webnovel

Empu

Petualangan dari seorang pemuda bernama Durpa yang telah terbuang dari dunia persilatan. Setelah padepokan milik ayahnya dihancurkan oleh padepokan - padepokan saingannya, dia menemukan harapan bangkit dan kembali berkelana di dunia persilatan. Namun bukan sebagai Kesatria dengan ilmu Kanuragan yang mumpuni, melainkan sebagai Empu (pembuat senjata di zaman jawa kuno). Dengan ambisi balas dendam dan kelicikan alami yang mengalir dalam darahnya Durpa menjelma sebagai Empu yang disegani oleh kawan maupun lawannya.

RodliAdikara · Fantasy
Not enough ratings
15 Chs

Bagian 2 : Sindarta 1

Waktu seakan - akan berjalan dengan sangat lambat. Ditengah - tengah kondisi Durpa yang sedang jatuh dari ketinggian, semua kejadian yang menyebabkan semua ini terjadi terngiang di kepalanya.

Dua minggu yang lalu ayahnya mendapatkan informasi keberadaan reruntuhan kerajaan Sindarta. 300 tahun yang lalu kerajaan ini menghilang begitu saja, banyak yang berspekulasi bahwa kerajaan ini dihancurkan oleh seorang Kesatria bernama Arya Bangun. Kesatria ternama yang hingga saat ini masih diidolakan oleh generasi muda dunia persilatan. Kesatria ini hidup 300 tahun yang lalu dan menjadi buronan paling dicari oleh kerajaan Sindarta.

Reruntuhan kerajaan Sindarta sesungguhnya sangat memikat para pencari harta karun. Namun keberadaannya yang tak bisa ditemukan serta tak ada seorang pun penduduk Sindarta yang selamat untuk menceritakan apa yang terjadi menjadikannya bagaikan sebuah dongeng belaka. Semua informasi tentang Sindarta bersumber dari para pedagang yang pada saat itu hendak berdagang dan medapati Sindarta telah hilang layaknya ditelan bumi tanpa bersisa sebercak darah pun. Hal inilah yang membuat para pencari harta karun enggan meneruskan pencarian karena minimnya informasi.

Entah darimana Dirga Reksi, ayah Durpa mendapatkan informasi tentang reruntuhan tersebut. Setelah berangkat bersama beberapa murid senior padepokan untuk memeriksa kebenaran informasi ini secara diam - diam, barulah dia yakin bahwa informasi ini benar adanya. Secara diam - diam pula dia menyiapkan murid - murid padepokannya untuk diajak dalam penelusuran reruntuhan Sindarta.

Dirga Reksi mengirim anggota tim ini satu persatu dengan alasan mencari bibit - bibit berbakat untuk dilatih di padepokan. Mereka hanya memutar - mutar di wilayah desa Sirka dan akan bertemu ditempat dan waktu yang telah disepakati. Sehingga tidak menimbulkan kecurigaan padepokan - padepokan lainnya. Strategi ini berhasil mengecoh, namun karena mulut Durpa semua ini gagal.

Durpa yang saat itu mabuk dan ditemani beberapa wanita simpanannya sedang duduk diwarung. Omongannya melantur kemana - mana, namun ada beberapa informasi penting yang sebenarnya tidak sengaja terucap olehnya, salah satunya tentang reruntuhan Sindarta. Tak disadarinya pula Gundi anggota padepokan Kuda Hitam mengikutinya untuk mendapatkan informasi tentang padepokan Senja. Sejatinya Gundi sudah mulai muak dengan tingkah laku Durpa, tiap harinya hanya mabuk dan main perempuan. Meskipun Gundi bukan termasuk yang berbakat namun ia memiliki semangat untuk menimba ilmu kanuragan.

"Sialan, mengapa harus aku yang mendapatkan tugas mengikuti si bajingan tengik ini. Jika bukan anak dari pemilik padepokan Senja sudah kubunuh bajingan ini," gumam Gundi.

Tak disangka - sangka setelah beberapa hari mengikuti Durpa akhirnya Gundi mendapatkan beberapa informasi penting tentang padepokan Senja. Beberapa muridnya berangkat mencari bakat disekitar hutan Beji namun masih belum kembali. Yang lebih aneh makin banyak murid padepokan Senja yang dikirim untuk mendapatkan bakat padahal murid sebelumnya belum kembali ke padepokan.

Informasi terpenting adalah tentang rumor reruntuhan Sindarta. Karena Durpa adalah anak satu - satunya Dirga Reksi maka dia memiliki akses informasi penting padepokan Senja dan tanpa disadarinya dia bercerita tentang reruntuhan Sindarta. Banyak orang di warung yang berfikir itu hanya omong kosong Durpa untuk menjadi pusat perhatian saja. Namun tidak dengan Gundi, dengan mengkaitkan informasi - informasi sebelumnya, dia menyimpulkan bahwa informasi tentang reruntuhan Sindarta kemungkinan benar adanya dan padepokan Senja saat ini sedang menyiapkan anggota tim penelusuran reruntuhan secara diam - diam.

Dengan informasi ini Gundi kembali ke padepokannya dan menceritakan semuanya. Buto Kalimoto sebagai pemimpin padepokan Kuda Hitam langsung mengirim murid - murid kepercayaannya untuk mencari keberadaan murid - murid padepokan Senja yang tengah bertugas mencari bakat. Dia tidak mau mensia-siakan kesempatan mendapatkan harta karun sekaligus menghancurkan padepokan Senja.

"Kau benar - benar licik Dirga, tapi kau dan padepokanmu tak akan bisa lolos kali ini. Ha... ha... ha," ucap Buto.

Beberapa hari kemudian para murid padepokan Kuda Hitam yang ditugaskan mencari informasi kembali dengan membawa informasi baru.

"Ayah informasi dari Gundi benar adanya, murid senior padepokan Senja saat ini sedang berkumpul di Utara hutan Beji," ujar Sekti pimpinan murid - murid yang di kirim Buto Kalimoto.

"Dari gerak geriknya, sepertinya mereka telah menemukan lokasi reruntuhan Sindarta dan akan bergerak malam ini," imbuhnya.