webnovel

Bagian 12

"Kalian sudah mengerjakan tugas yang saya berikan?" Tanya Rama mengawali pertemuan pembelajaran,semua anak kelas XII IPS 3 mengangguk serentak. Rama mengambil duduk,membuka agenda kelas.

"Hari ini,hadir semua?"

"Iya,Pak." Jawab semua murid,Rama mengulas senyum.

"Baiklah.. Untuk pembelajaran hari ini,seperti yang sudah kalian ketahui dan tentunya kalian sudah mencari materi,Erra Nevada bisakah kamu menjelaskan arti dari majas dan sebutkan jenis beserta contohnya?!" Ucap Rama telak,Erra yang sedang menatap khidmat ke arah Rama seketika mengerjap. Bagaimana bisa ia ditanya paling pertama,sementara absen pertama adalah Aditya Pratama.

"Apa,Pak?"

"Jelaskan pengertian majas dan sebutkan jenis beserta contohnya!"

"Ya Allah,Pak.. Nanyanya satu-satu,jangan maruk. Masa sekali tanya langsung dapat tiga? Itu gak adil!" Protes Erra,Rama yang tadinya menatap Erra kini mengalihkan pandangan.

"Lidya.."

"Aku! Aku akan menjawabnya!" Sela Erra,semua orang menghela nafas.

"Jubaedah,Jubaedah.. Gak paham aku sama elo!" Saut Zaki,Erra melayangkan tatapan tajam.

"Diem lo!"

"Aisyah.." Ucap Rama,Erra berjengit lagi.

"Pak,Erra Nevada bakalan jawab. Sabar dulu napa." Sela Erra kembali.

"Aisyah silakan kamu menjawab pertanyaan saya." Ucap Rama,membuat Erra merengut kesal.

"Aisyah jangan dijawab! Nanti aku kasih satu rahasia tentang Kristian." Ucap Erra,di belakang sana Aisyah mengerjap heran.

"Erra Nevada,bisa diam sebentar?" Tanya Rama dengan suara kalemnya,Erra memandangnya.

"Aku mau jawab! Majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan dengan cara yang imajinatif.

Jenis-jenisnya yang pertama ada majas perbandingan yang mencakup :

1. Majas personifikasi yaitu benda mati yang diibaratkan bersikap seperti manusia.

Contohnya pensil itu menari-nari untuk menghasilkan gambar yang indah.

2. Majas metafora yaitu menyampaikan pesan dengan menggunakan objek yang bersifat sama.

Contohnya Erra adalah anak emas di keluarga besar Nevada." Ucap Erra,semua mirid langsung meneriakinua 'uuu...'.

Erra mendengus

"3. Majas hiperbola yaitu ungkapan sesuatu yang berlebihan. Contohnya cintaku padamu seluas samudera,sedalam palung Mariana dan setulus cinta Fatimah Azzahra.."

"Wuuuuuu.. Bucin! Bucin!"

"Syirik ae lu.."

"Jadi,Ra.. Pilih Pak Adam apa Kaisar nih?"

"Karepmu."

"Sudah-sudah.. Harap tenang kembali!" Lerai Rama,semua murid tenang kembali. Duduk di kursinya lagi,berbeda dengan Kaisar yang terdiam memahami. Memandang Erra,menerjemahkan setiap kata bahkan ucapan ringannya.

"Tadi Erra sudah menjelaskan sebagian jenis dan contoh dari majas,sekarang majas selanjutnya tolong Kaisar berikan penjelasan tentang sebagian jenis dan contohnya!" Ucap Rama,Kaisar yang duduk di bangku belakang langsung berdiri.

"Saya akan melanjutkan sebagian jenis dan contoh majas yang saya ketahui. Pengertian majasnya gak akan saya sebutin,karena kalian pastinya udah punya masing-masing. So,gue cuma bakal nyebutin contohnya aja.

1. Majas simile. Contohnya setelah kehilangan kekasihnya,Erra Nevada bagaikan anak ayam kehilangan induknya,selalu kebingungan."

