webnovel

Chapter 1

(Ding, membaca memori tuan rumah)

'Nak, cukup. Jangan serap lagi racun dingin ini. Ini tidak baik untukmu' Ucap wanita muda itu sambil mengelus perutnya yang terlihat besar, seperti sedang mengandung

'Permaisuriku, ada apa?' Tanya pria yang mengenakan jubah kebesaran seorang Kaisar yang baru saja masuk kedalam kamar wanita muda yang bergelar Permaisuri itu

'Hormat hamba Yang Mulia' Ucap wanita muda itu membungkuk hormat pada Kaisar yang berstatus sebagai suaminya itu, saat Kaisar memasuki kamarnya

'Ada apa Jing'er?' Ucap Kaisar itu sambil membawa Permaisuri duduk dikursi

'Yang Mulia, saya hanya mengkhawatirkan putri kita. Dia sangat nakal dan tidak penurut, Jing'er jadi sedih' Ucap Permaisuri dengan wajah memelas

'Oh, apa yang tuan putriku lakukan, hingga membuat Permaisuriku ini sedih, biar Kaisar ini memberinya hukuman yang berat' Suara Kaisar terdengar tegas, tapi tatapannya membuat orang tahu bahwa Kaisar itu sedang membuat lelucon yang aneh

'Hum, Yang Mulai benar. Dia harus dihukum. Dia tidak memikirkan keselamatannya dan terus menyerap racun dingin dari tubuhku' Ucap Permaisuri tegas

'Haah~ Jing'er, kau sudah mengeluhkan hal ini sejak kau mengandung. Mungkin saja putri kita ini, sangat ajaib, kau tak perlu mengkhawatirkannya' Ucap Kaisar menenangkan Permaisuri 'Semoga putriku baik-baik saja disana' Batin Kaisar

'Aku hanya terlalu mengkhawatirkannya Yang Mulia. Ini adalah Putri pertama kita, tentu saja aku harus menjaganya dengan baik' Ucap Permaisuri percaya diri

<BRAK> *Pintu kamar Permaisuri dibuka dengan kasar. Sontak saja Permaisuri dan Kaisar menatap tajam kearah pintu. Dan dipintu itu berdiri kedua anak mereka yang berusia 4 tahun. Mereka Calon Pangeran Mahkota Xing Hao dan Pangeran kedua Xin Hao. Mereka anak kembar

'KA.LI.AN!!' Kaisar terlihat sangat marah dengan kedua bocah ingusan itu. Bagaimana tidak, kedua bocah itu membuatnya terkejut, apalagi disana ada Permaisuri yang sedang mengandung, bagaimana jika terjadi sesuatu pada Permaisuri dan calon Putrinya itu

'Oh, ayah Kaisar yang bodoh. Kau disini juga ternyata. Ku kira kau sedang mengurus tikus tikus penjilat yang ada diaula itu' Sindir Pangeran Xin menatap Kaisar remeh. Oh, jangan terkejut, hanya Pangeran Xin satu satunya orang yang memiliki sifat ajaib seperti itu. Kaisar sudah kehabisan akal untuk meladeni keras kepalanya Pangeran Xin

'Salam Ayahanda dan Ibunda Permaisuri. Maafkan Xin'er' Ucap Pangeran Xing sopan

'Huh, lihat kembaranmu itu. Dia punya tata krama yang bagus. Sedangkan kau, sama sekali tidak memiliki sifat yang baik seperti kembaranmu itu' Sindir Kaisar sambil menatap Pangeran Xin

'Cuih, tata krama, tata krama, tata krama! Emang situ punya tata krama apa?' Pangeran Xin berucap dengan suara kecil

'Mereka mulai lagi' Batin Permaisuri dan Pangeran Xing menatap Kaisar dan Pangeran Xin datar

'APA KAU BILANG?!' Ucap Kaisar penuh amarah sambil menatap Pangeran bagai singa yang sedang menatap mangsanya dengan garang

'...' Pangeran Xin sepenuhnya mengabaikan Kaisar, seolah Kaisar sedang tidak berbicara dengannya 'Dia sedang marah dengan siapa?' Batin Pangeran Xin mengejek Kaisar

'XIN'ER, BERANI KAU YA!!' Amarah Kaisar memuncak karena tingkah anak yang luar biasa kelakuannya

'Eh, ada apa ayah? Tidak perlu berteriak seperti itu, aku bisa mendengarmu sekalipun kau berbisik. Jarak kita hanya satu langkah kecil ayah saja. Jadi tidak perlu merusak tenggorakan dengan berteriak. Berteriak itu tugas kasim ayah' Ucap Pangeran Xin dengan santainya

'Kembaranku yang selalu pura pura bodoh ini sedang memancing amarah ayahanda Kaisar lagi' Batin Pangeran Xing sambil bersiap menonton drama ayah dan anak yang sedang bertengkar

'Kasihan sekali para koki diistana ini. Mereka seperti pengaguran yang mendapat gaji dengan begitu mudah tanpa kerja keras karena kedua orang ini. Kami cukup melihat mereka bertengkar, dan kami sudah kenyang, bahkan perut kami sampai kembung' Batin Permaisuri dramatis

'Host host host' Deru nafas seorang pelayan sambil melap keringatnya yang bercucur deras. Bisa ditebak pelayan itu sedang kalang kabut dan terburu buru, dan dia baru melakukan lari maraton dan berhenti didepan sebuah ruangan yang dijaga oleh dua prajurit dan satu kasim didepan pintu

'Ada apa denganmu? Mengapa kau berlari seperti itu? Apa kau tidak tahu kau berada dimana sekarang?!' Ucap kasim itu saat melihat pelayan itu

'I....itu, a....a...aku i....ingin bertemu Yang Mulia host host' Ucap pelayan itu dengan nafas yang belum teratur

'Kau dari mana?' Tanya Kasim itu

'Kediaman Permaisuri' Jawab pelayan itu yang sudah bisa mengatur nafasnya

'PELAYAN DARI KEDIAMAN PERMAISURI MENGHADAP*' Teriak kasim itu

'Apa terjadi sesuatu pada Jing'er' Batin Kaisar yang berada diruangan itu

'Hamba memberi hormat pada Yang Mulia Kaisar' Ucap pelayan itu sambil bersujud didepan Kaisar

'Ada apa?' Tanya Kaisar dengan nada dingin dan malas

'Ya...yang Mulia, Per... Permaisuri akan melahirkan' Ucap pelayan itu gugup juga takut

<BRAK> Kaisar menggebrak meja di depannya sambil berdiri menatap pelayan itu dengan terkejut

'Benarkah?' Tanya Kaisar memastikan

'Be...Benar Yang Mulia' Ucap pelayan itu meyakinkan

'Hahaha, Putriku. Yes, aku punya Putri, hahahaha, yes akhirnya, aku punya Putri' Kaisar sangat bahagia sampai sampai dia terlihat seperti orang gila saat ini

'Oh, Kaisar akan gila karena terlalu bahagia' Batin mereka yang melihat tingkah Kaisar

'Maaf karena merusak kebahagian Yang Mulia Kaisar. Tapi Kaisar harus memanggil tabib dan pergi menemani Permaisuri saat ini' Ucap pelayan itu dengan hati hati 'Semoga aku masih bisa meoihat matahari besok' Batin pelayan itu takut

'Ah, benar. Kasim, sekarang pergi panggilkan tabib Istana, setelah itu bawa Pangeran Xing dan Xin, serta ayah Kaisar terdahulu kepaviliun Permaisuri. Dan jangan sebarkan dulu berita ini' Titah Kaisar kemudian pergi kepaviliun Permaisuri diikuti pelayan tadi

Kaisar, Kaisar terdahulu dan dua pangeran kecil sedang berdiri dengan gelisah didepan kamar Permaisuri. Sedangkan dikamar Permaisuri, tabib Istana yang dibantu oleh seorang pelayan sedang membantu. Setelah menunggu dua jam, akhirnya tabib keluar dari kamar Permaisuri, tapi anehnya tak ada tangisan bayi yang terdengar. Hal itu membuat mereka semakin cemas

'Tabib, apa yang terjadi? Apa Permaisuri baik baik saja? Kenapa tak ada tangisan bayi dari sana?' Pertanyaan beruntun itu dilontarkan Kaisar tanpa hentinya

'Gu Hao, tenang. Biarkan tabib berbicara. Kita tidak akan tahu jika kau terus mengoceh' Ucap Kaisar terdahulu mencoba menenagkan Putranya

Setelah Kaisar terlihat tenang 'Bicaralah' Ucap Kaisar menginstruksi tabib untuk berbicara

'Terimakasih Yang Mulia. Proses persalinan berjalan dengan lancar, Permaisuri selamat, begitu juga dengan tuan Putri' Ucap tabib

'Tapi, kenapa kami tidak mendengar tangisan bayi dari sana?' Tanya Kaisar. Dia bersyukur karena Putri dan istrinya selamat, tapi dia juga heran, kenapa tidak terdengar suara bayi dari dalam sana

'Itulah berita buruknya Yang Mulia. Keduanya selamat, tapi sangat disayangkan, tuan putri hanya akan menjadi Putri tidur. Saat dia keluar, hanya ada deru nafas dan detak jantung yang lemah. Bahkan tak ada pergerakan sama sekali. Saya juga mendeteksi adanya racun dingin yang sangat kuat, dan racun itu memakan habis Meridian tuan Putri, dan racun itu sudah sampai kejantung tuan putri. Saya memprediksi hidup tuan Putri bahkan tidak sampai 15 tahun dilihat dari seberapa ganas racun itu menyerang. Dan selama itu juga, belum tentu Putri terbangun' Jelas tabib itu

'Tidak mungkin! Kau bercanda 'kan? Aku sudah lama menunggu kelahiran Putriku, tapi kenapa ini terjadi padanya?' Ucap Kaisar tak terima

'Meimeiku...' Batin kedua pangeran kecil. Mereka tak berani berbicara apapun, mereka hanya diam seperti orang bodoh

'Meskipun tuan Putri tertidur, tapi kesadarannya tetap ada. Kalian tetap bisa berkomunikasi dengannya, tapi dia tidak bisa berkomunikasi dengan kalian. Berdoa saja agar ada cara untuk menghilangkan racun dingin itu' Ucap tabib mencoba memberi semangat

'Hm, bagaimana dengan Permaisuri?' Atmosfernya tiba tiba menjadi dingin saat Kaisar berbicara. Semua orang sangat mengerti dengan perubahan sifat Kaisar saat ini, jadi mereka hanya bisa menghela nafas

'Kondisi Permaisuri sangat baik. Dia hanya kelelahan setelah melahirkan. Dan juga, semua racun ditubuh Permaisuri sudah hilang. Tapi, kalian harus menjelaskan secara perlahan tentang kondisi tuan Putri pada Permaisuri' Ucap tabib itu

'Benarkah?' Tanya Kaisar. Tidak hanya Kaisar, mereka semua juga terkejut. Siapa yang tidak tahu dengan kondisi Permaisuri Jing Zhou, bahkan rakyat jelatapun tahu, dimana tubuh Permaisuri Jing Zhou sudah dipenuhi berbagai macam racun, dan dia jarang sekali keluar kamar karena kondisinya itu. Semua itu tidak lain dan tidak bukan karena orang orang yang iri padanya karena dicintai oleh Kaisar, dan disayangi banyak orang. Kisah cimta Kaisar dan Permaisuri ini sudah menjadi contoh untuk anak anak muda saat itu, mereka sangat mengakui kisah cinta keduanya. Dan tentunya, selain ada orang yang mengaggumi, tentu juga ada yang iri dan menjadi kebencian yang membuat mereka melakukan hal tidak senonoh. Tapi, bukan cinta namanya kalau hal seperti itu saja sudah membuatnya menjadi lemah

'Saya tidak berani berbohong Yang Mulia, kondisi Permaisuri sudah sangat baik' Ucap tabib itu

'Syukurlah. Setidaknya Jing'er baik baik saja' Ucap Kaisar kemudian masuk kekamar Permaisuri

Dikamar Permaisuri, Kaisar merenung kembali ucapan tabib tentang kondisi Permaisuri, dia mengingat keluhan Permaisuri saat sedang mengandung 'Aku selalu menganggap ucapan Jing'er saat itu hanya candaan. ternyata racun itu memang diserap oleh Putri kecilku ini. Dan konsekuensinya, dia harus menderita seperti ini' Batin Kaisar

Ingatan demi ingatan terus menerus berputar bagai film dalam bioskop yang tak ada akhir, penghinaan dan kasih sayang berlimpah terus bergantian memasuki mata, itu menyakitkan tapi juga nyaman dalam satu waktu, sangat menyiksa tapi tidak ingin melewatkan kasih sayang yang belimpah itu. Apa yang diharapkan, tentu saja kasih sayang itu, tapi kenapa harus ada penghinaan seperti itu, itu sangat menyiksa, tapi ingin tetap menikmati seperti orang bodoh

(*Berhasil. Ingatan sepenuhnya milik anda, tubuh dalam kendali. Selamat menikmati rumah baru anda}

'Ada orang. Sebaiknya aku tinggalkan dulu tubuh ini*' Batin pemilik baru

Ruang Sistem

"Nyam nyam nyam. Enak~" Jiwa yang sedang menikmati cemilan sehari harinya, entah apa itu, saya juga tidak tahu

(Tuan Keyra. Kenapa kamu masih disini? Bukan kah kamu sudah berada ditubuh barumu?)

"Bodoh, diamlah. Sekarang berikan semua identitas pemilik tubuh, dan orang orang yang berkaitan" Ucap Keyra dengan malas

(Nama : Xiaying Hao

Umur : 12 tahun

bla bla bla bla bla bla

bla bla bla bla bla bla

bla bla bla bla bla bla)

"Baiklah. Aku sudah menumukan karakter yang cocok untuk kumainkan kali ini" Ucap Keyra tersenyum sumringah

(Ka...kau, sebaiknya jangan tersenyum seperti itu. Orang orang akan mengira kau adalah pembunuh)

"Itulah faktanya. Aku ini pembunuh, tapi aku lebih suka meminjam tangan orang lain untuk melakukan itu" Ucapnya sambil tersenyum manis

Disisi tuan Putri yang sedang tertidur saat ini

"Hai meimei, kami datang lagi" Ucap Pangeran Xing dan Xin, dan dibelakangnya ada dua orang pria lagi. Mereka teman teman kedua pangeran itu, dan ini bukan pertama kalinya mereka datang menemui Keyra a.k.a Xiaying Hao

Xiaying perlahan membuka mata saat mereka duduk mengelilinginya

"Meimei, kau sudah bangun" Ucap Xin dengan wajah sumringah. Dia sangat senang, bukan hanya dia, tapi semua yang ada disitu juga merasakan hal yang sama

"Duduklah dulu" Ucap Xing membatu Xiaying duduk

'Akting, dimulai' Batin Xiaying

"I.....ibu, huwaaaa... Ibu huwaaaaa" Xiaying menangis seperti bayi

"Astaga! Apa yang terjadi? Xing, apa yang kau lakukan? Dia itu masih sangat lemah dan rapuh" Ucap Xin yang kalang kabut

"Huhuhu huwaaaa" Xiaying masih nangis

"Bodoh, wajar saja jika dia menangis. Dia itu masih bayi, tentu saja dia akan menangis" Ucap Xing yang tak terima disalahkan oleh Xin

"Apa yang harus kita lakukan? Dia terus saja menangis" Xin semakin bingung karena adiknya tak kunjung berhenti menangis

"Kalian tunggu disini. Aku akan memanggil ayah Kaisar dan Ibunda. Jangan melakukan apapun padanya, jangan berbicara juga" Ucap Xing tegas

"Loh, kenapa tidak boleh berbicara juga? Dia 'kan adikku, masa aku dilarang berbicara dengannya?!" Ucap Xin tak terima

"Jika kalian salah berbicara, kalian akan merusak kepolosan seorang bayi. Jangan membuat ayah Kaisar dan Ibunda marah besar" Ucap Xing memperingati

"Ya ya ya" Ucap Xin, dan Xing pun pergi memanggil Kaisar dan Permaisuri

Tak lama, Xing kembali dengan Kaisar dan Permaisuri

"Putriku" Ucap Permaisuri yang langsung memeluk Xiaying

"I...ibuku, huwaaaa" Xiaying makin nangis

"Sttt, jangan nangis lagi ya, ibu 'kan udah disini. Udah dong nangisnya" Mengelus punggung Xiaying lembut

'Hoho, kesempatan tak boleh disia siakan' Batin Xiaying "Di...dia bilang, Xia ga...gak punya ibu hiks hiks, di...dia bi...bilang hiks hiks ibu cu...cuma punya dia hiks hiks" Xiaying nangis sambil meluk Permaisuri. Sontak semua yang mendengar ucapan Xiaying terkejut

"Siapa? Siapa yang bilang gitu sama kamu? Bilang sama ibu, biar ibu pukul dia?! Oh, atau Gege Xin yang bilang gitu sama kamu, biar ibu hajar dia sampai menjadi babi, bahkan ibunya tidak bisa mengenalinya lagi" Permaisuri marah marah sampai lupa diri

"Ibu, aku ini anakmu. Kau sangat jahat" Ucap Xin dramatis

"Diam kamu!!" Ucap Permaisuri marah marah

"Xiaxia, kasih tahu ayah, siapa yang bilang gitu sama kamu" Ucap Kaisar lembut

"Ka...kamu, menjauh!!" Xiaying semakin takut karena Kaisar

"Eh, ka...kamu" Ucap Kaisar kaget karena Xiaying tidak mengenalinya

"Yang Mulia, sebaiknya jangan membuat Xiaxiaku takut" Ucap Permaisuri sambil memeluk Xiaying dan menatap Kaisar tajam

"Uhuk uhuk uhuk" Xiaying batuk darah dan langsung mendorong Permaisuri menjauh darinya

'Sial! Racunnya bereaksi' Batin Xiaying

"Xiaxia, apa yang terjadi? Apa kau baik baik saja?" Ucap Permaisuri sambil mendekati Xiaying

"Ja...jangan mendekat uhuk uhuk" Ucap Xiaying

"Ad...ada apa Xia?" Tanya Permaisuri takut

<Brukh> Xiaying pingsan karena tidak bisa menahan racun yang tiba tiba nyerang

"XIAXIA" Ucap mereka semua terkejut

"Xiaxia, bangun nak" Ucap Permaisuri mendekati Xiaying

"Jing'er, sebaiknya kita panggil tabib terlebih dulu" Ucap kaisar, kemudian membawa Permaisuri keluar

"Xing, apa yang terjadi padanya? Kenapa dia tiba tiba batuk darah?" Tanya Xin

"Seingatku, Xiaying tertular racun dingin sewaktu dalam kandungan. Setelah lahir, tabib berkata bahwa racun dingin yang ditubuh meimei kita telalu ganas. Mungkin saja racun itu menyerangnya" Jelas Xing

"Racun dingin?! Setahuku, belum ada obat yang bisa menawar racun itu, hanya bisa menunggu kematian saja" Ucap Xiao Yi, nama teman kedua Pangeran

"Apakah meimei akan meninggalkan kita lagi?" Ucap Xin parau

"Tenang aja. Kita gak bakal ngizinin Xiaxia pergi, jadi dia gak bakal pergi" Ucap Xing

"Tabib, cepat periksa Xiaxia" Ucap Permaisuri yang terus menyeret tabib langsung kesamping Xiaxia

"Baik Permaisuri" Ucap Tabib dan mulai memeriksa Xiaying