webnovel

Duda Tampan : Mengejar Istri yang Kabur

(TAMAT) Mature Content Demi menepati janjinya dengan sang kekasih, Lin Xiao Yi rela kabur meninggalkan rumah suaminya yang bernama Li Zheng Yu tepat saat malam pertamanya. Namun Lin Xiao Yi harus menerima kenyataan pahit karena justru harus melihat kekasihnya berselingkuh dengan saudara kembarnya. Setahun kemudian Lin Xiao Yi bertemu dengan suaminya dengan keadaan yang tidak terduga. Dia dipaksa menjadi pengasuh anak tirinya yang berumur empat tahun. Padahal Lin Xiao Yi sangat tidak suka dengan anak kecil. Akankah Lin Xiao Yi dan Li Zheng Yu mengetahui jika mereka sudah menikah? Bagaimanakah sikap Li Zheng Yu setelah mengetahui jika pengasuh anaknya adalah istrinya yang kabur sebelum ia menyentuhnya pada malam pertama? Ikuti kisah selengkapnya hanya di aplikasi Webnovel. Jangan lupa baca juga cerita saya yang lainnya dengan judul Istri Simpanan. Follow me, Instagram : Nayya_phrustazies Facebook : Nayya Phrustazies

Nayya_Phrustazies · Urban
Not enough ratings
407 Chs

Bab 6 - Kedatangan tamu

Lin Xiao Yi langsung membersihkan diri setelah sampai di rumah. Entah apa salahnya sehingga bertemu dengan seorang gadis kecil yang sangat sulit sekali untuk dibujuk. Bahkan untuk berpisah dengannya saja terasa sangat sulit.

"Xiao Yi, kau dari mana saja? Sejak sore tadi aku kau menghilang dan pulang setelah matahari tenggelam," ujar Fang Yin sambil duduk di sisi ranjang mengamati Lin Xiao Yi mengeringkan rambutnya.

"Aku bertemu dengan seorang gadis kecil. Namun dia tidak mau bersama pengasuhnya dan malah mendekap kakiku dengan erat. Terpaksa aku harus mengajaknya berkeliling terlebih dahulu hingga petang." Lin Xiao Yi menghela nafas panjang karena perutnya bahkan kini sampai kelaparan gara-gara anak itu.

"Siapa?" Fang Yin menautkan kedua alisnya.

"Anak kecil yang tinggal di rumah besar itu. Aku heran kenapa ibunya tidak mau merawatnya? Tapi Dia bilang ibunya tidak ada," tukas Lin Xiao Yi sembari berdecak kesal karena ibunya bahkan tidak keluar sama sekali.

"Benarkah? Mungkin orang tuanya sibuk. Bukankah tadi sudah kukatakan jika dia hanya bersama ayahnya," ujar Fang Yin mengingatkan.

"Ah, aku lupa." Lin Xiao Yi menepuk jidatnya karena sudah berprasangka buruk kepada ibunya Mei-Yin.

"Kau selalu saja begitu," gerutu Fang Yin.

"Aku sebenarnya merasa kasihan dengannya tapi aku juga tidak mau terlalu lama bersamanya. Aku tidak suka anak kecil," ujar Lin Xiao Yi sembari mematut dirinya di cermin.

Ia mengingat bagaimana tadi berkeliling kompleks sampai kakinya terasa pegal. Ada perasaan menyesal tadi sudah menawarkan bantuan kepada pengasuhnya.

"Anak-anak itu sangat menggemaskan. Kenapa kau tidak menyukainya?" Fang Yin merasa sangat aneh dengan Lin Xiao Yi.

"Mereka menyusahkan," sahut Lin Xiao Yi enteng.

"Alasanmu tidak masuk akal. Kau juga ketika kecil pasti lebih menyusahkan," cibir Fang Yin seraya memutar bola matanya.

