webnovel

Bab 4

Skyla tengah berjalan menuju kelasnya, tiba-tiba saja ia melihat cowok yang tidak asing lagi dari penglihatannya.

"Elo!" seru Skyla ketika cowok itu sudah sampai di hadapannya.

"Elo lagi!" Ketus cowok itu yang tak lain adalah Rafael.

"Lo kuliah di sini juga?" tanya Skyla.

"Iya!" jawabnya ketus.

"Jadi anak jangan ketus-ketus napa!" cerca Skyla.

"Suka-suka gue! Apa urusannya sama elo!" sinis Rafael.

"Cuma berpendapat! Gak ada cowok yang baksir sukurin lo!" solot Skyla.

Kemudian ia berlalu dari hadapan Rafael. Mengurusi cowok itu hanya akan membuat dirinya jadi makin emosi saja.

Skala lewat di depannya, namun dia tidak bermaksud ingin berhenti atau menyapanya sama sekali.

Maka yang Skyla lakukan adalah menyapa Skala terlebih dahulu.

"Kala!" panggilnya.

"Iya apa?" jawab Skala datar.

"Buru-buru banget sih! Tadi juga berangkatnya gak nungguin!" oceh Skyla.

"Iya tadi harus ketemu dosen pagi-pagi!" elak Skala. Bukan itu sebenarnya alasannya, melainkan hanya sebuab jarak yang mulai saat ini harus ia ciptakan demi mengobtrol hatinya.

"Gue duluan ya? Habis ini ada kelas!" Pamit Skala. Lagi-lagi ia berbohong pada Skyla.

Sesungguhnya ia tidak ada maksud sama sekali buat bohong. Hanya saja ia terpaksa buat melakukan itu.

Skala juga sudah membeli sebuah apartemen yang tentunya sudah dapat ijin dari orang tuanya yang berada di luar negri.

Mungkin jarak adalah yang terbaik untuk mereka saat ini, meskipun sakit, dan akan sangat menyiksa.

Skyla kembali ke kelasnya. Di sana ia sudah di sambut oleh teman-temannya.

"Woyy Ki! Kenapa tu muka di tekuk gitu?" protes Aurel salah satu teman Skyla.

"Lagi BT aja!" ucapnya.

"Masih pagi udah BT aja lo, gimana dapet gak materinya dari cewek itu!" tanya Kimy.

"Dapet kok!" uncap Skyla. "Ya meskipun gue hampir di kejar sama orang gila dan di turuni di halte pas panas-panasnya sama kakak dati cewek yang punya soal itu, puas lo!" cerocos Skyla.

Seharusnya kemarin bukan hanya ia yang datang ke rumah temannya itu. Tapi kedua temanny itu harusnya juga datang.

Tapi karena mereka mendadak beralasan karena ada urusan mau tidak mau ia harus kesana sendirian.

Untung saja cowok itu meskipun kata-katanya pedes level 100 tapi masih punya sisi baik, jadi ia bisa mendapatkan soal itu darinya.

"Ya maaf! Kita beneran lagi ada urusan Kil!" jelasnya sambil meninta maaf.

"Iya-iyaa, karena gue sahabat lo yang baik gue maapin!" ungkap Skyla.

"Aaa makasih! Lo emang the best deh. Sebagai gantinya nanti makan siang di kantin gue traktir deh!" tawar Aurel.

"Bener ya! Awas lo bohong!" ancam Skyla.

"Iya sayang! Beneran, suer deh!" ucap Aurel meyakinkan.

"Gue juga di traktir kan Rel!" sahut Kimy.

"Yee, bayar sendiri!" cetus Aurel.

"Kok gitu! Dihh jahatnya." gadis itu berucap sambil memonyongkan bibirnya.

Kelas pun di mulai. Dosen yang pembimbing pun sudah masuk ke kelas mereka.

"Oke anak-anak! Hari ini saya akan memberikan kalian tugas sesuai dengan materi yang saya suruh kalian buat pelajarin kemarin," ucap dosen itu di depan kelas.

"Mati gue!" ucap Aurel.

"Sama! Gue juga," tambah Kimy.

"Salah siapa, kemarin di ajakin belajar bareng gak mau!" ucap Skyla.

"Gue gak tau kalai hari ini bakalam ada ulangan dadakan," protes Aurel.

"Emang lo pikir gue juga tau!" jelas Skyla.

"Lo juga gak tau?" sahut Kimy.

"Ya enggak lah! tapi yaaa, untungnya gue udah pelajarin sih tadi malam materi yang itu!" ucap Skyla.

