webnovel

Ke Amerika

Alarm di ponsel berbunyi, Carlos terbangun. Dia turun dari tempat tidur lalu pergi mandi. Tidak berselang lama Carlos keluar dan pergi ke dapur membuat kopi. Di luar masih gelap, Carlos kembali ke lantai dua dan meletakan kopi di meja.

Dia masuk ke kamar dan membuka lemari, Carlos mengambil kaos juga celana jeans lalu meletakan di atas tempat tidur. Jam empat subuh dia harus ke bandara.

Carlos memakai pakaianya, kemudian pergi ke kamar Jessica. Dia melihat Jessica masih tertidur pulas, Carlos tidak ingin membangunkannya. Dia menarik napas begitu dalam, Carlos merasa berat tingalkan Jessica. Dia membayangkan gadis itu sendiri di apartemen.

"Di ruangan besar ini jessica hanya sendiri, tapi harus bagaimana." Carlos duduk disisi tempat tidur kemudian mencium kening Jessica, dia berdiri lalu menutup kembali pintu dan mengambil kopi. Carlos memandang keluar jendela.

"Masih gelap," gumamnya dalam hati. Carlos kemudian kembali ke kamar mengambil tas punggungnya, dia masuk ke kamar Jessica dan meninggalkan surat juga kartu credit serta atmnya,

Carlos turun ke lobby lalu memesan taxi. Tidak lama kemudian taxinya datang, Carlos naik dan langsung menuju bandara.

Sampai di bandara Carlos turun dan membayar taxi, setelah itu dia masuk untuk check in lalu menuju Imigrasi. Carlos memberikan paspornya ke petugas imigrasi untuk di stamp, setelah itu dia menuju keruang tunggu. Pesawat akan berangkat jam lima subuh.

Carlos menunggu sambil membaca berita lewat ponsel, tidak lama berselang petugas menyuruh penumpang untuk masuk ke dalam pesawat.

Pesawat akan transit di hongkong. Jakarta hongkong sekitar 4-5 jam, tergantung maskapainya dan dari hongkong ke Lax sekitar 13-14 jam. Pesawat mulai berjalan dan take off.

Carlos kembali memikirkan Jessica. Dia mengingat saat-saat gadis itu bermanja, marah, dan bercanda dengannya. "Aku akan meridukanmu," kata Carlos dalam hati. Carlos memejamkan mata dan tidur.

Menjelang pagi Jessica terbangun, seperti biasa setiap bangun gadis itu langsung pergi ke kamar Carlos untuk membangunkannya. Saat membuka pintu Jessica melihat Carlos tidak ada, dia lupa kalau subuh Carlos akan berangkat ke Amerika.

"Oh iya, aku lupa." Sambil memukul dahinya pelan Jessica menggelengkan kepala. "Carloskan pergi ke America. Tapi kenapa dia tidak membangunkanku?" Jessica kembali ke kamar dan berbaring.

Dia melihat jam di meja sudah menunjukan 06:00am, Jessica melihat kembali di meja, dia berdiri dan mengambil kertas yang berisikan pesan Carlos.

Jessica juga melihat ada atm dan credit card, dia membaca pesan Carlos.

"Hi gadis kecil, maaf aku tidak membangunkanmu, aku meninggalkan atm dan credit card. Kalau kamu butuh sesuatu pakai saja, oh ya. Jangan telat makan ya, jangan tidur terlalu malam, kurangi bermain ponsel dan jangan lupa belajar. Aku akan merindukanmu gadis kecil."

Dengan wajah yang sedih Jessica meletakan surat di meja kemudian duduk di tempat tidur. "Carlos aku akan meridukanmu." Jessica mengambil handuk dan masuk kamar mandi.

Selesai mandi Jessica turun ke dapur mengambil roti dan membuat susu, dia duduk di meja makan lalu memikirkan Carlos.

"Hm, biasanya aku sarapan dengan Carlos, sekarang aku sarapan sendiri." Sambil meminum susu Jessica menatap keluar jendela. Dia menghabiskan sarapannya lalu kembali ke kamar.

Jessica mengganti pakaianku setelah itu dia mengatur buku ke dalam tas, Jessica berjalan mengambil sepatu dan memakainya. Saat melewati kamar Carlos gadis itu terhenti dan menarik napas panjang.

Dia teringat sebelum berangkat kesekolah Carlos selalu memanggilnya. "Hei, gadis kecil. Kamu tidak menciumku sebelum pergi?" Carlos sangat memanjakannya, dan dalam waktu satu bulan Jessica tidak akan melihat canda juga isengnya bahkan tawanya saat mengerjai Jessica.

Jessica pergi ke lobby di sana Andrew sudah menunggunya. Jessica menyapa pria itu dan naik ke atas motor, merekapun pergi ke sekolah.

****

Keesokan harinya Carlos tiba di America dia tiba di Airport Lax, Carlos berjalan keluar dan menghubungi seseorang. Tiba-tiba seorang pria menghampirinya.

"Hi, Carlos. Bagaimana kabarmu?" Carlos melihat ke samping lalu dia tersenyum.

"Hi, Mike. Seperti yang kamu lihat aku baik-baik saja," jawab Carlos. Bagaimana denganmu?" tanya Carlos sambil memeluk Mike.

"Aku baik-baik saja," jawab Mike dengan membalas perlukan Carlos. Mike memperhatikan wajah dan badan Carlos. "Um, kamu terlihat berbeda sekarang." Carlos mengerutkan dahi seraya memperhatikan tubuhnya.

