Buta Hati

Sampai tiba waktu malam, Khanza masih enggan keluar dari kamar meski sudah tiba waktu makan malam. Ibunya sudah menyiapkan makanan kesukaan nya, hanya perlu menunggu Khanza untuk menyantapnya namun dia tak kunjung keluar dari kamar. Ibu Khanza kembali mengetuk pintu dan memanggilnya, namun Khanza tetap mengabaikannya.

"Za, keluar. Ayo makan malam, ibu buat makanan favoritmu!" Kali ini Arumi yang mencoba mengetuk pintu kamar Khanza.

"Aku tidak lapar, kakak saja yang makan." Khanza bersuara dengan cetus dari dalam kamarnya.

"Bener nih, ya? Kakak habiskan makan malamnya."

Khanza kembali terdiam.

"Bu, ada apa lagi dengan adik? Sepertinya dia sedang marah," tanya Arumi pada ibunya.

"Entahlah, biarkan saja dia di kamar menenangkan dirinya, nanti juga akan keluar kamar sendiri." Sembari membersihkan sisa makanan di piring bekas makannya tadi, ibu nya pergi ke dapur. Namun saat tiba di dapur, dia menitikkan kembali air matanya diam-diam.