webnovel

Do anything for love

Devian syaputra... seorang yang berkepribadian dingin sewaktu kecil iya tiba tiba menginginkan seorang gadis kecil sebagai hadiah ulangtahunnya dan sewaktu gadis itu dewasa devian menikahinya, Naysila seorg anak yatim piatu yang tiba tiba di adopsi oleh keluarga kaya raya, dan pada saat dia dewasa dia mau tak mau menikah dengan devian syaputra, dia tau kepribadiaan devian jadi dia tak bisa menolak pernikahan yang membuat hatinya benar benar tersiksa sebenarnya sejak dari pertama devian melihat naysila dia sudah memiliki ketertariakan padanya, tapi sampai dia dewasa pun devian tak pernah bisa memperlihatkan hal itu karna kepribadian nya itu,,

Risma_Alvhira · Urban
Not enough ratings
64 Chs

terlalu mencintai

Devian langsung keluar dari mobil begitu dia sampai di halaman rumahnya, dia langsung masuk begitu saja tanpa mempedulikan alex dan aji yang berusaha menyuruhnya untuk tenang, devian membuka pintu dengan kasar sampai sampai para pelayang yang sedang sibuk kerja di dalam terlonjak kaget,

devian langsung nyelonong masuk begitu saja, tanpa mempedulikan tatapan bingung dari para pelayan, dava yang saat itu mendengar suara keributan datang dan melihat devian yang tampak sedang menahan amarah. saat devian melihat dava dia langsung menghampirinya,

dava sedikit gugup karena melihat ekspresi garang devian

"dimana naysila ?" tanya devian dengan sedikit membentak, dava gemetar mendengar pertanyaan itu sambil menunduk dia menjawab dengan sedikit ragu

"dia di dalam bersama tuan besar" tangan dava menunjuk pada sebuah kamar di mana itu adalah kamar putra.setelah mendengar jawaban itu devian langsung bergegas menuju kamar kakeknya, perasaanya sangat tidak menentu dia sangat mengkawatirkan naysila, dia tidak akan pernah me.aafkan kakeknya lagi jika sampai kakeknya itu melukai naysila lagi.

tapi saat devian membuka pintu dengan kasar dia malah mendapati naysila yang tengah menyuapi putra, melihat pemandangan di depannya itu tentu saja devian merasa anah

"kak vian"

"devian "

naysila dan putra berbarengan menyebut nama devian mereka tentu saja sangat terkejut karena tiba tiba saja devian datang

"kenapa kamu di sini dan kenapa kamu bersamanya?" tanya devian dengan nada dingin dia menatap putra dengan tatapan tidak suka, naysila bangun dan berjalan menghampiri devian dia rau saat ini devian sedang marah

"kak jangan salah paham dulu kakek sedang sakit jadi aku datang untuk menengoknya, kakak jangan marah ya" jelas naysila mencoba menenangkan devian yang tampak akan meledak marah

" aku kan sudah bilang jangan pernah menemuinya lagi, apapun yang terjadi kenapa kau tidak menurut " bentak devian pada naysila saat itu devian benar benar emosi, terakhir kali dia membiarkan naysila bersama kakeknya itu naysila hampir saja kehilangan nyawanya dan jika sampai ini yang kedua kalinya dia tidak akan pernah bisa memaafkan dirinya sendiri karena dia tidak bisa menjaga naysila

"kak tenanglah lagian aku juga baik baik saja, dan kakek sedang sakit, bagaimana pun juga dia kekek kita, " bujuk naysila, tapi devian seakan tidak mau mendengar alasan apapun, dia malah semakin marah

" kakek kita kamu bilang, apa ada seorang kakek yang hampir membuat cucu menatunya tiada dan membuat cucunya kehilangan anaknya, apa itu yang di sebut kakek" bentak devuan dengan emosi yang semakin mengebu gebu

"kak vian cukup, kenapa kamu bicara seperti itu di depan kakek, dulu kakak sangat menghormatinya tapi sekarang kenapa kak vian seperti ini" balas naysila yang muali tersulut emosi juga

"sudahlah aku tidak mau berdebat denganmu ayo sekarang kita pulang" ajak devin sambil menarik tangan naysila, tapi naysila malah menepisnya

"tidak kak! kakek sedang sakit" tolak naysila, yang tentu saja membuat devian semakin emosi

"untuk apa kau mengkhawatirkan orang yang telah memperlakukan mu dengan buruk hah" bentak devian lagi, melihat pertengkaran itu putra benar benar terluka, dia tidak bisa membiarkan ini

" naysila aku sudah baik baik saja, pulanglah kau harus menurut pada suamimu terimakasih karena tealah merawatku aku sanagt senang" ucap putra

"tapi kakek.." naysila tidak ingin pergi tapi devian sudah menarik naysila.

putra hanya diam sambil melihat kepergain cucunya dengan sedih, ternyata selama ini dia benar benar telah melakukan kesalahan.

setelah devian dan naysila pergi dava masuk ke kamar putra

"tuan apa tuan baik baik saja?"tanya dava saat melihat putra yang tampak murung.

