webnovel

Bab 21. Merasa di Tirikan

Sebenarnya jika sang Ibu itu memperhatikan Skala sama sekali tidak menjadi masalah untuk Skyla. 

Yang berlebihan itu yang membuat Skyla justru merasa kalau dirinyalah yang menumpang di rumah ini. 

" benar-benar merasa aneh dan sangat aneh. Lagian sebenarnya yang anaknya itu siapa sih kenapa yang menjadi istimewa justru dia. 

Aneh dan benar-benar aneh banget," tukas Kila. 

Gadis itu kini sudah berada di kampusnya. Karena masih terlalu pagi gadis itu pun memutuskan untuk ke Kantin lebih dulu. 

" tumben banget ya anak-anak jam segini belum pada datang, Aurel biasanya juga pagi kenapa belum datang!" tukas Kila. 

Hanya kantin yang baru buka pagi ini, karena memang dari rumah belum sarapan maka ada di situ pun memutuskan untuk memesan soto dan juga teh hangat. 

" tumben datangnya pagi bener Kil?" tanya penjaga kantin itu. 

" iya ini lagi ada kelas pagi jadi berangkatnya pagi deh, tapi kenapa yang lain belum ada datang ya. Atau jangan-jangan mereka itu nggak tahu kalau hari ini itu ada kelas pagi!" tebak Kila. 

" kamu itu lagi mengigau ya, kelas pagi itu kan kemarin bukan hari ini. Jangan-jangan flashback hari kemarin ya makanya hari ini berangkat pagi bener," sahut penjaga Kantin itu. 

"Ehh! Yang bener aja masak gue salah sih. Perasaan gue selalu ingat kau kapan ada kelas pagi masa iya sih gue ngigau!" ujarnya.

Tapi setelah diingat-ingat ternyata memang benar jika Kila salah baca jadwal. Harusnya hari ini gadis itu ada kuliah siang bukannya kuliah pagi.

"Yhah! Berarti gue kepagian dong ini. Ya udah deh habis sarapan mending langsung ke toko buku aja daripada gabut kan di sini!" selorohnya. 

Malu sebenarnya dirinya ketahuan salah baca jadwal oleh penjaga kantin itu, tapi mau bagaimana lagi dirinya tidak boleh malu karena memang kenyataan.

"Buset, bisa-bisanya gue salah pacar jadwal!" rutuk Kila. 

Tiba-tiba nggak sengaja gadis itu menabrak Rafael. Cowok tengil satu ini tentu tidak terima di tabrak begitu saja oleh Kila. 

" sumpah ya gue kalau ketemu sama lu itu selalu sial dah," ujar Rafael. 

" apaan sih, kenyataannya itu gue nggak sengaja nabrak lo ya. Biasanya juga yang ketemu sama gue nggak sial. Dan ini cuma lo aja yang beranggapan kaya gitu!" tukasnya. 

" tapi emang kenyataannya kayak gitu ya, coba kalau pagi ini gue itu nggak ketemu sama lo pasti gue nggak akan kena sial.

Udah sana jauh-jauh dari gue, pagi-pagi udah bikin mood gue rusak aja!" sentaknya. 

"Wohh, sial banget sih lo. Mana so eksis lagi. 

Justru gue yang sial ketemu cowok kayak lo dari pertama gue ketemu sama lo sampai hari ini tu gue nggak pernah dapat keberuntungan tahu nggak sih. 

Dan kayaknya yang pembawa sial itu bukan gue tapi elo!" ucapnya. 

" nggak ada yang namanya kayak begituan ya, lo yang pembawa sial jangan melemparkan ke orang lain.

Lagipula kenapa pagi-pagi berangkat bukannya kelas lo hari ini itu siang bukan pagi, ketahuan kan kalau elo itu orangnya itu ceroboh!" tukas Rafael. 

" berisik nggak usah sok ngurusin hidup gue!" tegasnya.

Mereka berdua pun akhirnya berlalu yang satu ke arah kampus dan yang satu lagi keluar kampus. 

