webnovel

Introducing Next Stop ! part 3

Kembali ke waktu sekarang.

Pagi itu hari masih gelap, sekitar pukul 4 pagi, TIS terbangun dengan rasa nyeri di punggungnya, bagaimana tidak? Kamar tempat tidurnya hancur karena Katastrofi.

TIS menggosok matanya untuk membersihkan kotoran mata, kemudian meregangkan tubuhnya, hingga akhirnya dia berdiri dan mencuci wajahnya di dapur.

Dapur TIS memiliki ukuran yang cukup luas, dimana pada bagian tengah terdapat meja persegi panjang serta tiga kursi nya, pada bagian kanan ruangan, terdapat meja-meja kecil yang didalamnya memuat peralatan dapur, seperti piring, sendok, dll. Bagian kiri hanya ada satu wastafel yang di atasnya tergantung cermin datar. Wastafel tersebut diapit oleh dua jendela yang mengarah ke luar memperlihatkan jalan menuju pedesaan.

Pada pojok kiri belakang terdapat pintu yang langsung menghubungkan ke kamar mandi.

Dengan mata yang masih agak sayu, dia mengambil sikat gigi kayu, dan mulai menggosok giginya. Sambil menatap wajah underrated nya di cermin-

" Underrated dong "

Heheheh, benar kan tapi?

" Iya sih "

Eh! Ehem..

*Krriiieekk*

Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, dan dari dalamnya keluar Katastrofi yang dalam keadaan basah kuyup.

" Habis mandi? "

Tanya TIS dengan mulut yang masih penuh dengan buih dari pasta gigi herbal nya (abad pertengahan).

"Hmm.. "

Jawab Katastrofi dengan ketus.

TIS berkumur dengan air, dan mengelap mulutnya dengan kain.

" Ultimate being perlu mandi ya? ", Ujarnya sembari senyum jahil.

" Harusnya tidak, jika tidak KAU yang menggangguku! "

, sahut Katastrofi dengan nada yang keras.

" Hush, ribut, nanti tetangga bangun... Kau- "

"Rumahmu sendiri, tidak ada tetangga bodoh... "

TIS tersenyum aneh sebelum melanjutkan kalimatnya

"Katastrofi, kau mau makan apa? ", Tanya TIS

" Aku tidak tahu makanan apa yang disukai manusia, kau pilihkan saja makanan terenak dan hidangkan padaku! ", Jawab Katastrofi dengan kasar.

" Oke, telur goreng sama nasi aja bagaimana? "

"Terserah, tapi ingat manusia! Aku memang menjadi seorang manusia yang memerlukan kebutuhan layaknya mereka, tetapi AKU TETAP KEBAL RACUN !! ",

Katastrofi memberi peringatan

" Iya, iya.. "

TIS pun kemudian bergerak dari cermin menuju ke tempat masak, disana dia mulai memasak telur goreng..

Pertama-tama, pecahkan telurnya-

"Camera ke Katastrofi aja, untuk apa tutorial masak, wkwkwk "

Oh oke!

"Kau berbicara dengan siapa? "

"Temanku, Kamera ", Jawab TIS.

" Kau sudah gila "

"Hahaha, meskipun aku tidak bisa mengetahui apa yang ia tulis disana, aku tetap tahu kalau dia adalah sebuah kameramen", Jelas TIS (trims bro)

" Aku tidak mengerti maksudmu. "

TIS menghiraukan sebutan Katastrofi tadi, dan melanjutkan memasak telurnya.

Sementara itu, Katastrofi duduk di kursi yang tegak lurus dengan jendela, melirik keluar ruangan, disana ia melihat banyak rumah rumah kayu dari para penduduk desa, yang diterangi dengan sebuah lentera kecil di masing-masing pintu mereka, memberikan kesan khas pedesaan.

"Oh iya, apakah manusia di dunia ini tahu akan Katastrofi? ", tanya Katastrofi

" Tahu, bahkan mereka sangat membencimu.."

Katastrofi terdiam sejenak, sebelum kembali melanjutkan perkataannya.

"Manusia, panggil aku Azaria, mengerti? ", perintah Katastrofi.

" Iya.. Lucu ya, aku baru saja mau membahas hal itu setelah kita makan bersama "

"Hmph.. Sayang nya aku sudah menanyakannya duluan ", jawab Katastrofi dengan nada datar.

" Katastro- eh, Azaria "

" Iya? "

"Ngetes aja"

"Hmm.. "

"Kau panggil aku TIS berarti, kalau kau panggil manusia nanti curiga orang ", Jelas TIS

" ..... Kau beruntung menjadi nama manusia pertama yang keluar dari mulutku! ", jawab Katastrofi dengan nada kesal.

