Serena terkekeh. Posisinya berdiri di sebelah Rama yang duduk menghadap piano.
"Ya enggaklah, Kak. Kamu kan belum coba. Satu lagu aja yang kamu suka, please," mohon Karla. Wajah cantiknya makin tampak cantik saat merengek seperti itu.
Dan, apa Rama bisa menolak keinginan gadis itu? Sepertinya tidak. Karena detik berikutnya jarinya menyentuh satu tuts, dan bunyi piano berdenting sesaat.
Rama diam lalu menatap Serena. "Aku nggak bisa."
"Ayolah, aku yakin bisa. Aku berani taruhan."
Rama terkekeh pelan. "Pemaksa."
Rama menyerah dan meletakkan sepuluh jarinya di atas tuts piano. Lalu, perlahan jarinya mulai menari memainkan sebuah intro lagu.
Serena melihatnya dengan takjub. Inikah yang lelaki itu bilang payah?
Setelah memainkan sebuah intro lagu. Jari Rama berhenti sejenak. Lima detik menghitung mundur, Rama kembali menarikan jemarinya di atas permukaan tuts piano. Tanpa kertas partitur apa pun dia bisa membawakan sebuah lagu dengan pandai.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com