webnovel

Chapter 153 (Flashback Kim)

Malam nya kim membuka pintu apartemen. Di dalam ada Chay yang duduk di sofa menoleh pada Kim yang masuk. "Selamat datang kembali kakak" Dia menyapa.

"Ya, aku kembali..." Kim membalas dengan ramah tapi ia menjadi berekspresi kecewa lagi sambil berjalan dan duduk di ranjang.

Chay yang melihat itu menjadi bingung lalu berjalan mendekat duduk di hadapan nya. "Kakak, kau baik baik saja bukan?" Tatap nya.

"Entahlah Chay, aku benar benar ragu soal hal ini.... Maksudku.... Ini baik baik saja jangan khawatir" Kim mencoba menyembunyikan apa yang sebenar nya terjadi. Tapi Chay sudah mengerti duluan.

Ia lalu berdiri dan berjalan pergi, tapi ia kembali lagi dan memberikan kotak kecil pada Kim.

Kim menjadi bingung terdiam. "Apa yang kau lakukan?"

"Bukalah itu kakak" Kata Chay.

Lalu dengan bingung, Kim membuka kotak kecil itu perlahan. Seketika wajah nya terkejut karena itu adalah gelang berlian tipis yang selalu di pakai meko di tangan nya. "Ini.... " Ia terdiam tak percaya.

"Dari ekspresi kakak, kakak pasti sudah tahu kalau gelang ini milik Nona besar itu kan" Tatap Chay.

"T... Tapi bagaimana bisa?!"

"Entah kenapa dia memberikan nya padaku dan aku juga tidak tahu. Dia juga memberiku struk nya agar tak tertipu saat menjual nya" Chay memberikan kertas harga gelang itu dan hasil nya kim benar benar tambah terkejut. "(Ini bahkan lebih mahal dari rumah besar....?! Tapi.... Kenapa?)" Kim terdiam dan menundukkan wajah.

"(Selama ini aku mengira dia adalah gadis yang jahat sama seperti mereka, rupanya Direktur itu memang benar. Dia memang berpenampilan keji tapi sebenar nya sifat nya lain cerita... Aku tidak tahu lagi harus apa dengan hal ini...)" Ia menjadi bimbang dan masih ingat perintah Direktur Han soak membidik Neko dan membunuh nya besok.

"Kakak, kira kira apa dia benar benar baik baik saja memberikan gelang ini?"

"Apa maksud mu, memang nya dia memberikan nya gimana tadi?" Tatap Kim. Lalu Chay menjadi terdiam mengingat.

Sebelum nya dia ada di bawah sofa mengerjakan belajar nya di buku. Dia hanya di apartemen sendiri menunggu kakak nya pulang. Tapi ada yang mengetuk pintu. "Oh itu pasti kakak" Chay berdiri dan berjalan membuka pintu.

"Selamat datang kaka---(astaga!!!)" Tapi Chay menjadi terkejut karena itu adalah Neko, sendirian datang didepan pintu dengan jubah hitam panjang nya dan tatapan merah menyala.

"(Ke... Kenapa nona besar ini ada di sini?!)" Chay hanya bisa gemetar ketakutan.

"Kenapa kau hanya diam? Apa kau selalu memperlakukan tamu seperti ini?" Tatap Neko seketika Chay terkejut dan langsung mundur ke samping memberi jalan. "Si.... Silahkan masuk... (Kakak, aku mohon cepat pulang)"

Lalu Neko masuk dan berhenti sejenak melihat sekitar.

"Um.... Duduk lah di sofa aku mohon, aku akan membuat kan teh hangat" Kata Chay lalu Neko duduk di sofa.

Di dapur, tangan Chay nampak gemetaran, ia bahkan jadi tidak bisa menuangkan gula dengan tepat hingga ia menyajikan nya pada Neko.

"(Sepertinya dia menunggu kakak, lebih baik aku di belakang saja)" Chay akan mundur tapi Neko menyela menghentikan nya. "Tunggulah sebentar" Dia mengambil teh dan meminum nya. Chay hanya terdiam kaku.

