webnovel

Pertemuan tak sengaja

Arya saat ini tengah berjalan-jalan di sekitar tempatnya bertemu dengan Qita. Tentu saja dia melakukan hal tersebut bukan untuk main-main, tapi untuk mengawasi keadaan. Sejujurnya, dia masih merasa khawatir tentang keadaan Qita.

Sejak semalam Arya dan yang lainnya tidak bisa melihat keadaan Qita, hanya Ageha yang tidur dan membawakan sarapan untuk yang dapat melihat dan bertemu dengannya.

Saat Arya bertanya tentang keadaan Qita pada Ageha, dia hanya menjawab.

"Sepertinya kau tidak perlu khawatir... dia memang merasa syok dengan berita kematian orang tuanya, tapi hal itu bukan berarti dia tidak bisa menerima kematian mereka... sebenarnya dia sudah menduga bahwa orang tuanya memang sudah tidak ada lagi di dunia ini... meskipun dia masih kecil, tapi nampaknya dia lebih dewasa dari pada dirimu! Kurasa hanya perlu sedikit waktu lagi untuk dirinya sendirian, sebelum akhirnya dia bisa kembali ke dirinya yang sebelumnya!"

Apa yang dimaksud Ageha dengan kembali ke dirinya yang sebelumnya adalah kembali ke dirinya sebelum tragedi itu terjadi. Sejujurnya dia tidak mempercayai hal tersebut. Mana mungkin seseorang bisa kembali ke dirinya yang semula, setelah dirinya berubah. Dulu Arya pernah mencoba melakukan hal tersebut dan dirinya gagal melakukannya, jadi dia sangat yakin akan hal tersebut.

Memang benar jika dia gagal melakukannya itu tidak berarti bahwa orang lain juga akan gagal, tapi untuk kali ini Arya yakin bahwa hal itu memang sangat sulit untuk dilakukan. Jikapun berhasil, Arya merasa bahwa orang itu hanya akan memaksakan dirinya.

Sepertinya percuma saja dia memikirkan hal tersebut saat ini, lebih baik dia fokus saja dengan tugas yang dia jalani saat ini.

Saat ini Arya tengah memakai penyamarannya, yaitu topi dan kacamata. Sebetulnya Meister ingin menambahkan kumis dan jenggot palsu, tapi setelah melihat bahwa hal tersebut tidak cocok dengan Arya, pada akhirnya Arya memutuskan untuk tidak memakai kedua hal tersebut.

Memakai penyamaran seperti ini memang beresiko, tapi lebih baik dari pada memakain penyamaran yang tidak wajar dan nampak mencurigakan. Sebagai tambahan, Arya memakai pakaian yang terlihat mahal dari pada pakaian sederhana yang biasanya dia pakai.

Selain memakai kaus yang lebih bermerek dari biasanya, dia juga memakai celana jeans yang mahal dan jaket kulit yang terlihat keren saat dia kenakan. Dia terlihat seperti anak gaul yang berbeda dengan bayangan orang tentang dirinya dulu.

Meskipun saat ini sedang menjalankan tugasnya, tapi hari ini adalah hari liburnya dari Cafe, jadi dia juga harus menikmatinya. Sebetulnya Arya tidak tahu bagaimana harus bersenang-senang sendirian di tengah kota ini, jadi dia memutuskan untuk melihat-lihat etalase toko yang dia lewati.

Arya tidak memiliki niat untuk membeli apapun, karena dirinya memang tidak memiliki uang sedikitpun. Hal itu terjadi karena biaya yang telah dihabiskan oleh Arya sangat besar, jadi Meister belum pernah membayarnya. Belum lagi dengan tanggungan untuk Qita, jadi sepertinya Arya tidak akan pernah mendapatkan gajinya sampai kapanpun.

Tentu saja saat dia melihat-lihat barang di etalase, dia juga mengawasi apakah ada anggota ATS di sekitarnya. Saat ini kemampuan penciuman Arya sudah sangat tajam, jadi bahkan jika orang itu sedang menyamar, Arya akan menyadari jika orang itu sedang menyembunyikan senjatanya atau tidak.

Arya juga sudah pernah mengetes kemampuan itu bersama Roy dan yang lain. Saat itu Arya harus bisa menebak siapakah orang yang menyimpan senjata di antara mereka bertiga dengan mata tertutup. Dari 10 percobaan yang mereka lakukan, Arya berhasil menebak semuanya dengan benar, padahal mereka menggunakan jenis senjata yang berbeda di setiap percobaannya. Jadi kemampuan Arya dalam melacak senjata adalah 100% benar.

