan, peperangan terjadi diamana-mana.

Setiap penguasa mengklaim menjadi penerus Kekaisaran Oblitus.

Sudah hampir 50 tahun sejak kekaisaran runtuh dan konflik terus berlanjut.

Kerajaan Ignis berdiri semenjak kehancuran Kekaisaran Agung Oblitus begitu juga dengan Kekaisaran Magna.

Namun wilayah kekaisaran hampir mencakup seperempat benua.

Militer mereka juga tergolong yang terkuat di seluruh benua.

…Akan berbahaya jika peperangan pecah dengan kekaisaran

"Lihat wajahmu sekarang, kau tidak seperti anak-anak lain kau tau, aku yakin kau sekarang berfikiran seperti layaknya orang tua, aku takkan heran jika umur 15 kau akan tumbuh uban."

"Apa kau sudah gila? Itu tidak mungkin terjadi, lagipula yang aku tahu kita akan mendapat tunangan saat berumur 15 tahun dan aku yakin kau akan memilih dia"

"Oi, oi, hentikan itu".

"Hahaha, lihat wajahmu merah seperti apel, siapa yang perilakunya bukan seperti anak-anak sekarang?"

"..."

Edwin pun bangkit dan menatap ke kejauhan

"Ada apa Edwin?"

"Huh? Apa kau tidak mendengarnya?"

"Aku tidak mendengar apapun"

Frans mencoba keras untuk mendengar apa yang didengar Edwin namun sia-sia.

"Aku mendengar teriakan dari arah sana"

"Oh iya kah? Kalau tidak salah arah itu adalah desa dimana dia– "

"–Sialan !" Edwin pun langsung berlari kencang menuju arah suara yang dia dengar.