"Cieeee... Erra dinotice mantan ehe."

"Punten,yang di belakang bisa enggak jangan bawa-bawa nama gue?" Timpal Erra tanpa menengok ke arah Kaisar.

"2. Majas alegori. Contohnya dalam bahtera rumah tangga,suami adalah nahkodanya. Seperti dalam hubungan kita, Erra Nevada. Aku adalah sosok yang akan selalu mencintaimu meski satu tabun telah berlalu,namun tampaknya rasa ini begitu menggebu dan selalu ingin didekatmu,bersamamu menghabiskan waktu tanpa ada yang mengganggu."

"Cieeeee... CLBK nih."

"Uhuy.. Erra galon."

"Ekhem.. Hubungan asmaranya dipending dulu,karena masih ada saya yang bisa menghentikan kisah romansa kalian para penikmat rindu." Sela Rama membuat seisi kelas riuh.

"Pak Adam aku padamu..."

"Untuk materi hari ini,pahami lalu buat 3 contoh majas! Jangan liat google."

"Yah... Baru aja ngefly,eh dijatuhin."

____

09.50 am

Di jam istirahat Erra membaringkan tubuhnya di bed UKS. Setelah melewati pagi bersama Rama jantungnya selalu saja berdetak kencang. Apakah ini yang dinamakan cinta? Apakah Erra benar-benar menyukai pria itu? Tapi,entahlah.. Erra masih bingung dengan perasaannya.

Erra terdiam sembari menyelami perasaannya.

"Ada berapa siswa yang masuk UKS hari ini?"

"Sekitar 4 orang, pak. 1 siswa dan 3 siswi."

"Oh.. Saya akan mengeceknya terlebih dahulu, tolong ambilkan stetoskop."

"Baik, pak."

Erra masih sibuk dengan pikirannya. Sampai seseorang datang dan menyibak tirainya barulah Erra tersadar.

Seorang pria berkemeja merah jambu datang menghampirinya dengan benda yang menggantung di lehernya.

'Bukankah itu alat untuk mendengarkan datak jantung?'

"Erra Nevada,kelas XII IPS 3 pak." ucap Bu Kayla,seorang guru muda yang bertugas di UKS. Erra mengerutkan keningnya.

"Kenapa, bu?"

"Pak Adnan akan memeriksamu."

"Memangnya saya sakit apa?" tanya Erra,pria berkemeja merah jambu yang berada di samping Erra itu menolehkan kepalanya ke arah Bu Kayla lalu ia menatap kembali Erra yang tengah menatap bingung ke arah keduanya.

"Jika kamu tidak sakit,kenapa kamu berbaring di ranjang UKS?" tanya pria berkemeja merah jambu itu. Tunggu,Erra merasa mengenali suara itu. Wajah pria itu tak asing,apalagi dengan wajah tampannya.

Erra menerka-nerka, siapa gerangan pria tampan di sampingnya ini.

Mungkinkah pria ini adalah jodohnya?

Atau mungkin,malaikat yang diturunkan Tuhan untuk menjaganya?

Ah.. Memikirkannya membuat kepala Erra pusing.

"Kalau begitu aku sedang tidak enak jantung, dok." jawab Erra sembari memegang dada kirinya, seakan-akan mendramatisir keadaannya.

Pria itu mendekatkan tubuhnya ke arah Erra untuk memeriksanya. Erra menahan nafas saat pria itu mengarahkan stetoskop ke dadanya. Jantungnya derdegup kencang seketika.

Mungkinkah Erra jatuh cinta pada pria ini?

"Bernafaslah. Tak usah tegang seperti itu." ucap pria itu,sembari menjauhkan tubuhnya. "Emh.. Kamu pernah merasakan jantungmu terasa sakit?"

"Ya,dok."

"Saya bukan dokter. Kapan kamu merasakan jantungmu terasa sakit? Apakah sakitnya menjalar ke pundak dan lengan kiri?" tanya pria itu,Erra menunduk lalu memegang dada kirinya.

"Aku pernah merasakannya saat mendengar pria yang aku cintai akan bertunangan dengan perempuan lain." ucap Erra sambil membayangkan suasana kala itu,saat mendengar percakapan Rama dan Nayara.

Ah Erra merasakan jantungnya benar-benar sakit.

"Saya bertanya serius."

"Tuhan.. Kenapa banyak sekali pria yang bertanya serius padaku,aku masih sekolah. Aku belum siap untuk diseriusi."

"Kamu tidak mengalami gangguan jiwa,kan?"

"Astaghfirullah,mas. Gadis semanis diriku mengalami gangguan jiwa,oh Allah pasti tidak akan kuasa.. Mas ini ada-ada saja. Bu Kay,terimakasih.. Aku akan kembali ke kelas." ucap Erra, ia lalu turun dari ranjang dan melangkah pergi.

Pria berkemeja merah jambu itu menggelengkan kepalanya. Ia kemudian melanjutkan aktivitasnya,memeriksa keadaan siswa-siswi yang sakit. Namun baru saja ia berbalik. Siswi bernama Erra Nevada itu kembali dengan cengirannya.

"Mas,aku boleh pinjem alat itu gak?"

"Alat apa?"

"Itu,alat yang mas gunain buat dengerin detak jantung." ucap Erra membuat pria berkemeja merah jambu itu terkekeh.

"Stetoskop?"

"Iya,itulah kali."

Pria berkemeja merah jambu itu mengendikan bahunya acuh,ia melangkahkan kakinya ke siswi selanjutnya. Mengabaikan Erra yang seakan-akan angin lalu.

"Apa yang kamu rasakan?"

"Hatiku berdebar, karena menatap wajah tampan mas." ujar Erra,gadis itu bersidekap lalu menatap nyalang siswi yang tengah terbaring itu.

Muhammad Adnan Alif seorang perawat yang juga berprofesi sebagai guru kesehatan di sekolah Erra. Adnan ditempatkan di bagian konseling dan juga pembina PMR itu menghela nafas.

"Jangan dengarkan dia."

"Saya sering merasakan sesak,pak. Apalagi saat saya tak sengaja menghirup debu dan juga kecapekan." jawab siswi yang terbaring lemah itu,lagi-lagi Erra angkat suara.

"Kamu terlalu banyak membatin,jadi sesak."

"Erra bisa kamu diam sebentar?" tanya Bu Kayla akhirnya, Erra mengembuskan nafasnya.

"Tidak bisa,bu."

"Kalau begitu keluar, Pak Adnan sedang memeriksa Tania."

"Baiklah, aku akan keluar." ucap Erra, ia membungkukkan tubuhnya lalu berbalik dan melangkah pergi.

Tunggu!

Erra menghentikan langkahnya. Ia berbalik lagi.

"Mas jika sudah selesai, aku pinjam ya."

-

"Mas Rama." panggil Erra,lagi-lagi ia sudah menjalani rutinitasnya mengganggu Rama. Sudah setengah jam lamanya,Erra duduk rusuh di samping meja kerja Rama. Gadis itu menggumam, mengeluarkan suara-suara aneh yang memekakan telinga.

"Mas Rama."

"Hm."

"Sampai kapan mas akan mengabaikanku?" tanya Erra saat Rama masih memokuskan pandangannya pada laptopnya. Erra menghela nafas, ia lantas membaringkan tubuhnya ke sopa yang tengah didudukinya.

"Mas,tahu tidak? Tadi aku bertemu guru tampan di UKS. Dia sepertinya pria yang romantis, tapi dia dingin sepertimu. Dia juga baik. Dia meminjamkanku ste-stetoskop,mas tahu apa yang aku dengar?" ucap Erra,masih tak ada respon. Rama memgacuhkannya pemirsa. Ia seperti tak peduli. Baiklah,Erra bersuara kembali.

