webnovel

MENJELANG PERNIKAHAN

Satu-satunya anggota keluarga Azzam yang tahu tentang aibnya adalah Syila dan Ernest. Tante dari Azzam yang bernama Syila ini adalah yang tahu tentang Masalalu Azzam dan Sellia. Semalaman Syila tidak bisa tidur. Dia memikirkan hubungan antara Zakiya dan Rafka. Dia tahu Zakiya adalah Sellia, wanita yang pernah hamil anaknya Azzam. Syila sebenarnya tidak mau tahu tentang ini. Karena dia tahu Zakiya sekarang sudah hijrah dan tidak perlu lagi membuka aib masa lalunya.

Yang dikhawatirkan Syila adalah jika nanti Rafka sampai tahu Zakiya sudah pernah berhubungan badan sebelumnya dengan Azzam. Yang tidak lain adalah sepupu Rafka.

"Kenapa tidak tidur, Ma? Papa lihat Mama dari tadi gelisah." tanya Ernest saat melihat istrinya hanya duduk bersandar di sampingnya.

"Pa, Mama ga bisa tidur." jawab Syila gelisah.

"Ada masalah apa sampai tidak bisa tidur? besok pagi-pagi sekali kita harus kumpul di rumah Bang Arka lho. Karena kita mau mengantar Rafka mengucap ijab qabul."

"Pa, bagaimana kalau Rafka sampai tahu masalalu Sellia dan Azzam?"

"Zakiya maksud Mama?"

"Iya siapa lagi?"

"Ma, itu adalah masalalu. Kita ini bukan Tuhan yang berhak menghakimi seseorang. Apalagi membuka aib seseorang. Zakiya sekarang begitu seriua belajar agama bahkan menutup separuh wajahnya dengan cadar. Allah saja maha pengampun. Masa Rafka tidak?"

"Masalahnya yang tahu masalah ini cuma kita berdua, Pa. Dan itu beban buatku. Jika Rafka tahu Zakiya tidak perawan lagi, apa Rafka akan menerima? dan yang merenggutnya adalah sepupunya sendiri. Bayangkan apa yang akan terjadi nanti.

"Ma, jika kita mengetahui aib saudara kita, hendaknya kita tutup rapat. Jangan pernah membukanya. Apalagi pelakunya sudah taubat." ucap Ernest menasehati Syila.

"Kecuali Azzam yang semakin hari malah semakin tidak karuan, Pa. Lihat saja rambutnya sekarang dicat pirang. Calon istrinya juga berjilbab tapi pakaiannya ketat." jawab Syila.

"Ma, itu bukan urusan kita. Kita berdoa saja semoga aibnya Zakiya dan Azzam tidak akan diketahui siapapun sampai kapanpun. Kita lupakan saja. Seolah kita tidak tahu apa-apa."

"Sepertinya sekarang Azzam belum tahu kalau Zakiya itu adalah Sellia. Tapi cepat atau lambat dia akan tahu, Pa." Syila menatap suaminya.

"Kita serahkan semua pada Allah. Semoga ada jalan keluar yang terbaik untuk mereka semua."

"Pa, kalau misal Papa jadi Rafka, apa Papa akan menerima istri yang sudah tidak perawan lagi?"

"Kalau Papa sih tentu tidak, Ma. Karena Papa sudah punya Mama. Hehehe." Ernest malah mencandai istrinya.

"Papa ini diajak serius malah becanda."

"Begini, Ma. Kalau Papa di posisi Rafka pertama pasti kaget. Karena Papa merasa sudah memilih wanita yang sholehah untuk menjadi pendamping. Dan mengganggap dia wanita sempurnalah. Jika ternyata pada kenyataannya yang Papa nikahi adalah wanita yang pernah berzina di masalalu. Papa akan memaafkan. Kenapa? karena Papa juga punya masalalu. Mama ingat kan bagaimana dulu Papa sebelum mengenal Mama. Papa bertato. Suka kumpul sama preman. Usaha orang tua juga bisnis yang dilarang agama. Tapi Papa tidak tahu kalau jadi Rafka. Secara anak itu sangat alim dari kecil. Bahkan tidak pernah melakukan hal di luar batas. Menginjak SMA sudah mulai kelihatan kecintaannya pada Al-Qur'an. Tapi laki-laki sholeh juga tidak boleh merasa sombong, merasa dia sempurna lalu mendapay wanita yang ibaratnya cacat dengan masalalunya, lalu merasa wanita itu tidak pantas untuknya. Berarti sholehnya dia dipertanyakan. Laki-laki yang paham agama, akan memaafkan apapun masalalu orang yang menjadi pendampingnya. Allah mengizinkan dia menikah, berarti takdir Allah mereka bersama. "

"Begitu ya, Pa? tapi kadang laki-laki yang konon paham agama, merasa dirinya sempurna, lantas harus mendapat wanita yang sempurna juga. Berarti dia sombong?"