"Kenapa kau tidak duduk di sini dan temani aku mengobrol" Kata Neko.

"B.... Baiklah" Chay membalas dan duduk di sofa lain.

Rasanya canggung dan Neko hanya meminum teh nya lalu meletakan nya kembali sambil berkata. "Apa kau benar benar sudah lama tinggal bersama dengan kakak mu?"

"Um.... Iya...."

"Begitu kah, apa semenjak itu, ekonomi keluarga menurun?"

"Tak hanya ekonomi, tapi semuanya juga menurun drastis. Orang tua kami tak memiliki warisan apapun karena kami memang dari dulu dari keluarga yang tak mempu. Dari sana kakak mulai memutus kuliah nya dan mulai bekerja kasar memaksakan dirinya. Setiap hari membawa uang yang tidak banyak itu sudah bersyukur bagi kami" Kata Chay.

"Lantas apa kau punya kekasih?" Neko melirik seketika Chay terdiam.

"U... Ummm... Belum ada"

"Kenapa? Apa kau tidak perawan? Atau kau tidak bisa mencari lelaki?"

"Um.... Itu sulit untuk aku jelaskan, yang pasti aku masih perawan" Balas Chay lalu Neko terdiam dan tiba tiba berdiri.

"Aku sarankan kau mencari laki laki yang lebih baik dari pada kakak mu, karena jika kau ingin keluarga kalian berkecukupan maka kalian harus berpisah. Akan ada faktor yang akan memisah kalian nantinya, jika dia memang sangat ingin bekerja dengan mu, maka hubungan kalian sebagai kakak adik akan sangat jauh karena pekerjaan ini akan sangat berat, bahkan lebih berat" Kata Neko.

Mendengar itu Chay benar benar tak bisa melerakan itu. Lalu Neko memegang lengan nya sendiri, rupanya ia melepas gelang yang ia pakai selalu lalu melekatkan nya di meja. Chay terkejut melihat itu dan bingung kenapa dia meletakan barang berharga itu.

"Gelang itu, sebenar nya sudah di incar oleh kakak mu. Aku lebih memberikan nya jam karena kupikir dia lebih membutuhkan nya sebagai laki laki dan rupanya dia memiliki seorang adik perempuan, aku benar benar tak menyangka ada lelaki yang sangat perhatian pada adik nya terlebih dahulu. Kau sebagai adik nya seharusnya berterima kasih pada nya dan balas lah budinya dengan baik. Ingat lah itu" Kata Neko lalu ia melangkah akan pergi.

"Tu... Tunggu.... Kenapa kau memberikan gelang itu padaku, bagaimana jika itu benda berharga untuk mu?!" Chay menatap.

"Gelang itu tidak ada artinya di sini, itu bukan pemberian, itu juga bukan hal yang baik untuk di ingat. Jika kau tak percaya, aku membelinya sendiri jadi jangan khawatir dan tidak perlu berpikir bahwa barang itu adalah pemberian seseorang untuk ku" Balas Neko sambil memberikan kertas struk bukti lalu ia berbalik dan berjalan pergi.

Chay hanya bisa terdiam.

---

"Jadi begitukah... Dia benar benar memuji mu akan hal ini?" Tanya Kim.

Lalu Chay mengangguk.

"(Haiz.... Aku bersalah... Sepertinya aku harus minta maaf saja... Atau aku mengadu saja bahwa aku akan membunuh nya besok?)" Kim menjadi tidak tahu harus apa. Dia bahkan dari awal tak bisa memahami Neko.

"Kakak, Jangan putus asa di sini kakak. Pilih lah pilihan yang paling baik karena semuanya akan berjalan sangat baik jika kau memilih dengan tepat. Aku akan selalu mendukung mu" Kata Chay yang memegang tangan Kim. Lalu Kim terdiam dan tersenyum. "Terima kasih, Chay... Aku akan memilih dari yang paling tepat"

Hari selanjut nya, Kim berjalan terburu buru dan kebetulan bertemu dengan Jun yang ada di depan pintu salah satu ruangan besar.