" Aku merasa terhormat "

Katastrofi sekarang sepenuhnya melirik keluar jendela, tidak ada makhluk yang tahu kecuali Katastrofi sendiri apa yang sedang ia pikirkan, namun sepertinya dia agak hanyut dalam pikirannya itu.

5 menit berlalu,

Telur goreng mata sapi sudah siap disajikan, hidangan sederhana khas anak kost-an itu pun diberikan oleh TIS ke Katastrofi yang sedang melamun.

"Azaria.. Nah, sudah jadi, kalau mau garam ambil di lemari. ", Jelas TIS

" Oh! Iya.. Terimakasih "

Melihat gelagat Katastrofi, TIS sedikit terkejut, Namun, dia tidak menggubrisnya dan lebih memilih untuk duduk di hadapan Katastrofi dan makan dengan tenang.

"Manusia makan menggunakan sendok bukan? ", tanya Katastrofi

" Eh, lupa, ambil di lemari bawah, sori... "

"Hah... ? ", Ekspresi Katastrofi menunjukkan bingung.

" Aku makan pakai tangan, kebiasaan ku "

"Menjijikkan "

"Hahaha. ", Jawab TIS terkekeh.

Katastrofi berdiri dan mengambil satu pasang sendok dan garpu kemudian kembali makan di meja (duduk dulu ya, hehehe).

Mereka pun makan bersama, dengan tenang.

Singkat cerita, TIS selesai makan terlebih dahulu, dia berdiri dari duduk nya, dan menaruh piringnya di wastafel.

" Azaria, taruh piring mu nanti di wastafel ya, sekalian aku cucikan, aku mau mandi dulu. "

" Hmm... ", sahut Katastrofi masih mengunya telur dan nasi yang sudah ia tambah dengan garam.

TIS mengambil handuknya (dia punya tiga handuk, yang salah satunya dipakai Katastrofi sebelumnya) dan segera masuk ke kamar mandi.

Kembali ke Katastrofi, dia sudah selesai makan, dan menaruh piring dan sendoknta yang kotor di wastafel juga.

Wanita cantik berambut putih itu kembali duduk dan sekali lagi menatap jendela.

"Indah ya... ", gumamnya.

Apa maksud dari kalimat yang diutarakan entitas kehancuran itu? Jujur saya juga tidak tahu...

" Manusia itu lama juga mandinya. ", ujar Katastrofi sambil memalingkan pandangannya ke tumpukan piring kotor.

Karena wastafel yang kecil membuat piring kotor yang hanya ada dua terlihat penuh.

..... Ya ampun... Ehem....

Katastrofi yang melihat hal itu, tidak tahu darimana datangnya berdiri dan mencuci piring-piring kotor itu.. Ya benar, dia mencucikan punya TIS juga.

TIS keluar dari kamar mandinya dengan handuk yang menutupi setengah badannya.

Dia melihat Katastrofi yang sedang mencuci piring.

"Eh, makasih "

"Lain kali, cuci sendiri ! Sakit mataku melihat ini ! "

"Hahahaha.. Iya iya "

Jawab TIS sembari berjalan menuju ruang depan,

(Catatan : TIS sudah memindahkan barang barang di kamarnya (baju, celana, apa segala macam) yang selamat ke ruang depan. )

TIS mengambil baju tunik berwarna coklat gelap, dan celana kain berwarna hitamnya, kemudian membawanya ke kamar mandi untuk berganti.

Dia kembali melihat Katastrofi yang sudah selesai mencuci piringnya dan sekarang meletakkan piring tersebut di dalam lemari.

TIS dengan cepat masuk ke kamar mandi dan memasang bajunya.

Setelah terpasang, dia keluar dengan lebih percaya diri dan menunjukkannya ke Katastrofi yang sedang duduk sembari menikmati kopi hangat.

"Buset, ngopi dia, wkwkwk, mirip kayak si Veleria dulu "

Iya benar, wkwkwkwk

TIS mendekati Katastrofi, yang sedang menikmati kopi nya, dan berbicara padanya,

"Lain kali ngomong kalau minta"

"Iya "

"Haahh... Buatkan aku juga satu bisa? ", minta TIS sembari mengangkat alisnya.

Katastrofi menatap TIS dengan tajam, sebelum kemudian berdiri dan membuatkannya sebuah kopi hangat juga.

