webnovel

Siapa Yang Bertamu?

Zevia merapikan berkas-berkas di meja kerjanya dan bersiap untuk pulang.

Ketika Zevia baru saja akan melangkahkan kakinya untuk pulang, Elvano menghampiri dirinya.

"Kamu pulang bareng aku," ucap Elvano seraya menggenggam tangan Zevia.

Zevia lalu menatap Elvano. Ia berbicara sedikit berbisik ke telinga Elvano karena saat ini situasinya masih ada banyak karyawan yang belum pulang dari kantor.

"Di sini masih ada banyak karyawan kamu yang belum pulang dan kedatangan kamu ke meja aku membuat tatapan mereka tertuju pada kita. Jangan aneh-aneh kalau kamu gak mau mereka semua sampai curiga sama kamu," ucap Zevia berbisik pada Elvano.

Zevia lalu dengan hati-hati melepaskan genggaman tangan Elvano pada tangannya.

"Biarin aku pulang sendiri," ucap Zevia.

"Enggak! Aku gak akan pernah membiarkan kamu pulang sendiri. Kamu pasti mau macam-macam kan di belakang aku?" tanya Elvano.

"Kamu apa-apaan sih? Jangan asal menuduh aku seperti itu. Aku gak seperti yang kamu katakan ya," ucap Zevia berbisik.

"Kalau memang kamu tidak seperti itu, maka biarkan aku yang mengantar kamu pulang," ucap Elvano.

"Gak perlu. Aku bisa pulang sendiri," ucap Zevia.

"Gak! Aku yang akan antar kamu. Kamu jalan duluan dan tunggu aku di tempat biasa," ucap Elvano.

Zevia menghentakkan kakinya kesal.

"Egois!" ucap Zevia lalu pergi dari sana.

Elvano merapikan jasnya dan menatap satu-persatu wajah karyawannya yang tengah menatap ke arah dirinya.

"Jaga pandangan dan pendengaran kalian jika kalian masih mau bekerja di perusahaan saya!" ucap Elvano dengan tegas.

Mereka lalu menunduk. Elvano pun kemudian bergegas ke luar dari kantor untuk menemui Zevia yang tengah menunggunya di tempat biasa mereka bertemu untuk pulang bersama.

.....

"Sampai kapan pun aku tidak akan pernah merestui hubungan Elvano dengan perempuan miskin itu!" ucap Gina, mama Elvano.

"Kamu pikir aku setuju dengan hubungan mereka? Apa kata kolega-kolegaku jika sampai putra kita menikah dengan seorang perempuan miskin seperti dia? Bisa-bisa mereka akan menertawakan aku karena menikahi putraku dengan perempuan yang tidak sederajat dengan keluarga kita," ucap Gio.

"Ya sudah kalau begitu kamu harus segera membuat hubungan mereka selesai secepatnya sebelum Elvano semakin dibutakan oleh perempuan itu," ucap Gina.

"Kamu tidak perlu khawatir untuk hal itu karena aku akan melakukan apa yang memang seharusnya aku lakukan," ucap Gio.

"Bagus," ucap Gina.

.....

Tin Tin

Elvano mengklakson mobilnya ketika tiba di tempat janjikannya dengan Zevia.

Elvano lalu turun dari mobilnya dan menghampiri Zevia.

"Sayang, ayo masuk. Aku antar kamu pulang," ucap Elvano.

Tak ingin berdebat dengan Elvano, Zevia lalu mengangguk. Elvano lalu membukakan pintu mobil untuk Zevia dan Zevia pun lalu memasuki mobil Elvano.

Elvano lalu bergegas memasuki mobilnya dan duduk di jok pengemudi. Ia lalu melajukan mobilnya meninggalkan tempat.

"Kamu mau mampir ke suatu tempat terlebih dahulu atau langsung pulang?" tanya Elvano.

"Aku mau langsung pulang aja," ucap Zevia.

"Ya sudah kalau begitu," ucap Elvano.

Tak lama di perjalanan, mereka akhirnya tiba di depan rumah kontrakan Zevia. Elvano lalu bergegas turun dari mobilnya untuk membukakan pintu mobil untuk Zevia.

Zevia lalu turun dari mobil Elvano.

"Kamu langsung pulang aja ya. Aku capek banget hari ini," ucap Zevia.

"Ya udah kalau gitu, aku langsung pulang ya. Kamu baik-baik di rumah. Pokoknya kalau kamu butuh sesuatu kamu bisa menghubungi aku," ucap Elvano.