Mereka juga melakukan tes tersebut di hari yang berbeda dengan kondisi tubuh Arya yang berbeda. Seperti kelelahan berkerja atau habis latihan bertarung. Meskipun dengan kondisi tubuh yang berbeda, tapi Arya tetap bisa menebaknya dengan 100% benar. Jadi kemampuan Arya yang satu ini tidak perlu diragukan lagi.

Selama dirinya berjalan berkeliling kota, Arya dapat mencium berbagai bau yang berbeda, tapi tak satupun di antara mereka yang terasa seperti bau dari senjata. Meskipun kemampuan menebaknya 100% saat latihan di ruangan tertutup, tapi di ruang bebas yang memiliki berbagai macam bau seperti ini, kemampuannya sepertinya telah menurun. Sepertinya dia telah melebih-lebihkan kemampuannya tersebut.

Meski begitu, setidaknya Arya masih bisa mencium bau dari berbagai benda yang dimiliki orang yang berada di dekatnya dengan baik. Jadi jika dia berada di dekat orang tersebut, dirinya dapat mengetahui segala sesuatu yang dia bawa. Artinya dia dapat menemukan anggota ATS yang menyamar jika dia berada di dekatnya.

Hal ini memang beresiko. Ada kemungkinan sangat tinggi bahwa wajahnya masih dikenali oleh anggota ATS dan masih dicari oleh mereka, tapi ada kemungkinan juga bahwa mereka sudah menyerah mencarinya dan menganggapnya sudah meninggal. Sepertinya terlalu naif baginya, jika berpikiran bahwa kemungkinan kedua adalah yang terjadi. Tugas mereka adalah melindungi nyawa banyak orang dari mahluk sepertinya, jadi mana mungkin mereka akan berhenti mencarinya sampai mereka menemukannya dan membunuhnya. Meister juga sudah memperingatkan Arya tentang hal tersebut sebelumnya.

'ATS pasti akan memburu siapapun sampai mereka membunuh atau menangkapnya, jika orang itu dicurigai sebagai mahluk lain!'

Itu adalah kalimat peringatan yang diberikan oleh Meister pada dirinya.

Arya memutuskan untuk beristirahat di salah satu bangku yang tersedia di pinggir jalan. Karena dirinya tidak memiliki uang, jadi dirinya tidak mungkin membeli sesuatu untuk dia makan. Bukan hanya itu, dia juga tidak memiliki smartphone atau apapun saat ini yang dapat dia gunakan untuk menghabiskan waktu.

Saat itulah seorang wanita muda duduk di sampingnya tanpa meminta permisi terlebih dahulu. Karena dia bukan pemilik bangku itu, Arya tidak terlalu mempermasalahkannya. Belum lagi wanita itu membawa banyak barang belanjaan yang nampak berat.

"Uh, lelahnya!"

Kata wanita itu, lalu dia mengambil botol minuman dari salah satu kantong belanjaan yang dia bawa, lalu meminumnya hingga isinya tersisa setengah.

Baru setelah dirinya selesai minum, wanita muda itu menyadari keberadaan Arya yang duduk di sampingnya.

"Selamat siang!"

Arya menyapa wanita muda yang tengah menatap dirinya dengan terkejut. Sepertinya dia benar-benar tidak menyadari keberadaan Arya sampai beberapa saat yang lalu.

Wanita muda itu dengan cepat merapikan pakaiannya yang nampak kusut, karena berjalan cukup lama di luar, sebelum akhirnya dia membalas sapaan Arya.

"Selamat siang!"

Balas wanita itu sambil memberikan senyumannya pada Arya. Wanita itu memiliki wajah yang cantik, bahkan Arya harus mengakui bahwa wanita itu jauh lebih cantik dari pada Ageha. Dia memiliki kulit putih yang nampak sangat halus dan warna rambut pirang keemas yang nampak berkilauan, meski di bawah sinar matahari. Jika wanita itu mengatakan kalau dia adalah selebritas, maka Arya mungkin saja akan percaya dengan perkataannya.

Arya kemudian menatap belanjaan yang dibawa oleh wanita itu. Ada banyak barang di sana. Arya bisa menemukan tumpukan kotak yang nampaknya berisi sepatu-sepatu yang mahal. Begitu juga dengan kantong-kantong berlanjaan yang berisi berbagai macam barang. Dari baunya, Arya bisa mengenali bahwa wanita itu membeli baju, kosmestik, beberapa cemilan, sabun, sampo dan hal-hal lainnya yang diperlukan oleh wanita yang tidak Arya ketahui apa nama dan fungsinya.

Apakah seorang wanita memang biasanya berbelanja sebanyak ini? Setidaknya dia tahu bahwa Ibunya dan Ageha tidak pernah berbelanja sebanyak ini, mungkin itu karena mereka memang tidak punya uang sebanyak itu.

"Kau sepertinya membeli banyak barang, ya..."