"Ya seperti yang Papa bilang tadi. Kembali lagi manusia itu tidak ada yang sempurna, Ma. Lihatlah manusia saat dia sudah bertaubat. Masalalunya seperti apa buruknya, kita abaikan saja. Yang penting sekarang dia bertekad untuk taubat dan menjadi baik untuk seterusnya. Dan tentu saja tidak akan mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan."

"Papa, bijak sekali. Makasih ya Pah. Mama lebih tenang sekarang. Mama besok akan bersikap biasa aja. Mama tidak akan mengingat kejadian yang pernah diceritakan Azzam. Zakiya bukan lagi sellia. Mama akan melihat Zakiya yang sekarang saja. Mama sudah lupa dengan Sellia."

"Ya itu lebih bagus, Ma. Sekarang tidur yuk. Udah malam. Besok kita malah kesiangan. Telat deh ke nikahannya Rafka."

"Iya, Pa. Kita berdoa semoga besok ga ada apa-apa ya, Pa. Semoga semuanya lancar. Kalaupun Rafka nanti sampai tahu, semoga Rafka bisa menghadapinya dengan dewasa."

"Aamiin.."

**

Rumah keluarga Rafka sangat sibuk sejak subuh. Walau rumah mereka bukan tempat untuk akad nikah, tapi cukup ramai dengan kumpulnya anggota keluarga. Anggota keluarga Abizar dan Arsyila sudah datang sejak pukul setengah tujuh. Karena mereka akan bersama-sama berangkat ke lokasi acara pukul setengah delapan.

Rafika sudah siap dan terlihat tampan dengan pakaian pengantin pria berjas warna putih, lengkap dengan roncean bunga melati yang dibentuk menyerupai kalung melingkar di lehernya. Rafka terlihat sangat tampan dan gagah saat akan berangkat menuju ke lokasi acara yaitu Masjid yang ada di dekat rumah Zakiya. Lumayan tidak terlalu jauh dari rumahnya. Hanya sekitar lima belas menitan saja. Kalau tidak macet.

Semua keluarga pun sudah siap untuk mengantarkan Rafka mengucap ikrar akad pernikahan bersama zakiya. Termasuk Azzam yang sudah berani membawa Kinan bersamanya.

"Jangan lupa berdoa dulu sebelum berangkat ya, Nak." ucap Yumna kepada Rafka. Tidak terasa waktu cepat berlalu kini salah satu anak Yumna sudah akan menikah.

"Iya Ma, Rafka mohon doa restu dari Mama dan Papa. Semoga nanti acaranya berjalan dengan lancar."

"Aamiin. Doa mama dan papa akan selalu teriring untukmu, Nak. Semoga pernikahanmu menjadi pernikahan yang pertama dan terakhir sekaligus bisa membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warohmah."

"Aamiin.. kita berangkat sekarang ya, Mah."

Ada sekitar 5 mobil yang mengiringi Rafka. diantaranya adalah keluarga Abidzar dan keluarga Arsyila. Dan beberapa keluarga jauh dari orang tua rafka.

Selama perjalanan, Rafka nampak sangat tegang. Tangannya berkeringat dingin. Dia berharap tidak lupa dengan apa yang sudah dihafalkan. Berulang kali dia mengambil nafas dalam-dalam kemudian mengeluarkannya untuk mengurangi ketegangannya. Dia berharap ini adalah pernikahan yang pertama dan terakhir. Zakiya adalah wanita yang sangat ia cintai. Bagi Rafka, Gadis itu sangat sempurna di matanya. Selain cantik, Zakiya juga mempunyai akhlak yang baik. Benar-benar wanita sholehah yang diidamkan oleh semua laki-laki.

Zakiya begitu menjaga pandangannya. Bahkan sejak bercadar, dia hanya sekali melihat wajah Zakiya yaitu ketika dia melamar Zakiya. Memikirkan malam pertama nanti, Rafka jadi tegang sendiri. Karena untuk pertama kalinya nanti dia akan bisa menikmati wajah istrinya sepuas hatinya.