webnovel

Dua Puluh Tiga Rasa

Melalui pertaruhan rasa, kita lanjutkan dengan parade patah hati untuk merayakan hari patah hati yang di akhiri dengan parade jatuh hati

damarantri · Urban
Not enough ratings
4 Chs

#PertaruhanRasa1

" Aku ingin mencintaimu dengan sederhana : dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana : dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

awan kepada hujan yang menjadikannya tiada"

Salah satu puisi karya Pak Sapardi Djoko Pramono ini di lantunkan oleh pemuda cahaya di sebuah cafe yang berada tak jauh dengan rumahnya.

Gadis pemilik netra hitam tanpa tinta itu sedang menangis hanya karena puisi tersebut dilantunkan oleh sang cahaya. Bagaimana tidak? Puisi tersebut benar - benar menggambarkan dirinya yang sedang diam - diam menyukai pemuda cahaya itu.

Jika sang penulis cerita ini memberikan pena nya pada gadis pemilik netra hitam tanpa tinta itu, ia ingin sekali memberitahu perihal nya,

"Oh surya, tolong beritahu putra mu yang bernama cahaya, tolong beritahu kalau lintang nya sedang menyukai nya dalam diam"

Jika saja ia mampu memberitahukan sang cahaya dengan tanpa rasa malu, kemungkinan ia akan tenang dengan semua kata yang menghantuinya.

Cahaya? Iya, dia manusia cahaya yang memiliki nama Pradipta Nareswara. Sang cahaya yang suka sekali membuat sang lintang luluh karena puisi yang dibacakannya.

Kalau Lintang? Iya, dia putri bintang yang memiliki nama Lintang Aozora. Sang Lintang yang suka sekali dengan puisi yang dibacakan cahaya.

Hujan perlahan turun, menghujani alun - alun elor yang dari ramai kini kian sepi. Tanah yang kini kian basah, dengan bau Petrikor yang menenangkan itu membuat sang Lintang tak sadar jika sang cahaya nya sudah berada di sampingnya.

"Loh Lintang kenapa? Kok nangis?" Perkataan cahaya membuat lintang terburu - buru menghapus air mata nya yang jatuh hanya karena puisi yang dibacakan cahaya.

"Ah engga kok dip. Oh iya, besok gue pulang sekolah ada rapat OSIS. Lu gausah nungguin ya, gue mau pulang sendiri," lintang sebenarnya ingin menghindari cahaya, tapi memang benar alasannya kali ini. Lintang benar - benar ada rapat OSIS yang akan membicarakan tentang classmeeting semester ini.

"Gapapa, tang. Kaya sama siapa aja. Kebetulan besok gue ada janji mau main futsal abis pulang sekolah sama anak - anak futsal, jadi besok bakal gue tungguin sampai lo beneran selesai rapatnya," ah sial, cahaya benar - benar ingin sekali membuat lintang nya ini terbang.

"Udah gapapa, ntar gue bareng sama Surya aja,"

"Bentar, Surya mana nih? Surya bayuaji atau Surya Raka? Hahahah," ah benar - benar sial sekali lintang hari ini.

"Surya Raka lah, kan dia saudara kembar gue. Masa iya gue mau bareng sama siluman anjing,"

"Hahahahha iya iya," akhirnya cahaya nyerah.

Lintang membuka hp nya memastikan tidak ada pesan masuk, nyatanya, sang saudara kembar nya sudah spam chat dari dia pergi dengan dipta.

"Ehm, dip. Pulang yuk. Si abang lagi ngambek daritadi, kasian kalau gue ga pulang - pulang," sambil memasukkan hpnya ke dalam tas.

Tanpa bicara, Dipta membawa Lintang keluar dari cafe dan membawanya pulang dengan vespa dan jas hujan kesayangannya.

republish

29.09.20_damarantri