"Awas lo gak bagi contekan!" ancam Aurel.

"Bodo amat!" jawab Skyla.

"Oke ulangan kita mulai ya!" ucap dosen itu lagi. Kali ini sambil membagikan selembar kertas dan menyuruh semua mahasiswa untuk mengumpulkan buku dan ponsel mereka di depan.

"Baik Pak!" jawab mereka serentak.

Setelah semua mengumpulkan buku dan juga ponsel mereka ke depan ulangan pun di mulai.

Dan yang bikin Aurel dan Kimy semakin panik lagi adalah tempat duduk mereka yang di lacak tidak seperti biasanya.

"Skyla, kamu pindah depan!" suruh dosen tersebut.

"Baik Pak!" jawabnya.

"Kimy kamu mundur dan Aurel kamu bergeser dua bangku dari tempat duduk kamu sekarang!" ucapnya dosen itu lagi.

Setelah semuanya sudah teracak, dosen yang biasa ia panggil dengan sebutan Pak Dika itu hanya membacakan soal dalam waktu satu menit.

"Oke semua! Silahkan di kerjakan." Kemudian pak Dika melangkah keluar kelas.

"Gila tuh dosen!" umpat Kimy. Ya kali 1 menit doang baca soalnya.

Sementara Skyla mulai mengerjakan soal yang di berikan Pak Dika. Karena waktu mengerjakannya pun hanya 10 menit.

"Soal 1 tapi jawabannya beuhhh banyak banget!" keluh Aurel. Meskipun ia belum mempelajari materinya namun sedikitnya ia tau lah tentang soal itu. Ya walau pun mengerjakannya bisa atau gak!

"Cukup! Sudah 10 menit silahkan kumpulkan jawaban kalian di atas meja saya!" ucap Pak Dika.

"Baik Pak."

Setelah mengumpulkan lembar jawaban mereka langsung keluar dari kelas.

"Sumpah gue gak tau bakalan dapet nilai apa!" ucap Kimy. Dari tadi wajah dia adalah yang paling pucet di antara mahasiswa lainnya.

"Lo ngerjain kan Kim!" tanya Skyla.

"Enggak!" jawabnya spontan.

"Buset! Udah gila lo," sahut Aurel.

"Emang lo ngerjain Rel?" tanya Skyla.

"Ngerjain lah! Meskipun jawabnya ngarang sih!" tambahnya.

Pak Dika keluar dari kelas mereka. Tiba-tiba saja langkahnya langsung mengarah kearah mereka.

"Ada apa ya Pak?" tanya Skyla.

"Saya tunggu Auerel dan Kimy di ruangan saya!" ucap pak Dika kemuduian melangkah pergi tanpa menjawab pertanyaan Skyla.

"Baik Pak!" jawab Aurel.

Sedangkan Kimy sudah pucat pasi. Bahkan wajahnya kali ini lebih pucat dari wajah orang sakit.

"Yuk!" ajak Aurel.

"Gak jadi di traktir dulu nih! Laper!" ucap Skyla.

"Jahat banget sih! Sempet-sempetnya mikirin makan!" protes Aurel.

"Makanya kalau di ajakin belajar tuh mau, gak bakal jadi gini kan!" Tegas Skyla.

"Awas lo ya kelar urusan kita sama Pak Dika," ancam Aurel.

"Yee, gak mempan!" jawab Skyla. "Sono sebelum hidup kalian makin gawat!" ucap Skula sambil tertawa puas.

"Eamang tuh ya! Sahabat gak ada akhlak!" cetus Aurel.

Aurel dan Kimy pun berlalu ke ruangan Pak Dika. Semntara Skyla mencari keberadaan Skala.

Biasanya cowom itu akan berada di kantin bersama teman-temanya.

Namun siang ini Skyla tidak melihat Skala berada di kantin.

"Apa Kalu udah pulang ya?" tanyanya dalam hati.

Terkadang saat jarak sudah tercipta, ada rasa rindu yang datang tiba-tiba. Dan itu yang kini di rasakan oleh Skyla.

"Woy, ngelamun aja lo!" teriak Rafael yang sangat memekikan telinga Skyla.

"Bisa gak sih! Gak usah pakek teriak-teriak," protes Skyla.

"Biar lo kaget!" jawab Rafael yang sama sekali tidak merasa bersalah.

Di sisi lain, Skala melihat kedekatan Skyla dan Rafael.

"Maaf! ganggu,"