" Ini, rendahan "

"Terimakasih, rendahan lagi..."

"Salah? ", dengan tatapan mengancam

" Tidak, MANUSIA", dengan nada mengejek.

"Cih... Sialan"

"Setimpal, yeeeee "

"Bodoh"

Lagi-lagi mereka duduk bersama menikmati kopi panas. Setelah itu, TIS berdiri dan mengambil gelas kaca dan mengisinya dengan air, kemudian meminumnya.

Sedangkan Katastrofi langsung menuju ke wastafel dan segera mencuci gelas kotornya.

"Sini, punyamu"

"Aku aja nggak papa Azaria "

"Sekalian "

"Terimakasih! ", sahut TIS sembari memberikan gelasnya.

Dan lagi-lagi Katastrofi melakukan hal yang aneh untuk seorang entitas kehancuran.

Setelah selesai, TIS berkata.

"Azaria, aku bentar ke depan ya, aku mau ibadah"

"Hmm ", jawab Katastrofi sembari mengangguk.

(kita potong aja, kalau tidak aku yang bisa babak belur oleh TIS),

Singkat cerita, setelah TIS selesai, hari sudah mulai terang serta matahari mulai terlihat memancarkan sinarnya.

Katastrofi menatap TIS dengan ekspresi bertanya.

"Ada apa ? ", tanya TIS.

" Aku masih Familiar mu bukan? "

"Benar "

"Salah satu dari peraturan pada Primordial Law, adalah 'Kau harus menghidupiku', apakah manusia bodoh sepertimu punya pekerjaan? ", tanya Katastrofi dengan nada menghina

"Iya, aku punya. "

"Oooh, apa itu? "

"Aku punya dua pekerjaan, pertama pekerjaan utama, yaitu seorang adventurer (orang yang menjalankan tugas permintaan masyarakat yang berkumpul dalam satu guild), dan yang kedua usaha Odd Job (kerja serabutan) "

"Oh, decent juga! "

" Kerjanya silih ganti, kalau di Guild Quest nya susah semua, aku dari Odd Job, kalau di Guild bagus Questnya, Odd Job tutup sementara ", jelas TIS

" Aaaa.. Baik aku mengerti, pintar juga"

"Nah, sekarang ini, sebenarnya sedang waktunya aku usaha Odd Job, Tee taa pii.... Kamar tempat aku menyimpan berkas ku itu Ruuuu- ", dengan mata melotot dan tersenyum

" Hey! Kau yang memanggilku, jangan salahkan aku yang terlalu kuat! ", ujar Katastrofi membela dirinya sendiri.

" Saaaaakkk.... ", TIS melanjutkan perkataannya.

Katastrofi terdiam melihat TIS yang senyum melotot seperti itu, dia tidak takut, hanya tidak nyaman saja.

" Ja- Jadi bagaimana maumu? ", tanya Katastrofi

" Yah, mau nggak mau, ambil quest guild kita "

" Berarti saat ini quest guild sedang sulit kan? Apakah kau bisa menanganinya? ", tanya Katastrofi

"Kan ada kamu? ", jawab TIS sembari menunjuj Katastrofi.

" A... Sial, pintar juga", Sahut Katastrofi dengan ekspresi sedikit malu karena ejekannya diputar balik oleh TIS.

"Jadi, Manusia, kita akan melaksanakan quest guild. Begitu kan? "

"Iya, untuk sementara"

"Baiklah, lihatlah kekuatan ku, Hai manusia! Meskipun sebagai manusia, aku memiliki kekuatan yang tetap Setara dengan seorang Knight ! "

"Loh, kamu tidak bisa magic? "

"Bisa sih, tapi... Kan... "

"Oooohh ngerti ngerti "

"Untung aku bisa bertarung! "

"Iya benar. "

TIS pun melihat ke jendela, disana dia melihat matahari yang sudah agak tinggi (sekitar pukul 6:15), TIS memberitahu Katastrofi.

"Azaria, hari ini kan hari minggu, libur... Nah guild tutup. Jadi kita quest mulai besok "

"Iya, aku tahu "

"Kau adalah familiar ku, jadi bantu aku bersihkan rumah sambil aku mencari berkas yang 'terganggu' di runtuhan kamarku", perintah TIS.

" Cih, aku, entitas kehancuran, Ultimate Being of Destruction, bisa bisanya membersihkan rumah seorang manusia! "

"Bersihkan sekarang atau kupakai mantera kalungmu itu"

"Iya! Iya! " Jawab Katastrofi dengan nada Tinggi.

TO BE CONTINUED !