Usai bercinta penuh dengan gairah yang menggebu-gebu hingga berjam-jam lamanya, kini pak Gibran menatap wajah Rara yang masih menutupi tubuhnya dengan selimut di atas kasur, dia sedang duduk di sisi ranjang dengan handuk yang menutupi setengah tubuhnya. Rara tersenyum lembut pada pak Gibran meski tatapan pak Gibran penuh kekesalan padanya.
"Apa yang sebenarnya kau pikirkan, Rara?" tanya pak Gibran kemudian.
"Tidak ada, hanya wujud rasa terimakasih dan bentuk rasa sukaku pada bapak."
"Hah, entah bagaimana bapak akan berbicara padamu lagi saat ini. Karena bapak hampir tidak percaya jika kamu masih menjaga kehormatanmu selama ini dan menyerahkannya pada orang yang bejat seperti bapak, kau tidak seharusnya melakukan itu untuk bapak, Rara."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com