30 30. Dia Hanyalah Anak Abnormal!

Clara dan Rio masuk ke dalam ruangan nomor 38, dan si sana Randy Wijaya, anak dari perusahaan Transportasi terkenal di Indonesia itu, terbaring lemas dengan wajah yang sangat pucat sekali. Tubuh nya di pasang dengan beberapa alat dan selang selang yang menancap di tubuh nya.

Clara terdiam sejenak lalu dia menenangkan Ferdi yang menangis di ranjang Randy.

"Bisakah kau diam? Aku merasa bising sekali..." Ucap nya dengan memegang kepala nya, itu terasa sakit sekali rasanya.

"Baiklah.. hiks! Aku akan pergi keluar..." Kata Ferdi dengan menghapus air matanya yang terus keluar dari sana.

Rio mengusap kepala Randy dan memberikan buah buahan untuk pria itu, mereka berdua sempat urunan untuk membeli parselan ini.

Randy tersenyum dan dia melambaikan tangan nya pada dua teman teman nya itu. Rasanya menyenangkan sekali berada disini, dan karena itulah dia merasa kagum ada banyak orang yang masih peduli dengan nya.

Ceklek. Dahlia membuka pintu kamar nya dan baju nya sudah berantakan sekali dengan sepatu high heels yang patah sebelah.

"Ada apa dengan mu kak?!" Tanya Clara dengan panik. Namun seseorang tiba tiba saja masuk dengan membawa payung plastik transparan.

"Kita dari pihak kepolisian. Hendak membawa Dahlia ke kantor polisi." Kata Pak Polisi dengan memborgol tangan Dahlia.

"Ada apa ini Pak?" Tanya Rio. Sedangkan Randy yang menatap Kakaknya di bawa polisi itu jadi bingung, tapi dia tidak bisa bergerak. Tubuh nya masih lemas dan sedikit mati rasa.

"Dia membuat keributan di rumah ananda Johan. Mungkin keluarga nya atau teman nya bisa ikut dengan kami..."

Clara dan Rio langsung mengangguk, sedangkan Ferdi di tugaskan untuk menjaga Randy di rumah sakit ini.

"Fer! Jaga Randy dengan baik! Awas kalau Lo macam macam! Ya?!" Kata Rio dengan sangat khawatir sekali.

"Iya. Aku akan menjaga nya!" Kata Ferdi dengan memberikan janji nya itu.

Setelah itu Clara dan Rio pergi dengan para polisi itu dengan perasaan gugup sekaligus nervous. Dia takut jika akan terjadi apa apa dengan Kakaknya itu.

Dalam hatinya Randy, dia tidak pernah merasakan rasa sebal dengan semua orang yang ada di dunia nya. Karena dia terus berpikir jika mereka adalah sama, meski ia tau jika kenyataan selalu tidak bisa untuk di bohongi.

"Apakah... Kakak ku akan baik baik saja?" Tanya Randy.

"Ya. Dia akan baik baik saja, Ada kak Clara dan Rio. Kamu istirahat saja... Mau makan?"

Randy mengangguk, dia lapar sekali. Perut nya perih karena telat makan. Untung nya Ferdi bilang jika dia sudah terbiasa dengan semua ini, dia bahkan punya 10 adik di rumah nya. Dan menyuapi seseorang? Itu adalah hal biasa bagi nya.

Randy yang ada di sana sedikit malu, tapi karena tangan nya patah dia jadi tidak bisa memakan makanan sendiri.

---***---

Persidangan tiba tiba saja di mulai saat Rio dan Clara baru saja sampai. Di sana, dia melihat seorang gadis dengan pakaian yang sudah tercabik cantik, kemudian Pak Fery dan istri nya tiba tiba saja datang dan berlari ke ruangan pengadilan ini dengan wajah yang tegang sekali. Tentu saja, mereka adalah penguasa tranportasi. Bahkan uang nya jika dia isi tidak akan cukup untuk di masukkan kedalam rumah Clara.

