webnovel

Exaia

Sebuah petualangan yang tak disangka. Seorang remaja yang terdampar ke tempat asing. "Tapi Aku masih bisa mengerti kata-katamu. Jadi setidaknya ini masih di [Indonesia], kan? Kan?"

orzkid · Fantasy
Not enough ratings
7 Chs

Chapter 2

"Jadi, Kau datang dari mana? Melihat penampilanmu, dan juga tingkahmu, sepertinya kau nggak berasal dari daerah ini." Sr

Sora menghampiri kepala Goblin yang tadi dipenggalnya. Dia kemudian memotong salah satu telinganya dengan pisau yang dibawanya, iihh. Katanya sebagai bukti penaklukkan monster untuk kemudian ditukarkan. Yah kira-kira begitulah.

Karena dia bertanya begitu, maka kukatakan saja apa adanya. Aku merasa tidak perlu berbohong.

"Hmm, jadi begitu. Ternyata benar dugaanku, Kau bukan berasal dari daerah ini. Tapi gak Kusangka Kau dari dunia lain." Sr

"Jadi Kau percaya padaku?" Rz

"Yaa~ percaya gak percaya sih. Tapi, Aku merasa Kau enggak bohong…..kan?" Sr

"Kan! Ah, maksudku iya." Rz

Dia mengamatiku dengan seksama. Kemudian tersenyum.

"Baiklah. Jadi sekarang apa yang akan Kau lakukan?" Sr

"Entahlah. Rencana awalku sih, Aku ingin keluar dari hutan ini dan menanyakan arah ke rumah. Tapi daritadi Aku tidak menemukan jalan keluarnya dan malah dikejar Goblin. Ditambah soal dunia lain ini. Aku jadi bingung harus bagaimana." Rz

"Kalau gitu, Ikut Aku saja ke desa." Sr

"Desa?" Rz

"Ya. Tak jauh dari sini, ada desa tempatku tinggal. Namanya [Valoria]. Nanti sampai disana baru Kau pikirkan bagaimana langkahmu selanjutnya." Sr

Dulu waktu kecil, nenek selalu bilang, "Jangan mau diajak orang asing.". Tapi kalau dikir-pikir sekarang, jika Aku menolak ajakan Sora, Aku tak tahu lagi harus kemana. Dan kalau Aku memilih untuk sendiri saja di hutan ini, Aku pasti mati.

"Gimana? Ikut gak?" Sr

Yup, tak ada pilihan lain. Lagipula Sora bukan orang asing. Kami sudah berkenalan tadi.

"Ya, Aku akan ikut denganmu." Rz

"Kalau begitu ayo."

Maka kamipun mulai berjalan menuju desa.

Karena Sora yang tahu jalannya, jadi dialah yang jalan di depan. Lagipula, dia yang bawa senjata.

Selama perjalanan, Aku melihat-lihat ke kiri dan kanan mengawasi keadaan sekitar. Tapi sesekali, hanya sedikit melirik, pandanganku mengarah ke Sora. Ke pinggulnya, lebih tepatnya….

Aku tidak berpikiran apa-apa, sumpah! Mataku bergerak sendiri.

Terkadang kami juga bertemu makhluk-makhluk yang, yah tidak biasa.

Ada yang seperti kelinci tapi memiliki tanduk. Kata Sora namanya Hornhare. Lalu ada juga Leafish, yang bentuknya seperti ikan dan berwarna hijau, tapi melayang dan makan daun.

Aku tidak pernah naik gunung atau berkemah ikut jelajah alam. Jadi aku belum pernah melihat hutan secara langsung, hanya dari TV saja. Tapi kurasa Hutan ini tak ada bedanya dengan yang ada di duniaku. Kalau saja tidak ada makhluk-makhluk tadi, Aku tidak akan percaya bahwa ini di dunia lain.

Setelah berjalan cukup lama, Kami tiba di sebuah area terbuka dengan sebuah bangunan di tengahnya. Aku menyebutnya bangunan, tapi melihat kondisinya kurasa lebih tepat di sebut reruntuhan.

"Waah, bangunan apa itu?" Rz

"Entahlah, seperti kuil atau semacamnya. Reruntuhan itu sudah lama ada di hutan ini. Mungkin jauh sebelum Desa [Valoria] ada. Orang-orang di desa juga gak ada yang tahu." Sr

Bangunan itu – Ah, reruntuhan itu terlihat cukup tinggi dan ada beberapa , atau mungkin banyak, bagian yang rusak. Dindingnya terlihat terbuat dari batu berwarna kekuningan dan ditutupi lumut dan tanaman merambat di sana sini. Kulihat hanya ada satu pintu masuk besar dengan tiang penyangga dikedua sisinya.

Saat Aku memperhatikan reruntuhan itu, tiba-tiba Aku merasakan jantungku berdetak kencang.

"Huh!?" Rz

"Ada apa?" Sr

Apa itu tadi? Aku seperti merasakan sesuatu dari dalam sana.

"Ehhh, Aku merasa ada yang memanggilku, atau sesuatu seperti itu." Rz

"Hah?" Sr

Sora terlihat heran mendengar perkataanku. Aneh memang. Aku juga merasa begitu.

