webnovel

Bab 22. Berdebat

Kenapa sih selalu saja ada masalah dalam hidup ini, kelar satu ada lagi masalahnya. 

Menghadapi situasi seperti sekarang ini! Masak iya gue harus diam aja gitu. Gue juga punya pendapat kan?

Ya kalau pendapat gue di butuhkan sih, soalnya kan gue seringnya di anggap masih bocah. 

Ocehan Skyla itu terdengar saat Kala melewati depan pintu kamarnya.

" kalau ngomong itu di depan orangnya langsung nggak usah di belakangnya kayak gitu, basi!" cetus Kala. 

" maksud lo ngomong kayak gitu apa? Lo mau menyindir gue?" tanya Kila. 

"Lhoh! Menyindir dari mananya orang gue cuman ngomong kok. Emang ada yang salah ya dari omongan gue," tutur Sekala. 

" jelaslah ada yang salah, lo ngomong kayak gitu itu di depan pintu kamar gue. Terus elu menyindir siapa langsing oleh bukan gue!" cecar Kila. 

" kita kenapa harus kayak gini sih, nggak capek apa berdebat terus kayak gini. 

Lo marah sama gua bahkan gue nggak tahu apa kesalahan gue, iri karena orang tua lo itu perhatian banget sama gue?" tanya Kala. 

" jangan bawa-bawa orang tua gue bangsat!" tegas Kila. 

"Gue gak tau lagi harus dengan cara apa gue bikin lo nggak marah lagi. Harusnya yang iri itu gue bukan elo. 

Lihat gimana keluarga gue, lo enak setiap hari bisa bertemu dengan keluarga lo. Pulang kuliah langsung disambut dan dimasakin setiap hari.

Sedangkan gue, telepon seminggu sekali aja nggak pasti. Sekalinya telepon paling juga cuman 10 menitan alasannya sibuk lah, kadang gue merasa kalau gue itu bukan anak mereka, gue merasa kalau gue itu justru sengaja diasingkan ke sini!" ucap Kala. 

" kenapa lo bisa berfikir seperti itu, di sana orang tua lu itu kerja buat masa depan lo juga. 

Di pikir mereka itu cuman santai ongkang kaki gitu, jangan menganggap yang terlihat itu selalu benar menurut lo.

Dan jangan beranggapan apa yang lo rasakan itu selalu benar karena bisa jadi itu hanya dari pikiran lo aja," ujar Skyla. 

" gue capek dan gue mau tidur," imbuhnya. 

Gadis itu pun kemudian masuk kembali ke dalam kamarnya dan mengunci pintu kamarnya. 

Skyla jelas tahu sekali apa permasalahan yang sedang dihadapi oleh Sekala. Laki-laki itu memang selalu merasa kalau dirinya itu selalu diasingkan oleh orang tuanya. 

Tapi dia juga tidak boleh menyalahkan keadaan karena dirinya sendirilah yang memilih untuk tetap berada di Indonesia. 

" lo bisa ngomong kayak gitu Kil, lo bisa karena lo nggak merasakan gimana jadi gue.

Lo enggak merasakan bagaimana rasanya jauh dari orang tua. Selama ini ibu selalu merasa kesepian bahkan di tengah keramaian pun, gue selalu merindukan ucapkan selamat tidur, selamat malam, ataupun selamat pagi yang tidak pernah gue dengar setiap hari.

Kurang sabar apa gue, selama ini gua nya berusaha menutupi kesepian ini dengan berpura-pura bahagia saja!" gumamnya. 

"Kala kok belum tidur?" tanya Sahara. 

" aku belum ngantuk Tan, nggak tahu kenapa nih susah banget buat tidur. 

Ya mungkin karena aku lagi banyak pikiran juga kali makanya susah buat tidur," sahut Kala. 

" kamu rileks ya, kan di sini kamu itu nggak sendiri ada om ada tante udah juga ada Kila. Kita semua disini itu sayang banget sama kamu, dan satu lagi lagi pula kan juga ada nenek dan kakek yang akan selalu ada buat kamu!" tukas Sahara. 

