webnovel

Fire Twins

Dewa telah meninggalkan dunia. Kekaisaran Oblitus penguasa benua runtuh dan seluruh benua dibawa ke dalam kehancuran. Kejahatan bukanlah hal yang baru. Nyawa bukanlah barang berharga. Kedamaian hanyalah impian naif. Kelaparan dan kemiskinan menguasai benua.Bertarung atau mati, membunuh atau dibunuh, tak ada orang yang bisa dipercaya. Frans anak yang dianggap jenius, putra seorang pahlawan ,dengan keluarga yang lengkap dan bahagia bertahan sebagai seorang bangsawan perbatasan ditengah runtuhnya kerajaan dan invansi kedua kekaisaran. Meskipun begitu, "Haaa, apakah aku sebaiknya jatuh kesandung dan pura-pura lupa ingatan saja ya?". Kembarannya terlalu emosional, Ayahnya seorang pahlawan tapi selalu pesimis, hanya ibunya saja yang bisa dia percaya. Semua mengandalkannya sebagai 'jenius' tapi dia tak menyukainya. Perjalanan panjang tentang arti sebuah cinta,keluarga dan kekuatan menantinya.

Anthest_48 · Fantasy
Not enough ratings
18 Chs

Kecerobohan

"Oi !" Frans pun bangkit dan berusaha mengejarnya.

Karena berada di pinggiran hutan tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk mencapai desa yang mereka maksut.

"Ackh!"

"Aaaah!"

"Guh!"

Suara teriakan semakin terdengar meskipun Edwin belum pernah mengalaminya secara langsung, ayahnya sudah sering memberitahu hal seperti ini.Meskipun begitu masih sulit bagi Edwin untuk percaya yang akan ia lihat saat ini.

­­'Tina !'

Edwin meneriakkan nama orang yang ia sudah pilih untuk menjadi tunangannya saat berumur 15 tahun nanti.

Tina bukanlah seorang bangsawan namun kejadian ini sangatlah umum bagi bangsawan sekelas baron.

Ia adalah teman Edwin dan Frans semenjak mereka kecil. Tina biasanya akan melihat mereka bertarung seperti tadi. Rambut panjangnya yang terurai,ia selalu saja tersenyum ceria,terkadang ia mengobati salah satu dari si kembar jika mereka terluka.

Namun hari ini, Tina tidak bisa ikut karena ingin membantu ayahnya berkebun. Sebuah kejadian tidak umum dan berakhir tragedi.

Jika saja aku bersamanya pasti aku akan bisa melindunginya! ah? apakah dengan umurku sekarang aku bisa? Ah masa bodoh! Jika saja…

"Edwin berhentilah!jangan kesana dasar bodoh! berbahaya! Kita seharusnya berlindung ke kastil!"

'Ah dasar kembaran bodoh, apakah kalau jatuh cinta bisa membuat orang sebodoh ini? ah bukan hanya bodoh tapi juga gila! Tapi tetap saja…'

Mereka berdua sama-sama tidak ingin Tina mati, tidak ada dari mereka yang mau kehilangan seorang teman berharga.

Meskipun begitu, Frans lebih realistis daripada Edwind, dia tahu di umur mereka saat ini tak akan ada perubahan yang dapat mereka lakukan.

Frans takkan pernah berangkat melakukan pertempuran yang jelas tak bisa dimenangkan.

Namun Frans juga tahu Tina hanyalah satu-satunya teman yang mereka kenal.

Sebuah dilema juga terjadi dalam diri frans membuat waktu yang berlngsung cepat bergerak sangat lambat.

Mereka sampai di area pepohonan dekat desa ,mereka melihat seperti yang ayah mereka ceritakan.

Penduduk desa berlarian,ada yang mati dadanya tertusuk pedang ,leher di gorok pedang,perut di tusuk berkali kali,rumah-rumah terabakar, ada juga penduduk yang melawan menggunakan tongkat kayu cangkul dan sabit tapi semuanya sia-sia saat mereka ditusuk prajurit lain dari belakang.

Anak-anak ditangkap dan dimasukkan dalam kurungan. Mereka sudah pernah diceritakan nasib dari anak-anak itu setelahnya "diperbudak" itu yang mereka tahu. Jeritan wanita terdengar dimana-mana mereka berusaha untuk menolak tahu apa yang terjadi dengan mereka. Edwin berusaha untuk keluar dari balik pepohonan.

"Edwind apa kau sudah gila?! Kita sebaiknya lari kembali ke kastil !"

"Kau sudah melihat apa yang terjadi tapi kau ingin lari ke kastil?Apa kau lupa tugas kita melindungi-"

"-Melindungi dengan pedang kayu yang kau pegang?! Ayo kita kembali ke kastil dan beri tahu ayah,di pasti tahu apa yang harus dilakukan!"

"Sudah sangat terlambat saat kita sampai di kastil Frans!"

"Hah ? Robert coba lihat masih ada dua anak kecil yang bersembunyi di sini !"

Dua orang prajurit dengan pakaian full armor mendekati mereka.

"Oh iya kah?, huh? Mereka kembar,sayangnya mereka laki-laki,harganya akan meroket di pasar jika mereka berdua perempuan"

"Hei bocah,menurutlah dan pedang paman ini tak akan menyakitimu"

"Tunggu,pakaian itu bukankah pakaian bangsawan?"

"Hah! Nilai mereka akan sama saja saat di pasar, aku yakin mereka hanya anak ba-"

Tooooooot

Suara terompet kekaisaran berbunyi panjang artinya ada musuh yang mendekat ke arah desa.

"Kalian beruntung!jadi anak baik dan paman nanti akan kembali,Robert ayo pergi"

"Cih!"

Kedua prajurit pergi menjauhi mereka.

"Huft,kita selamat fr-ugh!"

Dengan pukulan di perut, Edwin jatuh ke tanah

"Dasar sinting!kau kira ini pahlawan yang bisa membunuh 10 prajurit dengan sekali tebasan?!kau hampir membuat kita dijual seagai budak!"

"Hugh! Siapa yang menyuruhmu mengikutiku?kau bisa pulang ke kastil jika kau mau!"

"Apa kau lupa jika ayah kita menitipkan mu pada ku?!Jika kau berfikir sedikit saja kau akan tahu betapa bodohnya dirimu hingga ayah kita harus melakukan hal semacam itu!"

"Sial!"

Frans mengamati anak-anak yang diikat,ia tidak melihat adanya Tina disana,kemungkinan terbaiknya ia berhasil kabur.

"… sebaiknya kita segera kembali ke kastil sekarang, aku tidak melihat Tina diantara orang orang itu­-"

Saat ia melihat ke arah Edwin dia sudah tidak ada di sana. Edwin berlari ke arah bukit daerah utara desa

"woy!dasar gila!apakah pukulan di perut masih belum cukup?!"

Frans kemudian ikut berlari menyusul Edwin.