Arya berkata tanpa maksud apapun, tapi sepertinya wanita itu nampak sangat malu dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Arya.

"Iya... hehehe..."

Wanita itu tertawa canggung.

"Aku sedang kesal dengan Ayahku, jadi Aku mengambil uangnya secara diam-diam, lalu menghabiskan semua uangnya... tanpa Aku sadari, Aku sudah membeli banyak barang! Hehehe!"

Wanita muda itu kembali tertawa canggung di akhir kalimatnya. Arya mengetahui bahwa membuat wanita kesal adalah hal yang mengerikan, tapi Arya tidak tahu bahwa wanita juga bisa melakukan hal ini saat mereka kesal.

Meski sebetulnya Arya tidak berhak mengkritiknya, karena dia juga sudah melakukan hal yang sama dengan wanita muda itu pada Meister. Meski isi dompetnya tidak mungkin bisa membeli setengah dari barang yang dibeli oleh wanita itu, tapi dia tidak bisa menyangkal jika apa yang dia lakukan memanglah kejam, meski dia melakukan untuk untuk bermain-main.

"Dengan barang belanjaan sebanyak itu, bukankah lebih baik kau menggunakan taksi... jika seperti ini, kau bukan hanya akan kesusahan membawanya, tapi juga akan membahayakan dirimu dan orang lain!"

Jika dia membawa semua barang belanjaannya, maka barang belanjaannya itu pasti akan menghalangi pandangannya, karena dia perlu menumpuk kotak-kotak sepatu yang dia beli untuk membawanya dan tinggi dari kotak-kotak itu melebihi kepalanya saat dia mengangkatnya. Hal itulah yang menyebabkan wanita itu tidak menyadari keberadaan Arya pada awalnya.

"Ini memalukan, tapi karena Aku terlalu banyak membeli barang tanpa berpikir panjang, Aku jadi menghabiskan semua uangku hingga Aku tidak memiliki uang sedikitpun saat ini... jadi Aku tidak memiliki uang untuk membayar taksi.... hehehe!"

Meskipun dia memiliki wajah yang cantik dan nampak seperti wanita berkelas, tapi sepertinya dia bisa ceroboh juga, ya.

"Apa kau ingin kubantu?"

"Tidak.... tidak perlu... Aku tidak ingin merepotkanmu!"

Saat Arya menawarkan bantuannya pada wanita itu, si wanita langsung menolaknya dengan wajah yang memerah, karena malu. Dia pasti merasa tidak enak, jika harus merepotkan orang asing yang baru saja dia temui.

"Jika kau membawa barang sebanyak itu, ada kemungkinan kau akan menjadi target kejahatan! Lebih baik kau menerima tawaranku!"

Jika wanita itu tetap menolaknya, Arya merasa dia akan menyerah untuk membantunya.

Wanita itu saat ini nampak menimang-nimang apakah dia akan menerima tawaran dari Arya atau tidak. Setelah dia berpikir sejenak, dia akhirnya membuka mulutnya.

"Apakah itu tidak akan merepotkanmu?"

"Jika rumahmu tidak terlalu jauh..."

Wanita itu kembali berpikir.

"Kalau begitu, kurasa Aku akan meminta bantuanmu!"

Arya menganggukan kepalanya tanda mengerti, lalu mulai mengangkut setengah dari barang bawaan wanita itu.

"Ah, tunggu dulu!"

Tapi sebelum Arya dapat mengangkatnya barang belanjaannya, wanita itu menghentikan Arya. Arya kemudian menatap wajah wanita itu untuk mencari tahu apa yang salah.

"Ada apa?"

"Aku masih belum memperkenalkan diriku, namaku Arany Herzfrau!"

Wanita itu memiliki nama yang aneh di telinga Arya. Sepertinya dia memang berasal dari luar negeri, jadi pantas saja dia memiliki penampilan seperti itu.

Wanita itu juga menawarkan tangan kanannya untuk berjabat tangan dengan Arya.

"Adit!"

Arya tidak mungkin menggunakan nama aslinya pada sembarangan orang, jadi dia memutuskan untuk menggunakan nama samarannya.

Arya juga menerima jabatan tangan dari Arany. Arya sebetulnya sudah pernah berjabat tangan dengan Ageha atau setidaknya menyentuh tangannya, tapi tangan Ageha tidaklah selembut tangan milik Arany. Ageha pasti akan marah padanya, jika dia mendengar isi kepalanya itu, tapi dia tidak bisa berbohong tentang hal tersebut.

Pada saat itu, Arya tidak mengetahui bahwa keputusannya untuk memberi bantuan pada Arany adalah salah satu pemicu yang menyebabkan terjadinya pertarungan di antara dirinya dan salah satu anggota ATS di masa depan.