" di sini memang ramai Tan, tapi hatiku selalu merasa kesepian. Aku selalu merasa di tanah keramaian itu seolah-olah aku sendirian.

Aku selalu merasa berpura-pura tersenyum ketika kalian itu tertawa, nggak tahu mengapa aku selalu merasa seperti itu.

Mungkin karena jiwaku ini yang terlalu kosong, atau mungkin karena aku begitu merindukan kedua orang tuaku. Entahlah!" ucap Skala. 

" kamu yang sabar ya, Tante yakin banget kalau suatu saat nanti pasti kamu akan berkumpul lagi dengan mama papa kamu. Kan sekarang mereka lagi mencari uang buat masa depan kamu, jadi kamu itu nggak bisa di kayak gitu buktikan dong sama mereka kalau kamu itu bisa menjadi orang sukses.

Kamu jangan terlalu berfokus pada pikiran kamu yang di hidup jauh dari orang tua, karena meskipun kita itu jauh dari orang yang kita sayang tapi hati kita itu akan selalu dekat sayang," ucap Sahara. 

Wanita paruh baya itu berharap kata-katanya bisa membuat Sekala kembali ceria. 

"Iya Tan, aku akan berusaha kok pasti untuk menjadi orang yang sukses."

Malam semakin larut tapi di dalam kamarnya ternyata Skyla tidak bisa memejamkan matanya. Gadis itu beralih ke balkon untuk sekedar melihat malam meskipun langit malam ini tidak menampakkan bintang sama sekali.

Tak jauh berbeda dengan Sekala yang ternyata juga sedang berada di balkon.

" katanya tadi ngantuk kok ini malah keluar?"  tanya Sekala. 

" iya tadi emang ngantuk tapi setelah lihat drama korea udah nggak ngantuk lagi, malahan sekarang gue nggak bisa tidur makanya gue keluar buat cari udara segar," kilah Skyla. 

" gak usah bohong deh, gue paham kali mana orang yang habis bangun tidur dan mana orang yang belum tidur sama sekali.

Gue mau tanya deh sesuatu sama lo tapi lo harus siap jujur," ucap Sekala. 

" mau tanya tentang apa emang?" tanya Skyla. 

" lo keberatan ya kalau harus berbagi kasih sayang sama gue, kalau emang dia gue bakal pindah ke rumah nenek dan kakek kok.

Biar enggak merasa kalau di rumah ini seperti anak tiri," ujar Sekala. 

" ngomong apaan sih lu gak jelas banget, emang gue pernah ngomong kayak gitu sama lo. 

Terus kenapa gue harus iri, bukankah bagus kalau kedua orang tuamu itu juga peduli sama lo!" sahut Skyla. 

"Lo emang nggak pernah ngomong sama gue, tapi dari tingkah laku lho itu gue paham kok. 

Gue tahu kalau sebenarnya lo itu cemburu kan, ngomong aja yang jujur Kil tidak perlu ada yang ditutupi lagi!" ucapnya. 

" gue harus jelasin kaya gimana sih, terserah deh lo mau percaya atau enggak!" ucap Kila. 

" gue harus percaya kayak gimana, jelas banget kalau lo lagi bohong sama gue.

Kil, gue itu sama sekali nggak ada maksud buat mengambil perhatian orang tua lo. Jadilah jangan pernah berfikir kayak gitu dan jangan pernah berpikir untuk iri sama gue, percaya deh kalau orang tua lu itu sayang banget sama lo.

Mereka sayang banget sama lo," ucap Kala. 

" udah malam besok harus kuliah tidur dulu," sahut Kila. 

Gadis itu pun kembali masuk ke dalam kamarnya. Entah mengapa di saat membahas tentang perhatian kedua orang tuanya yang terbagi gadis itu merasa sedih.

Padahal seharusnya gak di situ tidak boleh merasa seperti itu, toh Kala adalah kakaknya sendiri.