Jun menoleh pada nya. "Ada apa kau datang kemari?"

"Aku ingin bertemu dengan nya, apa dia ada di sini?"

"Bos sedang tidak bisa di ganggu, kau juga tidak bisa masuk begitu saja" Jun menolak Kim yang ingin bertemu dengan Neko.

Tapi siapa sangka, Neko keluar membuka pintu dan terdiam melihat mereka ada di depan pintunya.

"Kau.... Aku ingin berbicara dengan mu.... Aku punya banyak pertanyaan dan izinkan aku memilih nantinya" Tatap Kim dengan langsung memegang bahu Neko membuat Neko terdiam.

Seketika Jun menarik kerah Kim untuk mundur. "Mana sopan santun mu!!"

"Biarkan dia" Neko menyela seketika Jun terkejut. Lalu ia menundukan tubuh dan melepas Kim.

"Tunggulah di mobil dan siapkan semuanya" Tatap Neko pada Jun.

"Baik bos" Jun membalas dengan menundukkan badan lalu berjalan pergi.

Kim terdiam menatap nya dengan baju agak berantakan karena Jun tadi.

". . . Apa yang ingin kau bicarakan?"

"Aku... Aku bicara hal penting" Kata Kim sambil membenarkan baju nya.

"Ha.... Baiklah, Masuklah sebentar" Kata Neko yang masuk duluan lalu Kim mengikutinya masuk.

Terlihat di sana banyak sekali buku yang terpajang di rak besar. Kim terkejut melihat semua itu.

"(Kenapa kemarin tidak ada tak ini, atau aku tidak melihat saja, jadi dia suka membaca dan buku buku itu juga terlihat sangat bermakna dengan kata maupun kalimat dewasa dan sulit di mengerti)"

"Jadi kau ingin bicara apa dulu" Tatap Neko sambil bersender di jendela sementara Kim berdiri polos di tengah ruangan itu.

"Apa aku bisa bicara langsung?" Kim menatap ragu.

"Langsung saja"

"Soal pemberian mu selama ini, aku benar benar berterima kasih pada mu... Selama ini aku juga telah salah menilaimu, kau perempuan yang baik" Kata Kim.

Tapi Neko malah tersenyum seringai. "Baik~?"

"Ya, karena itulah aku ingin menjadi bawahan mu, aku ingin lebih belajar untuk mu, semuanya tidak akan berarti jika aku tidak bertemu dengan mu... Aku memang yang menyedihkan" Kim mengatakan nya tanpa basa basi.

Lalu Neko menghela napas tak terlalu panjang dan melangkah mengambil satu buku tebal dan memberikan nya pada Kim yang bingung.

Kim menerimanya dan judul dari buku itu adalah. "Semuanya memiliki keterpurukan nya masing masing, semuanya memiliki bagian menyedihkan nya masing masing. Aku membantumu karena aku juga pernah ada di posisimu, posisi yang tidak memiliki apapun. Berjalan di antara jalan tipis memang lah sulit untuk ku. Aku terlahir sebagai yang tidak sempurna. Ibuku mati terbunuh oleh orang yang saat ini masih aku cari cari. Dia seorang lelaki, hal itu tentunya membuat ku tidak sangat suka pada lelaki, pria maupun yang lain nya. Tapi sekarang aku tahu, semua nya tidak sama. Semuanya memiliki timbangan yang berbeda, aku harap kau mengerti apa yang baru saja aku katakan" Kata Neko sambil membalik tubuh membelakangi Kim.

"Apa kau... Mengambil jalan yang hancur untuk kehidupan mu?" Tanya Kim.

"Maksudmu aku memilih menjual diriku pada orang lain untuk dapat uang, hmp... Gadis bodoh mana yang melakukan itu, kau tidak perlu khawatir berpikir aku tidak perawan, aku masih utuh perawan, tapi hati ku tidak mengatakan itu. Rasanya akan ada sesuatu yang tak lama lagi membuat ku sangat terpuruk di sini" Balas Neko.

"(Aku mengerti itu... Dia gadis yang hebat)" Kim hanya terdiam.