Setelah mengobrol sebentar, mereka turun ke bawah untuk makan malam. Untunglah Fang Yin sudah masak ketika sore tadi sehingga Lin Xiao Yi tidak perlu repot-repot menyiapkannya. Tinggal menikmati makanan yang sudah tersedia di atas meja makan.

Mereka makan sambil sesekali teratawa renyah. Saling bercerita satu sama lain tentang masa lalu mereka.

Tok … tok … tok ….

Obrolan mereka terhenti ketika terdengar suara ketukan pintu dari luar.

"Siapa malam-malam seperti ini berkunjung?" ujar Fang Yin sembari mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya.

"Biarkan aku yang membukanya." Lin Xiao Yi menggeser kursinya ke belakang kemudian segera melangkah menuju pintu depan.

Rumah itu memiliki dua tingkat meski tidak terlalu besar tapi cukup untuk ditinggali berdua.

"Siapa yang malam-malam seperti ini berkunjung?" gerutu Lin Xiao Yi sembari memutar kunci dan knop pintu. Pasalnya jarang sekali ada tetangga yang mengunjungi mereka pada malam hari.

Dua orang pria bertubuh tinggi dan kekar berdiri di depan pintu. Pakaian yang mereka kenakan begitu pas hingga otot-otot tubuhnya terlihat. Mereka memakai baju dan kaca mata hitam yang sama.

Lin Xiao Yi sontak mundur beberapa langkah. Takut jika mereka berdua adalah orang jahat yang mungkin mencari para gadis untuk dijual. Tanpa pikir panjang Lin Xiao lantas menutup pintu tanpa bertanya dulu untuk apa kedatangan mereka. Pikirannya mengatakan jika mereka adalah orang jahat.

"Jangan ditutup pintunya, Nona!" sergah salah seorang pria sambil menahan pintu agar tidak tertutup meski sudah sekuat tenaga Lin Xiao Yi mendorongnya.

"Siapa kalian? Untuk apa kalian datang kemari?" teriak Lin Xiao Yi sambil menahan pintu dengan punggungnya.

"Nona, kami bukanlah orang jahat," terang pria itu sembari mendorong pintu hingga akhirnya terbuka karena Lin Xiao Yi tidak bisa menahan kekuatan mereka yang begitu besar.

"Fang Yin, kemarilah," panggil Lin Xiao Yi dengan tubuh gemetar. Tangannya meraih sesuatu yang berada di atas meja. Sayangnya dia hanya menemukan gunting kecil.

"Ada apa?" Fang Yin langsung terbelalak lebar dan buru-buru berdiri di belakang Lin Xiao Yi.

"Siapa kalian?" teriaknya dengan nada kasar.

"Nona, kami datang kemari hanya ingin menyampaikan perintah bos kami." Kedua pria itu membungkukkan tubuhnya secara bersamaan.

"Perintah bos? Apa maksud kalian?" Lin Xiao Yi mengerutkan keningnya.

"Siapa dari kalian yang bernama Lin Xiao Yi?" Seorang penjaga memandang Fang Yin dan Lin Xiao Yi secara bergantian.

"Dia!" Lin Xiao Yi dan Fang Yin saling menunjuk satu sama lain.

"Xiao Yi, kenapa kau menunjukku?" ujar Fang Yin.

"Aku hanya gugup." Lin Xiao Yi meringis kemudian menunjuk dirinya sendiri.

"Ada apa kalian mencariku?" ujarnya dengan perasaan yang lebih berani. Lagi pula untuk apa takut jika dirinya bisa melawan.

"Bolehkah kami masuk?" ujar salah seorang dari mereka.

Lin Xiao Yi dan Fang Yin saling berpandangan satu sama lain. Namun segera minggir untuk memberikan jalan ketika kedua pria itu yang sudah melangkah masuk.

"Nona, bos kami ingin meminta anda menjadi seorang pengasuh." Salah satu pria membuka koper yang berisi uang dengan begitu banyak.