261 Kultivasi

Senja tenggelam, membuat gurun tersebut dipenuhi spektrum warna merah dan biru. Di bawah langit itu, daerah yang kering itu terlihat seperti arang yang bercampur darah. Warna itu terasa lebih kelam ketika menyadari bahwa daerah itu dipenuhi oleh mayat ratusan makhluk, hasil pertempuran tadi.

Tak hanya darah dan mayat, bau yang cukup menyengat pun ikut menyebar, ikut mengganggu. Jika ada manusia biasa yang berada di sana, mereka pasti akan memuntahkan seluruh isi perut mereka akibat mual. 

Alex, satu-satunya manusia merangkap petarung Sky realm di sana, tampak tidak terganggu dengan pemandangan darah maupun bau amis tersebut. Ia berdiri tegak dengan pedang yang masih diacungkan, siap menebas apa pun yang diam-diam menyerangnya. Matanya ikut bergerak waspada, mencari gerakan sekecil apa pun yang mungkin terlihat. 

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter