webnovel

Do anything for love

Devian syaputra... seorang yang berkepribadian dingin sewaktu kecil iya tiba tiba menginginkan seorang gadis kecil sebagai hadiah ulangtahunnya dan sewaktu gadis itu dewasa devian menikahinya, Naysila seorg anak yatim piatu yang tiba tiba di adopsi oleh keluarga kaya raya, dan pada saat dia dewasa dia mau tak mau menikah dengan devian syaputra, dia tau kepribadiaan devian jadi dia tak bisa menolak pernikahan yang membuat hatinya benar benar tersiksa sebenarnya sejak dari pertama devian melihat naysila dia sudah memiliki ketertariakan padanya, tapi sampai dia dewasa pun devian tak pernah bisa memperlihatkan hal itu karna kepribadian nya itu,,

Risma_Alvhira · Urban
Not enough ratings
64 Chs

merelakan

Raisa berjalan sediri di koridor kampus samapi tiba tiba sesorang memeluknya dari belakang tentu saja dia terkejut tapi setelah mengetahui siapa yang memeluknya dia langsung balik memeluknya dengan bahagia

"nay ya ampun aku sangat merindukanmu, apa kamu sudah pulih?" tanya raisa antusias, dia sangat gembira melihat teman baiknya akhirnya bisa kuliah lagi

"aku juga sangat merindukanmu, dan soal kondisiku ya seperti yang kau lihat aku sekarang jauh lebih baik, ini berkat kak vian yang merawatku dan menjagaku dengan sangat baik" jawab naysila sambil melepas pelukanya, keduanya begitu bahagia karena bisa bertemu kembali setelah beberapa waktu tidak bisa bertemu karena devian melarang siapapun untuk bertemu naysila dengan alasan harus istirahat total padahal itu hanya agar devian dan naysila punya banyak waktu berdua

"ya aku tau kak devian pasti merawatmu dengan sangat baik karena dia sangat mencintaimu, " balas raisa, naysila hanya tersenyum mendengar itu tapi tiba tiba saja dia teringat akan kejadiah hari itu saat di melihat alex berpelukan dengan wanita lain expresinya berubah seketika

"sa bagaimana hubunganmu dengan kak alax apa baik baik saja?" tanya naysila ragu dia takut kalau hubungan raisa dan alex tidak baik dan nanti raisa akan merasa sedih, tapi dugaannya salah raisa malah tersipu malu

" hubunganku dan kak alex sangat baik dia bahkan akan segera melamarku dan membawaku ke prancis untuk bertemu dengan kedua orang tuanya" jawab raisa tanpa rasa curiga sedikitpun atas pertanyaan naysila dia malah tersenyum bahagia, karena mengingat perkataan alex yang akan segera melamarnya.

mendengar jawaban itu naysila tentu saja bahagia tapi bagaimana pun juga kejadian di taman itu tetap membuatnya ragu jadi jangan sampai alex hanya mempermainkan raisa saja, satu satunya cara agar dia tau kebenarannya hanya dengan berbicara dengan alex, awas saja jika benar alex mempermainkan perasan temannya itu, dia tidak akan pernah memaafkanya.

melihat naysila yang malah terdiam raisa jadi cemas dia mengguncang tubuh naysila

"nay are you oke?" raisa memandang naysila yang tampak kebingungan

"eh iya sa ada apa?" tanya balik naysila

"kamu kenapa kok malah diem apa kamu masih sakit ?" tanya raisa menastikan

"oh tidak aku tidak apa apa, aku hanya berfikir nanti kita tidak akan sering bertemu karena pembagian kelas kita berbeda mulai thn ini, aku pasti akan kesepian" jawab naysila berbohong

" oh soal itu, tenang saja aku akan sering sering main ke apartenen kamu nay jadi kita nanti bisa sering bertemu, dan soal kesepian tenang saja aku dengar kak glen jadi salah satu asisten dosen yang akan mengajar di kelas mu jadi kamu akan sering sering deh ketemu kak glen", kata raisa setengah mengoda