"Berbeda bagaimana, Mike?" tanya Carlos sambil tertawa.

"Badan mu mulai berisi," jawab Mike sambil menepuk lengan Carlos.

"Kamu bisa saja, Mike. Oh ya kita pulang sekarang?" Mike tertawa dan melingkarkan tanganya di punggung Carlos.

"Tentu saja, ayo kita pulang," ajak Mike. Mereka berjalan pergi ke tempat parkir, dan masuk kedalam mobi kemudian meninggalkan Airpot.

Mike adalah kepercayaan dari orang tua Carlos, semua bisnis ayahnya di tangani oleh Mike. orang tua Carlos sangat menyayangi pria itu.

Mike berasal dari keluarga yang miskin, dia disekolahkan oleh orang tua Carlos. Untuk membalas budi, Mike mengabdikan dirinya pada ayah Carlos.

Papa Carlos adalah Federico dan ibunya adalah Liliana. Mereka berasal dari Spanyol, kedua orang tua Carlos adalah pebisnis. Mereka datang ke America dan mengembangkan bisnis negara itu.

Akhirnya mereka tiba di rumah, Carlos dan Mike turun dari mobil, di sana terlihat kedua orang tua Carlos berdiri di depan pintu untuk menyambut anaknya yang sudah lama tidak bertemu dengan mereka.

"Selamat datang, Anakku." Federico mencium kedua pipi Carlos dan memeluknya dengan erat. Begitu juga Liliana dia menyambut putaranya dengan sangat gembira.

"Ah ... anakku kamu terlihat lebih tampan," puji Liliana sambil memegang pipi Carlos dan menciumnya.

Carlos tersenyum kepada kedua orang tuanya dan memeluk mereka dengan erat, dua tahun tidak bertemu membuat dia sangat merindukannya.

"Mom, aku rindu sekali pada kalian," ucap Carlos sambil mencium kedua pipi Liliana

"Aku juga rindu padamu, Anakku." Carlos dan Liliana saling berpelukan dengan erat. Tampak kebahagiaan di wajah wanita itu.

Federico memeluk mereka dan mengajak Carlos dan Mike untuk masuk, mereka duduk di ruangan tamu dan berbincang-bincang.

"Terima kasih, Mike sudah menjemput Carlos," ucap Federico seraya menepuk punggung Mike.

"Sama-sama, Tuan. Oh ya aku harus kembali ke kantor." Mike berdiri lalu pamit kepada mereka.

"Baiklah, sekali lagi terima kasih." Federico ikut berdiri dan mengantar Mike ke pintu, kemudian Federico kembali lagi bergabung dengan Carlos dan Liliana.

"Bagaimana bisnismu di Indonesia, Nak?" tanya Federico seraya duduk di dekat Liliana.

"Sangat bagus, Dad," jawab Carlos sambil memegang tangan Liliana dan menciumnya.

"Aku senang mendengarnya, kamu sepertinya betah sekali di Indonesia. Kalau kami tidak memintamu pulang kamu tidak akan pulang," ujar Federico lalu Carlos tertawa dan berdiri duduk dekat ayahnya.

"Ah, tidak seperti itu. Aku tidak bisa meninggalkan bisnisku, Dad." Kalau sudah bicara bisnis Federico hanya menganggukan kepala.

"Ya ...ya ... aku mengerti, aku mengerti," ujar Federico dengan menepuk punggung Carlos. "Kalau begitu kamu beristirahat saja, Nak. Kamu pasti lelah." Carlos tersenyum kemudian dia berdiri dan memeluk Federico kembali.

"Iya, Dad aku sangat lelah." Carlos juga memeluk Liliana dan pergi ke kamar, dia merebahkan dirinya di kasur dan memejamkan mata.

Story carlos

Saat ini Carlos berusia 30 Tahun, dia berasal dari keluarga terpandang juga kaya raya. Banyak wanita terpikat oleh ketampanannya, Orang tuanya mempunyai bisnis dimana mana.

Ayah Carlos mempunyai kapal pesiar dengan kapasitas delapan ribu penumpang, mereka juga mempunya hotel berbintang di setiap kota yang ada di America bahkan hotel mereka juga ada di Eropa dan Asia, orang tua Carlos juga mempunyai perusahaan real estate.

Sekalipun dia anak orang kaya tapi Carlos tidak sombong, dia selalu membantu orang yang dalam kesusahan. Termasuk Jessica, makanya banyak yang senang kepadanya. Carlos juga mempunyai seorang adik laki-laki dia begitu sayang pada adiknya.

Sikap Carlos berubah pada saat kematian adiknya di usia 18 tahun dan itu sangat membuat Carlos terpukul.

Di saat adiknya meninggal Carlos berumur 20 tahun, semenjak itu dia tidak segan-segan membunuh siapa saja yang mengganggu keluarganya. Perubahan sikap Carlos itu membuat orang tuanya khawatir dan harus mengirim pria itu ke rumah kakeknya di Spanyol.

Dua tahun Carlos tinggal di Spanyol lalu dia bertemu perempuan Indonesia di media sosial. Dia mengambil keputusan untuk datang dan tinggal di Indonesia.

Di Indonesia dia membangun bisnisnya, Carlos menjadi orang yang sukses tanpa mengandalkan kekayaan orang tuanya.

Hubungan percintaannya dengan perempuan Indonesia selalu kandas di tengah jalan. Terakhir dia di khianati pacarnya, sehingga dia ingin kembali seperti dulu lagi. Tapi beruntung dia bertemu dengan Jessica, gadis itu membuat dia melupakan kekasih yang mengkhianatinya.