Zevia pun mengangguk.

"Hati-hati," ucap Zevia.

Elvano pun mengangguk.

"Bye sayang," ucap Elvano seraya melambaikan tangan sebelum memasuki mobil.

Zevia pun mengangguk. Elvano lalu memasuki mobilnya dan melajukannya meninggalkan tempat.

Zevia lalu memasuki rumah kontrakannya dan menguncinya.

"Semoga saja anak buah papanya Elvano sudah tidak lagi memata-matai aku," gumam Zevia.

.....

Elvano tiba di rumah pribadinya. Ia sengaja lebih memilih untuk tinggal di rumah pribadinya dari pada harus tinggal dengan orang tuanya dikarenakan ia tidak suka jika hidupnya terlalu diatur oleh kedua orang tuanya.

Elvano mendudukkan dirinya di tepi tempat tidurnya seraya melepas dasi yang mengikat lehernya.

Elvano menghembuskan nafas beratnya.

"Zevia benar-benar kelihatan aneh banget deh tadi. Dia gak kayak biasanya. Aku harus selidiki nanti malam. Aku akan diam-diam ke kontrakan dia untuk mencari tahu tentang hal ini," gumam Elvano.

Ia lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

.....

Zevia baru saja selesai membersihkan diri dan mengganti pakaian. Ia lalu ke luar dari kamarnya untuk mempersiapkan makan malam untuk dirinya seorang.

Zevia tinggal sendiri di sebuah rumah kontrakan kecil. Ia tidak memiliki seorang pun keluarga di sini. Ia hidup sebatang kara tanpa seorang pun yang mengenal dia.

Zevia adalah seorang anak yang tinggal di panti asuhan sejak usianya masih bayi. Ibu panti merawatnya hingga ia dewasa. Pendidikan terakhir Zevia hanyalah sampai pada pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Atas atau SMA.

Namun Zevia beruntung karena dia bisa bekerja di sebuah perusahaan besar yakni di perusahaan milik Elvano karena ketidaksengajaan yang membuat dirinya dan Elvano bertemu hingga akhirnya sampai menjalin kasih.

Elvano sangat mencintai Zevia. Meskipun terlihat dingin dan angkuh, tapi dia benar-benar sangat mencintai Zevia dan takut jika gadisnya sampai terluka.

Hal inilah yang menjadi alasan kenapa kedua orang tua Elvano sangat melarang hubungan Elvano dengan Zevia. Pertama karena latar belakang Zevia yang tidak jelas, lalu kemudian Zevia bukanlah seorang gadis yang berpendidikan tinggi dan berkarier baik.

Namun, Elvano tidak peduli karena dia memang benar-benar sangat mencintai Zevia tanpa memandang siapa Zevia.

Zevia mengambil satu butir telur dan satu bungkus mie instan dari dalam lemari makannya. Ia lalu mencuci telur dan memecahkannya lalu ia letakkan di dalam mangkuk.

Zevia lalu pergi mengambil cabai, bawang dan tomat dari kulkas lalu ia cuci bersih. Setelah itu, Zevia mengiris cabai, tomat dan bawang pada telenan.

Selesai itu, ia lalu mempersiapkan panci untuk merebus mie. Zevia akan memasak mie goreng dan telur ceplok untuk makan malamnya nanti.

...

Malam hari telah tiba,

Elvano ke luar dari rumahnya dan memasuki mobilnya lalu melajukannya menuju ke suatu tempat.

"Aku harus ke kontrakan Zevia sekarang juga," gumam Elvano seraya mengemudikan mobilnya.

.....

Zevia kini sedang menikmati makan malamnya di ruang tamu yang sekaligus juga menjadi ruang televisi.

Zevia duduk di kursi lalu menyantap makan malam sederhananya dengan tenang.

Ketika sedang makan malam, tiba-tiba pintu rumahnya diketuk oleh seseorang.

Tok Tok Tok

Zevia menghentikan kegiatannya.

"Siapa ya yang bertamu malam-malam seperti ini? Gak mungkin kan kalau itu adalah Elvano? Karena kalau Elvano datang tentu dia akan menghubungi aku terlebih dahulu," gumam Zevia.

"Lalu siapa yang datang bertamu ke rumahku ya?" gumam Zevia sedikit cemas.

Zevia lalu bangkit dari posisi duduknya dengan hati-hati. Ia palu melangkahkan kakinya secara perlahan menuju jendela.

....

Maafkan Typo

Please support this novel❤️

Nurliza_Karen_Nitacreators' thoughts
Next chapter