"Suara siapa itu? Ada laki-laki di rumah? Angkat panggilan Ibu!"
Kevin menutup mulut, merutuki kebodohannya yang malah berteriak. "Harusnya aku diam," bisik Kevin membentuk tanda v dengan kedua jari.
Oh tidak, malapetaka datang. Sekar benar-benar menelfon Nia via video call. Gadis itu gelagapan, terburu-buru berdiri hingga lutut menabrak ujung meja. Ia menaruh ponsel di meja, berbisik sambil mendorong Kevin ke belakang soffa.
Sementara Sekar di sebrang sana mengernyit ketika mendengar suara gaduh dan pekikan sakit dari bibir Nia. Terlebih karena Nia belum juga menjawab panggilannya padahal Sekar yakin Nia sedang menggenggam ponselnya.
"Duduk di sini sampai aku selesai telfonan. Dan jangan berisik kayak tadi," titah Nia pelan. Kevin menyatukan telunjuk dan ibu jari, membentuk tanda Ok lalu membuat gerakan seolah menutup mulut. Nia lalu duduk di soffa, merapihkan rambut yang berantakan.
"H-Halo Bu," sapa Nia terbata ketika menjawab panggilan ibunya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com