"Aku mendengar suara detak jantungku. Mas mau mendengarnya?"

Erra beringsut bangkit,ia dengan semangat mengeluarkan sesuatu dalam tasnya. Sebuah stetoskop yang ia pinjam pada pria berkemeja merah jambu. Erra melangkah ke arah Rama,gadis itu tanpa permisi mengarahkan alat yang digunakan untuk mendengarkan datak jantung itu ke dada Rama.

Rama terkesiap,ia menolehkan pandangannya.

"Suaranya seperti detak jantungku. Sangat cepat.."

Rama memegang pergelangan tangan Erra,perlahan-lahan ia bangkit dari duduknya. Matanya masih menatap fokus Erra.

Keduanya terdiam.

"Apa mas jatuh cinta kepadaku?"pertanyaan yang keluar dari mulut Erra itu menyadarkan Rama. Rama mengerjap,ia melepaskan pegangannya dan menjauhkan tubuhnya bersamaan.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Rama tanpa melihat ke arah Erra. Ia masih berusaha menetralisir detak jantungnya. Sungguh ia tidak jatuh cinta, ia hanya terkejut karena Erra dekat beberapa centi darinya.

Tapi,jika demikian seperti itu. Apakah yang beberapa waktu lalu itu tak kau bilang dekat, Rama? Ya,saat kau dan Erra berhadap-hadapan di dapur. Saat kau meniup wajah Erra dan saat itu pula Nayara melihatnya.

Astaghfirullah..

Bertaubatlah Rama. Jangan sampai melupakan batas-batas seorang pria dan wanita. Kau dan Erra belum menjadi mahrom. Maka dari itu jagalah batasanmu!

"Pergilah." ucap Rama kemudian, Erra mengerjap. Ia tak mengerti maksudnya. "Pergilah. Semua ini salah. Seharusnya kamu menjaga batasanmu,begitu pula saya yang harus menjaga diri untuk tidak melakukan hal-hal semacam ini. Kamu terlalu dekat,Erra. Kamu sudah melebihi batas."

"Melebihi batas apa,mas?"

"Tidak seharusnya, tidak seharusnya seorang pria dan wanita berada di dalam satu ruangan yang sama. Ini dosa." ucap Rama, Erra tersenyum kecut saat mendengar apa yang dikatakan Rama.

Sungguh ajaib.

"Dosa,lalu jika dengan Nayara apakah itu tidak dosa?" tanya Erra, matanya kini sudah berkaca-kaca. Erra tercengang. Lantas Ia melangkah ke arah Rama yang membelakanginya.

"Saya tidak pernah berduaan bersama Nayara selain hari itu,saat dimana Nayara datang ke rumah dan itu ada kamu dan umi. Lagi pula Nayara paham agama."

"Lalu kata-kata cinta yang keluar dari mulut mas Rama pagi itu,apakah itu tidak dosa? Mas Rama mengatakan cinta sebelum kalian benar-benar sah. Mengucapkan kata-kata manis,apakah itu tidak dosa? Kenapa saat bersamaku mas Rama selalu saja mengatakan kata dosa? Aku memang tidak tidak seperti Nayara yang paham agama, aku juga tidak selembut tutur katanya Nayara,aku juga tidak setertutup gamis yang dipakai Nayara. Tapi,ku mohon jangan bandingkan aku dengan Nayara. Aku dan Nayara dua gadis yang berbeda. Jangan menganggap semua gadis itu seperti Nayara,Nayara,Nayara!" ucap Erra dengan berapi-api. Rama berbalik saat mendengar penekanan di akhir kata yang diucapkan Erra.

"Sebenarnya ada apa denganmu?"

"Ada apa denganku? Tanyakan pada hatimu,yang selalu menarik ulur perasaanku!" ucap Erra kemudian, ia lantas berbalik dan melangkah pergi.

Rama mengembuskan nafasnya sembari mengurut keningnya.

"Masalah apalagi, ini ya Allah?"