webnovel

DISTRIK 25 : Sebuah Mimpi Buruk

VOL.I DISTRIK 25: SEBUAH MIMPI BURUK Ami sangat membenci para elit negara karena perubahan sistem pemerintahan sejak pergantian presiden beserta jajaran yang membuat warga tidak tenang, terlebih dengan adanya rumor mengenai hilangnya anak-anak di bawah umur yang di gunakan sebagai tumbal dari sebuah ritual yang dilakukan oleh para elit negara. Mereka bahkan selalu siap untuk menyakiti ataupun menangkap siapapun yang menentang kebijakan Pemerintah. *** VOL.II DISTRIK 25: DUNIA TANPA KEGELAPAN “Kalian mungkin mengira semua ini disebabkan oleh kegelapan. Tapi apa kalian tahu kalau manusia bahkan dapat menjadi lebih kejam dari kegelapan,” kata seorang pria tua yang berjalan dengan tongkatnya. *** VOL.III DISTRIK 25: SEBUAH MASA LALU Sebuah perjanjian dengan kegelapan di masa lalu membawa dampak sangat besar untuk masa depan. Perjanjian berdarah, perjanjian penuh ritual dan penumbalan. Kekuatan dan kekuasaan, semuanya diberikan oleh kegelapan dengan imbalan darah yang melimpah dan kesengsaraan. *** *** Dengan memberikan dukungan untukku berupa vote dan hadiahnya, teman2 telah menjadi PEMBACA ISTIMEWA juga menjadi SAKSI DARI KISAH DISTRIK 25 ^,^ Love *,*

snaisy_ · Fantasy
Not enough ratings
369 Chs

Berita dari Pasar

=Author POV=

Ckiiittt

Raffan menginjak rem dengan tiba- tiba. Segera saja dia mengumpat karena hampir saja menabrak seorang pria dengan gerobak sayurnya yang juga menghindari seekor anjing yang berlari hampir menabrak pria itu.

"Ah sial! Hey apa kamu sudah bosan hidup?!" teriaknya pada pria tengah membenarkan posisi topi bundarnya.

Mengetahui kalau itu adalah mobil presiden, pria muda itu segera menundukkan kepala ke arah mobil sebagai tanda permintaan maaf. Dia memungut beberapa ikat sayur yang terjatuh karena kejadian itu.

Raffan masih mengamati, dia merasa tidak asing dengan sosok petani muda itu. "Apa itu benar –benar dia?," gumamnya. Dia sedikit meiringkan kepala mencoba kembali mengingat anggota pasukan hijau yang dia 'bereskan' di dalam hutan Utara.

Pria muda itu kembali mendorong gerobaknya menuju pasar, dia hendak menjual hasil panen dari kebun kecil miliknya.

"Maaf, Tuan. Kedepannya aku akan lebih hati – hati," kata raffan sambil sedikit menunduk kepada Presiden.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com