" ih apaan sih bawa bawa kak glen segala, jangan pernah katakan itu di depan kak vian, aku tidak tau apa yang akan terjadi jika kak vian sudah cemburu, jika kau mengatakan itu di depan kak vian aku tidak akan pernah mengampuni mu" protes naysila sambil setengah mengancam

"uh.. aku takut" jawab raisa pura pura takut dengan ancaman naysila

"raisa ih kok malah di becandaiin aku serius" rengek naysila

"oke oke, aku tidak menyebut nama kak glen di depan kak devian, yaudah yuk ke kelas sebentar lagi kelas kita akan di mulai " ajak raisa, naysila dan raisa pun pergi berlalu menuju kelasnya

Sementara di sebuah jalan setapak selin tampak berjalan gontai sendiri, dia seperti kehilangan arah, dan tidak tau tujuan. Selin berjalan sambil berlinang air mata harapanya benar benar sudah berakhir. dia seperti sudah kehilangan segalanya, dia merutuki dirinya kenapa semuanya harus seperti ini, dia menyalahkan takdir yang telah memisahkan dirinya dengan orang yang paling dia cintai,

kakinya terus melangkah tak tentu arah sampai tiba tiba saja pandanganya menjadi buram, dia sedikit linglung, lalu bruk..

selin terjatuh tapi dia masih setengah sadar, perlahan dia mendengar suara langkah kaki yang mendekat, dia berusaha membuka matanya memastikan siapa orang itu dia tidak bisa melihat jekas namun orang itu tampak seperti alex, sebelum dia tidak sadarkan diri dia sempat menggumamkan nama alex.

Kini selin sudah berada di sebuah kamar yang cukup luas, kamar itu berlatar abu-abu, tempatnya cukup bersih dan rapi, orang yang menempati kamar itu pastilah orang yang sangat suka kebersihan, selin yang baru saja sadar dari pingsan nya merasa bingung, entah di mana dia kini berada, dia beringsut dari tempat tidur mencoba berjalan perlahan menuju jendela kaca, dia mengmati keadaan di luar dia sepertinya berada di sebuah rumah berlanti dua, dari pandanganya dia melihat sebuah kolam renang yang sangat luar beserta taman yang hijau, tempat itu tetasa sepi dan selin mulai panik, karena dia tidak menemukan seseorang

tepat saat selin berbalik pintu kamar terbuka dan alex muncul dari balik pintu dengan membawa sebuah nampan berisi makanan

melihat alex datang tentu saja selin sangat terkejut namun di dalam lubuk hatinya yang paling dalam dia sangat bahagia karena alex yang telah menolongnya.

Alex berjalan menuju selin, setelah sampai di samping tempat tidur dia menaruh nampannya di atas meja

"makan lah setelah itu akan ku pesankan taxi untumu pulang" usai berbicara alex langsung pergi begitu saja, meskipun alex bersikap sangat dingin padanya tapi dia tetap senang karena alex masih perhatian padanya, meskipun kecil kemungkinan nya tapi selin beranggapan kalau alex masih memliliki sedikit perasaan untuknya, memikirkan itu selin jadi senyum senyum gak jelas, rasanya dia sangat bahagia.

Naysila baru saja keluar dari gerbang kampus sebuah mobil berhenti tepat di depannya. pak aji keluar dari dalam mobil, membukan pintu belakang mobil untuk naysial, sebelum masuk naysila membungkuk dan berterimakasih pada pak aji.

"apa kita akan langsung pulang kerumah?" tanya pak aji saat sudah berada di dalam mobil

"tidak, kita kerumah kak alex dulu, aku ada perlu denganya "jawab naysila

pak aji hanya mengangguk mengiyakan kemudian dia melajukan mobilnya.