"aku ingin kembali ke prancis , " jawab putra

dava tentu saja terkejut mendengar itu,

" tuan apa tuan serius bukanya tuan ingin tinggal di sini bersama tuan muda?" kata dava

" apa kau tidak melihat devian bahakan sudah tidak mu melihat wajah ku bagaimana mungkin dia mau tinggal bersama ku lagi" jawab putra sambil tersenyum kecut, putra sudah kehilangan segalanya, jadi untuk apa dia bertahan di sa

ini, dava tidka bisa berkata kata lagi,

" kalau begitu, kapan tuan ingin berangkat biar saya urus semuanya ?"

"secepatnya kau urus pemberangkatan kita, aku ingin cepat kembali"

dava hanya amengangguk mengiya kan setelah itu dia langsung pergi dari kamar putra

Sementara itu devian dan naysila sudah berada di apartemen, mereka tampak saling diam keduanya sama sama marah pada satu sama lain, melihat situasi yang menegang aji pamit keluar sedangkan alex dia sudah pulang dari tadi,

naysila duduk di sofa tepat di sebrang devian dia enggan menghadap devian jadilah dia berpaling menghadap samping

melihat itu devian merasa kesal, kenapa jadi naysila yang marah harusnya kan dia yang marah bagaimana pun naysila sudah pergi menemui kakek tanpa seizin nya

"kamu kenapa lagi sih nay? kenapa coba kamu ngambek begini?" tanya devian mulai kesal kareba situasi yang menegang itu

"kakak tuh yang kenapa, kakek sedang sakit kenapa kakak bersikap seperti itu, " jawab naysila dengan meninggikan suaranya,

"nay cukup kenapa kamu masih membahas itu, " devian mulai terpancing emosi karena sikap naysila

"terserah kak vian aku tidak peduli" bentak naysila lalu dia berlalu pergi meuju kamarnya. dan devian dia tampak frutasi di tempatnya, dia sudah tidak ingin lagi berdebat dengan naysila, tapi kenapa naysila begitu keras kepala, hal itu benar benar membuatnya pusing.

Hari sudah malam dan naysila masih belum juga keluar dari kamar hal itu membuat devian cemas, devian pun pelahan berjalan menuju kamar, saat devian membuka pintu keadaan di dalam sangat gelap, tangan devian meraba raba mencari saklar saat dia menemukanya lampu pun langsung menyala, terlihat naysila yang sedang tertidur di atas tempat tidur

devian perlahan berjalan mendekat, saat devian sudah ada di samping tempat tidur tiba tiba naysila berbakik ke arah devian, mendapat naysila yang masih belum tertidur membuat devian sedikit terkejut

"kamu belum tidur?"tanya devian

naysila tidak menjawab dia malah berbalik membelakangi devian lagi, melihat itu devian menghela nafas, merasa putus asa bagaimana cara membujuk naysila.

devian duduk di tepi ranjang memandang naysila yang masih marah padanya

"nay aku minta maaf, aku tau aku salah, tapi mengertilah aku begitu karena aku tidak ingin kamu terluka lagi, "

" kak aku tau, tapi kakek sudah menyesal dan meminta maaf pada ku dan dia juga sudah bisa menerima ku sekarang, apa kakak tidak sadar apa yang selama ini kakek lakukan itu semua hanya untuk kebaikan kak vian meskipun mungkin caranya salah, dia hanya tidak ingin ka vian menderita"jelas naysila

"iya aku tau, hanya saja aku masih belum bisa memaafkan nya atas apa yang telah menimpa kamu, aku hampir kehilangan kamu karena dia " ucap devian lirih, naysila bangun dari tidurnya dan duduk di samping devian tanganya meraih tangan devian

"kak aku tau kakak marah pada kakek, tapi kakek seperti itu karena dia sangat menyayangi kakak, dia hanya ingin yang terbaik untuk kak vian, dan karena kejadian yang menimpaku kemarin kakek sangat menyesal dia bahkan memohon maaf padaku, percayalah kakek sudah berubah dia sangat menyayangi kak vian, jadi aku mohon berbaikanlah dengan kakek" naysila menatap devian dengan penuh harap, tapi devian sepertinya masih belum bisa memaafkan putra, dia bahkan tidak menjawab atau menatap naysila, melihat hal itu naysila mengenggam tangan devian lebih erat lagi "aku mohon setidaknya demi aku, jika kakak begini terus aku akan terus merasa bersalah, karena aku penyebab dari pertengkaran kalian" mendengar itu devian langsung menatap naysila

"kenapa kamu bicara seperti itu, ?"

"karena aku memang penyebab kalian bertengkar, kak aku mohon kakak sayang kan padaku"

devian mendesah pasrah dia tidak bisa membiarkan naysila di liputi rasa bersalah, dia tidak mau naysila bersedih

"baiklah, "jawab devian singkat

"beneran? kakak serius mau berbaikan dengan kakek?" tanya naysila bersemangat

"iyah, tapi jangan pernah menyalahkan diri kamu lagi, aku tidak mau kamu bersedih"jawab devian, naysila mengangguk mengiya kan lalu memeluk devian saking senangnya.