225 Pengangguran Sukses di Keluarga Wijaya

"Nah, gitu dong. Kalau akur kan enak dilihatnya."

Aku dan Satria menoleh ke belakang. Ternyata Kenzo dan Ruben sudah berdiri di belakang kami. Di tangan mereka membawa wadah berisi kue beras.

"Kalian suka topoki juga?" Kenzo malah terlihat lahap memakan jajanan pedas itu. Mukanya sampai memerah. Beberapa kali dia meneguk minuman yang Ruben bawa.

"Saya nggak kuat sama pedasnya," ujar Ruben.

"Lah terus kenapa dibeli?"

"Ini buat Pak Satria." Ruben lalu menyodorkan kue itu pada Satria.

"Ini, kalian ada yang mau kue pup? Bentuknya aneh." Satria gantian menyodorkan kue pup pada Ruben.

"Apa-apaan ini kalian saling tukeran jajanan?"

"Sayang, coba ini." Satria menyuap kue beras itu ke mulutku. "Lebih enak ini daripada kue pup itu sepertinya."

"Sama enaknya, Bang! Buku mulutmu, nih." Kali ini giliran aku yang menyuapinya.

Kami bertahan di sini sampai pukul delapan malam. Hampir semua makanan yang ada di sini kami coba. Ini benar-benar liburan yang menyenangkan.

***

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter