webnovel

KENYATAAN YANG TERUNGKAP

"Sudah siap, Raf?" tanya Yumna saat turun dari mobil. Yumna dan Arka menggandeng Rafka yang akan masuk ke area masjid. Banyak tamu yang sudah berdatangan. Termasuk keluarga mempelai perempuan yang sudah siap menyambut kehadiran pihak mempelai laki-laki.

"Sudah Ma, aduh.. melebihi mau sidang skripsi rasanya, Ma." ucap Rafka yang masih sempat bercanda di saat seperti ini.

"Iyalah.. Karena nanti kamu mau disidang sama calon mertuamu. Bakalan lulus atau enggak nanti kamu." ucap Yumna lirih.

"Mama ini doain anaknya biar lulus, donk."

"Iya ya.. Udah dandan cantik begini, kalau anak dinyatakan tidak lulus ya malu donk Mama."

"Udah udah kalian ini apa-apaan sih. Saat seperti ini masih sempat-sempatnya berdebat." tegur Arka.

Rafka dan Mamanya lantas diam. Mereka melanjutkan langkahnya menuju ke gerbang pernikahan. Sudah ada banyak orang yang menyambut kehadiran mereka.

"Sayang, kapan kita kayak mereka? apa belum ada kepastian kapan kita akan menikah?" tanya Kinan yang berjalan beriringan dengan Azzam.

"Sabar ya, nanti pasti aku akan kasih kepastian. Tinggal tunggu tanggal dari Papa dan Mama aja." jawab Azzam tersenyum pasa Kinan.

"Lama.." Kinan cemberut.

Abidzar dan Salma tampak geram melihat kebersamaan Azzam dan Kinan. Abidzar sudah menemukan beberapa fakta tentang keluarga Kinan. Dan itu membuat dia semakin yakin untuk berfikir berulang kali akan kelanjutan hubungan Azzam dan Kinan.

"Ma, kalau bisa jangan Kinanlah." ucap Abi berbisik di telinga Salma.

"Tapi anak kita sudah ngebet pengen nikah, Pa. Kalau mereka nekat, dan berbuat zina, kita juga jadi ikutan dosa." jawab Salma. Sebenarnya dia juga tidak suka dengan Kinan. Apalagi dengan kenyataan yang baru saja mereka terima beberapa hari yang lalu.

"Tapi kalau bibit, bebet, bobotnya ga baik, apa mau kita setujui? Papa ga masalah dia mau menikah, asal dengan wanita yang baik. Biar saja orang yang tidak kaya harta. Tapi wanita sholihah. Tidak seperti Kinan yang serba palsu." ucap Abi dengan wajah yang nampak serius. Dia sama sekali tidak menikmati acara keponakannya ini. Semua karena kehadiran Kinan yang tiba-tiba diajak Azzam untuk datang juga.

"Sudahlah Pa. Kita ikuti acara ini dulu ya. Fokus dengan acara pernikahannya Rafka dulu. Jangan mikir yang lain. Nanti kita pikirkan lagi kalau sudah sampai di rumah ya." ucap Salma.

Iring-iringan pengantin pria bersalaman dengan penerima tamu dari pihak perempuan. Sebelum akhirnya mereka dipersilakan untuk duduk di dalam area masjid yang sudah di dekor untuk akad nikah. Hanya dekorasi sederhana tapi terlihat elegan dan sakral.

"Pengantin pria silakan duduk di depan bersama wali perempuan dan para saksi." ucap seorang laki-laki yang kemungkinan adalah panitia pernikahan Rafka dan Zakiya.

"Iya Mas, makasih." jawab Rafka yang kemudian berjalan ke depan di dampingi Arka. Sedangkan Yumna duduk bersama di pinggur bersama para tamu dan keluarga yang lain.

Di meja tempat Rafka akan mengucap ijab qabul, sudah ada Darren dan beberapa saksi yang sudah duduk di sana. Saat melihat Arka dan Rafka, Darren langsung berdiri menyambut mereka.

"Calon menantuku sudah tiba." ucap Darren sambil bersalaman dengan Arka dan Rafka. Lalu diikuti Abidzar yang juga menjadi saksi dari pernikahan Rafka dan Zakiya.

"Om, apa kabar?" tanya Rafka.