Alex sedang fokus dengan ipadnya, selin yang baru keluar dari kamar melihat alex seperti itu sungguh membuatnya terpesona alex hanya mengenakan kaos oblong putih serta celana training, walau pun penampilan nya sangar santai tetap saja pesona alex membuat nya sangat terpesona,

selin benar benar menyesal kenapa dulu dia dengan bodohnya meninggalkan alex yang begitu mencintainya hanya karena sebuah mimpi yang malah membuat hidupnya merasa kesepian,

tapi sekarang menyesal pun tidak ada artinya hati alex sudah bukan untuknya lagi, dan selin sadar diri dia tidak bisa menyalahkan alex,

selin berjalan mendekati alex, alex yang menyadari kehadiranya langsung menaruh ipadnya

" ada apa, ?" tanya alex dingin mendapati sikap dingin alex tentu hati selin sakit, dulu alex begitu hangat dan perhatian padanya, bahkan alex bagaikan penjaganya yang akan selalu menemani selin di mana pun dia berada.

" itu aku cuma mau berterimakasih padamu karena telah menolongku, aku sadar di hatimu sudah tidak ada lagi ruang untuku, dan aku tidak menyalahkan mu al, meskipun berat aku akan berusaha mengikhlas kan nya, " tutur selin mengungkapkan perasaan nya " al maaf karena aku pernah menyakiti mu al, aku bahagia pernah menjadi bagian dari hidupmu, dan semoga kau bahagia dengan wanita pilihan mu " ari mata selin seketila meluncur begitu saja hatinya sangat sangit sesak rasanya, dia benar benar harus merelakan alex untuk raisa,

alex hanya memandang selin dengan wajah datar, dia tak bergeming dari tempatnya dia hanya diam,

selin yang sudah menangis tersedu sedu berusaha mengakat wajahnya untu menatap alex

"al ijin kan aku untuk terakhir kalinya sebelum aku pergi lagi ijin kan aku memelukmu, "pimta selin tapi alex tetap tidak merespon dia hanya diam, tanpa ragu selin langsung memeluk alex yang hanya diam seperti patung, lama selin mendekap tubuh alex dia seperti menumpahkan kesedihannya, dia menangis sejadi jadinya dia tau setelah ini dia tidak akan bisa meneluk alex dan dia tidak akan lagi bertemu alex karena dia akan pergi, dia benar benar tidak sanggup melihat alex bersana raisa, dia tidak akan kuat melihat itu.

alex tidak menolak saat selin memeluknya dia benar bebar diam tapi tanpa mereka sadari naysila yang baru saja datang lagi lagi melihat adegan itu, naysila benar benar terkejut dan seperti kemarin dia tidak bisa melihat wajah perempuan itu karena selina membenamkan wajahnya di bahu alex, naysila benar benar tidak percaya atas apa yang dia lihat itu, dia sangat marah, bisa bisanya alex mempermainkan perasaan sahabat baiknya, dia tak percaya alex yang dia fikir pria baik ternyata, naysila benar benar tidak bisa berkata kata dia langsung pergi setelah melihat alex yang sedang berpelukan dengan wanita lain.

Naysila menutup pintu mobil dengan kasar membuat aji terlonjak kaget, apalagi saa aji mekihat exspresi kemarahan dia wajah naysila, dia benat benar penasaran apa yang terjadi di dalam sampai sampai naysila kelihatan begitu marah,

"pak cepat jalan" perintah naysila, aji langsung menyalakan mesin mobil dan perlahan mobil itu berlalu meninggalkan pekarangan rumah alex,

Measa tidak nyaman alex mendorong paksa tubuh selin, " cukup kau sudah memelukku begitu lama sekarang pulanglah" ucap alex masih dengan nada dingin, selin tidak menjawab dia hanya mengangguk mengiya kan lalu pergi dari hadapan alex, setelah kepergian sekin seorang pelayan datang menghampirinya,

" Tuna tadi nona naysila datang mau menemui tuna apa dia sudah menemui anda? " mendengar pertanyaan itu alex bangun seketika dari duduknya,

"kapan dia datang? " tanya alex

" baru saja tuan" jawab pelayan itu, alex tau pasti naysila sudah melihat dirinya yang sedang berpelukan dengan selin dia pasti salah paham,

" gawat jika naysila memberitahu raisa soal ini dia akan salah paham padaku, " batin alex, seketika alex langsung mengambil kunci mobilnya.

.