"Kalau gitu, mau coba masuk ke dalam?" Sr

" Eh? Apa tidak berbahaya?"

"Tenang saja, kan ada Aku! Lagian, Kau laki-laki, kan. Jangan penakut seperti itu. Ayo!"

Walaupun masih merasa tak enak , Aku tetap mengikuti Sora, masuk ke dalam. Yah sudahlah, Aku juga penasaran ada apa di dalam sana.

Setelah melewati lorong yang tidak terlalu panjang, Kami sampai di bagian tengah reruntuhan ini. Ternyata cukup luas juga. Di sini juga lumayan terang. Mungkin karena atapnya sudah rusak dan penuh lubang, sehingga cahaya matahari bisa masuk. Walaupun ada beberapa daerah yang tidak tersentuh cahaya sehingga terlihat gelap.

Ruangan ini tampaknya kosong. Tidak ada apa-apa di sini kecuali sebuah batu alas yang terletak tepat di tengah ruangan. Setelah kuperhatikan lagi, ada sesuatu yang tertancap di atasnya.

"Apa itu?"

"Oh itu. Katanya sih, itu pedang sihir dengan kekuatan luar biasa. Orang yang menggunakannya akan mampu melawan siapapun. Bahkan Dewa sekalipun." Sr

"Hooh, terdengar keren." Rz

Benar-benar seperti dalam manga dan novel yang biasa kubaca.

"Memang. Tapi…." Sr

Sora berjalan menghampiri pedang itu kemudian mencabutnya.

"Wow! Luar biasa! Kau bisa mencabutnya." Rz

"Tentu saja. Semua orang juga bisa."

"…..Eh?"

"Ini bukan pertama kalinya. Orang-orang desaku banyak yang sudah mencobanya. Bahkan beberapa orang dari luar juga bisa mencabutnya." Sr

"Lalu apa yang terjadi?"

"Enggak ada. Mereka mencabutnya dan hanya itu. Selesai."

"Apa tidak ada yang coba membawanya?" Rz

"Buat apa repot-repot membawa pedang tumpul dan kotor begini." Sr

"Ah tapi, katanya ada yang pernah coba membawanya. Tapi besoknya pedang ini tiba tiba hilang, dan ketika diperiksa ternyata sudah menancap lagi di sini." Sr

"Kalau begitu, berarti memang benar kalau itu pedang sihir, kan."

"Yah, mungkin. Tapi pada akhirnya pedang ini tetap tidak berguna."

Ternyata begitu. Padahal kukira ini akan menjadi awal sebuah plot yang biasa terjadi di cerita. Dimana yang berhasil mencabutnya akan mendapatkan kekuatan luar biasa. Haah, sirna sudah mimpiku.

Tapi Aku masih penasaran. Mungkin…..

"Eh, boleh Aku mencobanya?" Rz

"Hm? Ya, tentu saja."

Sora pun menancapkannya kembali ke batu alasnya.

"Terimakasih." Rz

Aku berjalan mendekati batu yang menjadi tempat pedang itu menancap dan kemudian memegangnya dengan kedua tanganku. Hmm, sampai saat ini Aku masih belum merasakan apa-apa. Jadi kulanjutkan dengan mencoba mencabutnya…..Dan ternyata berhasil juga.

Ternyata benar seperti yang Sora katakan. Tidak terjadi apa-apa meski pedangnya berhasil dicabut. Aku juga tak perlu ngotot untuk mencabutnya.

Pedang ini memiliki pegangan yang cukup panjang sehingga bisa dipegang dengan dua tangan. Crossguardnya memiliki bentuk biasa saja, patah di salah satu sisinya. Bilahnya memiliki dua sisi yang berkarat dan terlihat tidak rata. Kurasa jenisnya Bastard Sword.

Tapi yah, kalau seperti ini sih, bukan pedang legendaris tapi, barang rongso –

"AWAS!!"

"!?"

Entah apa alasannya tapi, Sora tiba-tiba mendorongku hingga kami berdua terjatuh.

"Ow….Apa yang Kau laku – Sora!!"

Begitu aku menengok, Sora yang tadi mendorongku hingga ikut terjatuh, terlihat seperti kesakitan dan memegangi tangan kanannya.

"Hei, Kau tidak papa?"

"Y-ya, Aku gapapa." Sr

Wajahnya terlihat seperti menahan sakit. Di lengannya menancap sebuah anak panah.

Sial! Apa yang sebenarnya terjadi??

"Daripada itu, cepat Kau lari. Aku akan mengalihkan perhatian mereka." Sr

Karena sedari tadi Aku hanya memperhatikan Sora, Aku tak sadar kalau ada makhluk lain selain kami di ruangan ini. Makhluk jelek yang tadi mengejarku. Ya, si Goblin itu muncul lagi di hadapan kami. Dan parahnya, kali ini mereka ada tiga.

Dua diantara mereka membawa pedang. Sementara yang di belakangnya menggunakan busur.

Mereka bergerak mendekati kami. Aku mulai merasakan keringat dingin mengalir dari tubuhku.

Gawat! Apa yang harus kulakukan?

"Tunggu apa lagi!! Cepat pergi! Cepat keluar dari sini!!"

Maaf, terlalu sibuk dengan "sesuatu", jadinya lupa.

orzkidcreators' thoughts