"Alhamduliah. Ayo duduk, Raf. Sebentar lagi kamu tidak memanggil Om lagi ya. Panggil dengan Papi." Pandangan Darren sedikit terganggu saat melihat Abidzar. Dia ingat laki-laki ini yang dulu pernah ia selamatkan saat disekap oleh Renata. Dan inilah yang bernama Abidzar. Ayah dari Azzam. Hati Darren semakin bergemuruh saat melihat di ambang pintu masuk masjid tampak seorang laki-laki dan perempua yang sedang berjalan bersama. Salah satunya adalah pemuda yang sangat dia benci.

'Bajingan. Berani-beraninya dia datang. Menggandeng wanita lagi. Ingin sekali aku menghabisimu anak muda.' ucap Darren dalam hati. Tangannya terkepal, tapi kemudian dia beristighfar. Dia tidak boleh melakukan dosa besar lagi. Biarlah Allah yang membalasnya. Darren akhirnya bisa tenang kembali karena dia bisa menguasai emosinya.

Abidzar tiba-tiba terkejut karena melihat perempuan yang mirip dengan seseorang yang dia kenal di masalalu. Yang hampir saja merusak rumah tangganya dengan Salma. 'Kenapa Renata bisa di sini?' tanya Abi yang memang belum tahu kalau Zakiya adalah anaknya Renata dan Darren.

Sesaat kemudian penghulu datang. Rafka semakin gelisah. Jantungnya semakin berdetak kencang saat penghulu masuk ke dalam masjid dan semakin mendekati tempat akad nikah.

Acara akhirnya dimulai saat semuanya sudah duduk dengan rapi. Termasuk Rafka yang banyak menunduk karena tegang. Mereka semua dengan khitmad mengikuti jalannya acara. Dan akhirnya inti acara yang ditunggu-tunggu itupun akan segera dilakukan.

"Siap, Nak?" tanya Arka yang duduk di sebelah Rafka.

"InsyaAllah, Pa." Rafka langsung menghadap penghulu. Zakiya memang hanya bisa menggunakan wali hakim. Karena dia dulu lahir di luar nikah. Jadi Darren tidak bisa menjadi walinya karena tidak bisa dinasabkan pada Darren.

"Bismillahirrohmanirrohim.. saudara Rafka Gilang Pratama, saya nikahkan dan saya kawinkan saudara dengan Zakiya Arsellia Putri dengan mas kawin seperangkat alat salat dan perhiasan seberat seratus gram dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Zakiya Arsellia Putri dengan mas kawin tersebut tunai."

"Bagaimana para saksi?"

"Saaaaahh.."

"Alhamdulillah.. barakallah." Semua mengucap doa kepada sang pencipta. Rafka sangat bersyukur akhirnya dia bisa mengucap ijab qabul dengan satu tarikan nafas. Dan sekarang dia sudah sah menjadi suami dari Zakiya. Rafka jadi tidak sabar ingin segera bertemu dengan bidadarinya itu.

"Tolong panggilkan mempelai wanita ya." ucap Penghulu kepada panitia. Lalu panitia itu menghampiri Renata yang diketahui sebagai ibunya Zakiya. Renata digandeng oleh Sammy menuju ke kamar pengantin untuk membawa Zakiya keluar. Saat Renata keluar bersama menggandeng Zakiya, semua mata tertuju pada perempuan bercadar yang terlihat memukau dengan gaun syar'inya. Ditemani ibu dan adiknya.

Dari situlah Abidzar baru tahu kalau Zakiya yang dinikahi Rafka adalah anak Renata dan Darren.

Salma yang duduk bersebelahan dengan Yumna berkeringat dingin dari sejak awal akad nikah tadi. Pasalnya dia melihat orang yang pernah memaki-maki anaknya itu duduk bersama dengan Rafka dan Arka. Dan dia baru tahu kalau laki-laki itu sedang menikahkan putrinya. Dengan kata lain Perempuan yang dinikahi Rafka adalah anak yang pernah dihamili Azzam. Salma ketakutan. Dia yakin Rafka belum tahu tentang ini.

"Sayang, pengantinnya sama aku cantikan mana?" tanya Kinan.

Azzam hanya diam saat Kinan bertanya seperti itu. Dia juga was was karena melihat Darren. Sama dengan apa yang dipikirkan oleh mamanya. 'Jadi apa Zakiya yang dimaksud itu adalah Sellia? orang yang pernah aku?' Azzam tampak semakin gelisah saat mempelai perempuan yaitu Zakiya berjalan mendekati tempat akad nikah.

'Ga ini ga mungkin. Lalu dimana anakku?'