Rio memegang tangan Clara tiba tiba saking gugupnya dia dengan acara ini, dan karena itulah Clara langsung menepis nya. Dia sengaja duduk di depan sebagai saksi untuk Dahlia. Astaga, anak tomboy itu lagi lagi membuat masalah disini.

Sidang di mulai dengan membahas kasus yang baru baru ini terjadi, yaitu adalah kekerasan di bawah pengaruh alkohol serta penganiayaan terhadap teman sendiri. Ini sudah melanggar beberapa undang undang dan tentu saja membuat Bapak nya Johan yang merupakan angkatan laut, gelar nya sebagai jendral ini sangat ketakutan sekali.

Mereka takut jika nantinya Johan akan di hukum dengan hukuman yang sangat berat sekali. Dan karena itulah suasana di sini jadi memanas sekali.

"Baiklah! Atas nama, Dahlia seorang siswi dari SMA Putri Internasional Indonesia All The Best One In World. Pada hari dimana Randy kecelakaan dikarenakan pertengkaran yang tidak jelas dari ananda Johan Aditya Pratama ini, dia, Dahlia Wijaya datang ke rumah orang tua Johan, dengan membawa belati yang dia beli dari salah satu toko." Kata sang penguasaan hukum.

"Dan dia menusukkan 2 kali belati itu pada teman Johan, namanya adalah Jackson Alex yang kini dalam keadaan koma di rumah sakit."

Panjang sekali dia mengobrol tentang kasus ini. Hingga keputusan untuk mendapatkan sanksi pun di bacakan.

"Dan... Ananda Dahlia Wijaya, akan di jatuhi hukuman denda sebanyak 100 juta rupiah, dengan jaminan kesehatan Jackson Alex, serta masa percobaan penjara selama 6 bulan, rehabilitasi." Kata sang pengadilan, dan mengetok palu sebanyak 3 kali.

Dahlia akan di penjara selama 6 bulan setelah mengadakan uji banding dengan beberapa oknum. Serta dia akan di denda untuk membayar biaya rumah sakit, termasuk jaminan kesehatan Jackson, serta denda sebanyak 100 juta pada pria itu.

"Ada keberatan?"

Tidak ada yang menjawab namun tiba tiba saja Johan tertawa dengan menatap semua orang yang sangat sebal sekali dengan Johan.

"Apa gunanya membela anak tidak normal itu?! Kalian dapat nasi?! Apa kalian di suap oleh orang kaya ini?" Tanya Johan dengan suara nya yang lantang sekali melalui mic yang ada di meja mimbar.

Dia berdiri dengan tangan yang masih di borgol dan dua posisi yang duduk di samping nya ikut berdiri.

"Sialan! Aku harus di penjara selama beberapa bulan di sini hanya karena aku di paksa untuk minum minuman alkohol! Apa gunanya merawat anak seperti itu di dunia yang keras ini?! Sialan, bahkan air ludah ku keluar hanya untuk menentang hukum yang sangat konyol!" Kata Johan.

"Hey! Berhenti katakan anak saya sebagai anak tidak normal!" Teriak Pak Fery dengan menuding Johan yang hanya duduk santai di bangku nya.

"Untuk apa? Dia hanya anak abnormal!!" Teriak Johan dengan suara nya yang begitu lantang sekali.

Kata kata abnormal? Itu sangat di benci oleh Dahlia. Bahkan dia sudah dengan hal itu dari Randy berusia 11 tahun, di mana kabar dan isu isu perubahan pertumbuhan adiknya mulai di ragukan. Dan kata kata abnormal itu mengingat kan nya pada tindakan ibu nya.

Ibunya yang melahirkan dengan susah payah, ayah nya yang depresi karena anak yang mereka lahirkan rupanya adalah anak abnormal. Dan itu yang membuat Ibunya Dahlia meninggal, entalah itu meninggal atau kabur.

Tapi ayah nya selalu bilang jika ibu sudah tenang di sisi sana.

avataravatar
Next chapter