Untuk menghormati dan sikap sopan santun, Ivannie pun mengarahkan pandangan nya pada pria yang di tunjuk itu.
Pria yang tampan dengan perawakan tinggi dan tubuh yang bagus. Tidak ada kekurangan dalam penampilan nya, hanya saja Ivannie mengenal pria itu yang adalah pria aneh walaupun pria itu sudah berbaik hati mengantar kan wanita hamil tadi siang.
Ivannie lalu tersenyum biasa tanpa merasa terpesona atau kagum menatap pria yang bisa di katakan sempurna dalam penampilan nya.
" Sekali lagi saya minta maaf atas kecerobohan saya tuan. Selanjut nya rekan saya akan memandu anda semua. " ucap Ivannie.
" Baiklah ... tapi sebelum nya ada yang ingin ku tanya kan. " ucap Charles.
" Silakan tuan. " ucap Ivannie masih dengan sikap sopan.
" Apa yang membuat Hendry bersikeras untuk makan di restoran ini ?. " tanya Charles pada Ivannie.
" Pertanyaan itu mungkin lebih cocok di tanyakan pada orang yang bersangkutan, tuan. Tapi jika anda ingin bertanya pendapat saya, saya kira tuan Hendry mempunyai selera yang bagus. Restoran kami mempunyai keindahan tempat yang sangat luar biasa dan juga mempunyai koki - koki yang profesional yang bekerja dengan kesungguhan hati dalam menyiapkan hidangan menu yang di pesan pelanggan kami. Restauran kami juga mempunyai menu - menu spesial dengan rasa yang luar biasa. " jelas Ivannie mempromosikan restauran tempat nya bekerja tanpa tujuan memuji Hendry.
Tapi berbeda dengan reaksi Hendry. Hendry bisa merasakan suhu badan nya yang mendadak panas karena mendengar gadis cantik itu mengatakan diri nya mempunyai selera yang bagus.
" Hendry, apa kamu sakit ?. " Tanya Mark pada Hendry.
" Apa ???? Tidak!!! Kenapa kamu mengajukan pertanyaan bodoh ?. " ucap Hendry.
" Heiii Mark, ku rasa Hendry benar kalau kamu mengajukan pertanyaan cukup bodoh. Pria ini tidak mengenal apa itu sakit. Dia hanya tahu apa itu bekerja. " ucap Charles pada Mark.
" Siapa yang bodoh. Lihat lah wajah Hendry memerah. Walaupun sekarang sudah tidak sejelas tadi. " tunjuk Mark pada wajah Hendry yang membuat para pria itu menatap wajah Hendry termasuk Ivannie dan seorang pelayan yang sedari tadi sudah bersiap melayani mereka.
" Apa ????!!!! Itu tidak mungkin. " ucap Hendry gugup dan berjalan menghindari tatapan para sahabat nya itu.
" Heiiii !!! Tunjukan jalan nya !!!. " ucap Hendry pada Ivannie.
Ivannie tidak mengikuti perintah Hendry dan sebalik nya dia memberi tanda pada rekan nya untuk memimpin jalan para tamu nya yang memesan ruangan VVIP itu.
" Silakan ikuti saya tuan - tuan. " ucap si pelayan itu.
Ke tiga teman Hendry mulai melangkahkan kaki nya dengan maksud mengikuti pelayan itu.
Tapi Hendry tetap tidak bergerak, dia hanya menatap Ivannie.
Ketiga teman Hendry yang melihat hal tersebut pun akhir nya menghentikan langkah nya.
" Hendry ... apa ada ?. " tanya Daniel mewakili teman - teman nya yang ke bingung an melihat Hendry yang tetap berdiri mematung.
Hendry tidak menjawab pertanyaan Daniel, dia tetap menatap Ivannie.
" Heiii !!! Aku menyuruh mu menunjukan jalan bukan dia. " ucap Hendry pada Ivannie.
" Maaf tuan, tapi Ivannie bertugas di bagian kasir. Saya yang bertanggung jawab melayani tamu. " ucap si pelayan itu.
Ivannie termasuk rekan nya dan para pria lain nya jelas melihat perubahan wajah Hendry.
Kini wajah tampan nya terlihat memerah tapi bukan karena sedang tersipu yang jelas pria itu sangat marah dan dengan tatapan tajam menatap rekan Ivannie yang baru saja bersuara itu.