webnovel

Perasaan Janggal

"Ai, bangun!" seseorang mencoba membangunkanku.

Aku tersadar dan melihat sekeliling. Aku berada di UKS terbaring lelah.

"Kamu tidak apa-apa, Ai?" Tanya Bu Sri, pengawas UKS.

"Iya, Bu" jawabku

"Tadi Ibu melihatmu pingsan di toilet. Untung Ibu disana. Coba kalau tidak, belum tentu ada yang menolongmu"

"Iya, Bu.. Makasih ya, Bu"

"Yasudah, kalau kamu sudah sehat kamu boleh ikut pelajaran lagi. Tadi ibu sudah bilang ke Bu Ria. Bu Ria wali kelas kamu, kan?"

"Iya, Bu"

"Ok, kamu sekarang masuk ke kelas, ya"

Aku bahkan baru menyadari bahwa aku pingsan dan... kakiku tetap sama! Aku harus tetap berjalan dengan tongkat berjalanku. Aku mencari tongkat itu, tetapi tak ada hasil.

"Bu Sri, Ibu lihat tongkatku nggak?" tanyaku.

"Nggak tahu ibu. Yasudah sementara kamu pakai kursi roda UKS aja"

"Makasih ya, Bu"

Sungguh, baru kali ini aku menggunakan kursi roda. Aku mencoba untuk keluar UKS dan menuju kelas. Berat sekali rodanya, seakan menolak arahan ku. Setelah beberapa waktu akhirnya aku bisa menggunakannya.

Aku kembali terkejut. Aku sangat tidak menyadari sejak kapan aku menggunakan jam tangan? Mereknya tak kukenali. Aku berpikir sambil mengendalikan kursi roda, mengapa hari ini banyak kejadian janggal padaku? Namun aku sangat menyukai jam tangan ini. Baru pertama kali kugunakan jam tangan.

Sesampainya di kelas, aku disambut dengan bisingnya suasana kelas. Aku lupa memberitahu bahwa ada tugas IPS merangkum bab 3. Guru-guru masih rapat hingga istirahat.

Aku memberitahu Mutia, sekretaris kelas untuk menulis tugas Bu Ria.

"Hah, ada tugas merangkum?"

"Iya, disuruh merangkum bab 3"

"Kenapa sih pas aku lagi santai? Aku lagi mau tidur ini. Biasanya pelajaran ini kan jam tidurku, hehe"

" Yasudah kalau tidak mau" jawabku.

Aku kembali ke bangku dan mulai mengerjakan tugasnya

"Ai, sejak kapan kamu pakai kursi roda?" tanya Vira.

"Sejak tadi di UKS"

"Ooh.. Tadi ada tugas apa?"

"Disuruh merangkum bab 3"

"Memangnya Bu Ria masih rapat?" Kata Mutia memotong pembicaraanku.

"Masih lah! Biasanya kan kalo dikasih tugas gini pasti ada keperluan kan? Yasudah aku mau kerjain dulu" jawabku.

"Aku juga" kata Vira.

Akhirnya bel berbunyi mengajak seluruh siswa istirahat. Aku yang belum menyelesaikan rangkuman terus mengerjakan hingga akhirnya selesai dan aku menuju ke kantin .

Vira dan Rani sudah menungguku disana. Aku segera menyingkirkan kursi kosong agar kursi rodaku muat untuk bergabung dengan mereka.

"Ai, saat pelajaran seni kamu kemana? Kok aku tidak melihatmu lagi setelah kamu pergi ke toilet?" tanya Vira.

"Aku..... pergi ke UKS. Perutku sakit sekali setelah dari toilet" kataku mencari alasan yang masuk akal.

"Ngomong-ngomong kapan kamu pakai jam tangan itu, Ai. Aku belum pernah melihatmu menggunakan jam tangan" tanya Rani.

"Oh iya, kamu kapan punya kursi roda, Ai? Aku baru sadar" Rani bertanya lagi.

Semua pertanyaan itu membuatku diam, sembari memikirkan jawabannya. Aku berusaha menjelaskannya dengan baik.

"Jam ini sebenarnya sudah lama tak kupakai bepergian. Lagipula desainnya juga masih bagus. Sayang kalau jarang dipakai" jawabku.

"Kalau kursi roda itu aku pinjam dari UKS setelah tongkat berjalanku hilang" tambahku.

"Kok bisa hilang? Nanti kalo orangtuamu tau gimana? Apa nggak dimarahin? Trus nanti apa nggak susah kalo mau ke toilet?" tanya Vira.

Vira dan Rani orangnya memang suka banyak tanya, tetapi aku tau itu tandanya mereka sangat perhatian padaku, terlebih kondisi tubuhku yang sudah tak normal.

"Aku kujelaskan nanti saat pulang sekolah" jawabku ragu.

Sepertinya semuanya setuju dengan jawabanku tanpa adanya pertanyaan lainnya. Aku kembali menyuap sesendok mie ayam yang kumakan saat istirahat.