Akhirnya, setelah Pradita menunggu sampai ada lalat yang terbang di atas kepalanya, Pralinka muncul juga. Wajahnya tampak glowing, rambut kece, dan baju keren. Astaga. Coba kalau Pradita yang diburu-buru, ia tidak akan berpikir untuk merias wajahnya dan mengenakan baju bagus.
"Ayo katanya suruh cepetan," ujar Pralinka.
"Ini kunci motornya." Pradita menyerahkan kunci itu pada kakaknya.
Singkat cerita, mereka berhasil menembus kemacetan pagi. Pralinka cukup ngebut di jalan. Saat jalanan mulai kosong, Pralinka memutar gas sekuat tenaga dan memindahkan gigi motor ke gigi empat. Mantap.
Pradita memegang pinggang kakaknya berikut helmnya yang bisa tertebak angin kapan saja.
"Masih ada waktu gak?!" seru kakaknya.
"Dua menit lagi!" jawab Pradita mengatasi suara angin yang menderu.
"Okey!"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com