Naitnya Kila mau ke toko buku buat mencari bacaan yang membuat semangat kuliahnya itu kembali ke seperti dulu.

Belakangan ini gadis itu memang sedang tidak bersemangat untuk berkuliah, ditambah lagi konflik di dalam keluarganya.

" jadi gue kenapa gini banget sih, kenapa gue itu merasa diasingkan gitu. 

Mama sama papa itu kenapa juga selalu belain Kala, padahal cuma urusan makan aja mereka rela marahin gue cuman gara-gara Kala gak mau turun buat makan. 

Seharusnya mereka kan tahu kalau anak itu lagi nggak mau makan berarti lagi nggak mood. Kenapa juga sih harus dipaksain, kan nanti kalau lapar juga bakal makan dengan sendirinya!" ujarnya. 

Meskipun begitu tapi Kila tidak pernah benar-benar membenci Kala. Rasa iri nya itu kalah dengan data sayangnya kepada Kila.

Meskipun gadis itu lebih sering mengalah untuk kakak sepupunya itu. 

Setelah sampai di toko buku gadis itu pun mulai mencari buku buku yang bisa membangkitkan semangatnya. Karena dirinya harus bisa membuktikan kalau dirinya itu bisa menjadi seperti apa yang diharapkan oleh kedua orang tuanya.

Memang sih kelihatan dari luar gadis itu memang terlihat tomboy tidak seperti wanita pada umumnya yang lebih suka menggunakan rok mini atau dress ketika keluar.

Berbeda dengan Kila, gadis itu anti sekali menggunakan rok apalagi dress yang hanya selutut. 

Dalam acara apapun gadis itu lebih memilih untuk mengenakan celana. 

" kenapa sih lo ada dimana-mana, di kampus gue ketemu sama lo di sini juga ketemu sama lo!" tukas Rafael. 

" heh harusnya yang nanya itu gue, bukannya tadi lo itu ke arah kampus kenapa lo bisa jadi sini.

Gue emang dari tadi udah niat mau ke toko buku kok," sahut Kila.

Jarak dari kampus menuju toko buku itu memang lumayan dekat, jadi tidak perlu menggunakan kendaraan untuk sampai ke situ karena jalan kaki pun akan cepat sampai.

" bilang aja lu itu yang ngikutin gue," ujar Rafael. Betapa pdnya sekali laki-laki itu.

" kalau jadi laki-laki itu jangan terlalu kepedean deh, ini kan toko buku tempat umum.

Jadi siapa aja yang ke sini itu nggak masalah dong, dan lagipula buat apa sih gue itu ngikutin lo. Gak ada untungnya juga kok!" tukasnya. 

" kesal tau gue ketemu lu terus, bilang aja kalo emang ikutin gue nggak usah jaim gitu. 

Ayo tinggal bilang kalau emang lu itu ngefans sama gue, secara kan lo pasti udah tahu rumor di kampus ini kalau orang yang bisa naik ke atas jok motor gue itu cuma orang-orang tertentu dan orang-orang yang dekat sama gue. 

Dan karena lo udah tahu rumor gue itu pasti bangga kan?" tanya Rafael. 

" kepedean banget sih jadi cowok, gue naik di atas jok motor lu itu juga karena terpaksa. Coba aja waktu dari rumah lo itu ada kendaraan umum yang lewat gue pasti lebih milih buat naik kendaraan umum daripada naik motor lo. 

Gue tegasin  ya kalau jadi orang itu jangan terlalu kepedean. 

Nanti kalau disakitin mewek lagi," celoteh Kila. 

" emangnya siapa yang berani nyakitin gue, bukannya kebalikannya gue yang bakal nyakitin cewek-cewek yang berani sok dekat sama gue."

" jadi laki-laki itu jangan suka nyakitin perempuan, sadar enggak lo dari rahim siapa lo dilahirkan. Memangnya lo itu lahir dari batu!" ujar Kila. 

Kata-kata itu terdengar sangat menusuk di hati Rafael. 

Bukan tanpa sebab tiba-tiba laki-laki itu merasa kata-kata yang dilontarkan oleh Skyla begitu menohok di hatinya.