Mendengar pertanyaan dari atasan nya yang tidak biasa membuat Ivannie bingung dan juga merasa tidak nyaman.
Melihat Ivannie terlihat bingung dengan pertanyaan yang di berikan nya, tuan Ken segera melanjutkan perkataan nya :
" Tenang saja Ivannie, aku tidak ada maksud buruk, begini ... aku punya anak yang se umur an dengan mu. Kalau kamu belum punya kekasih, aku bermaksud mengenalkan kalian. Bukan memaksa kalian untuk berpacaran tapi jika kalian merasa saling cocok lanjutkan dan jika tidak cocok menjadi kekasih hanya menjadi teman pun bagus.
Sekalian bantu aku mengajari anak ku agar bisa rajin dan bertanggung jawab seperti mu. Katakan lah aku sedang mengkuatirkan tentang pergaulan anak ku. Aku kuatir dia mendapatkan teman yang tidak baik, dan merusak nya. " Ucap tuan Ken dengan wajah yang jelas terlihat cemas.
" Saya belum mempunyai kekasih. Tapi sampai saat ini saya belum berminat ke arah situ. Dan maaf saya juga bukan seorang guru yang bisa mengajarkan orang lain atau seorang teman yang bisa jadi contoh baik. " ucap Ivannie dengan rendah hati.
" Kami terlalu merendah. Aku sudah mengenal mu bukan satu atau dua hari. Dan aku tahu kamu anak yang baik, rajin juga tulus. " ucap tuan Ken pada Ivannie.
" Terima kasih tuan atas pujian nya, tuan Ken. Tapi saya tidak sebaik itu. Yang saya lakukan hanya karena tanggung jawab pekerjaan saja. Dan saya juga melakukan semua itu tidak tulus karena saya mengharapkan upah. " ucap Ivannie jujur.
" Ha ... ha ... ha ... kamu ... " tawa tuan Ken pun pecahan dengan ucapan yang tidak berlanjut tapi memberikan ibu jari nya pada Ivannie tanda bahwa tuan Ken menganggap Ivannie bagus.
Tuan Ken lalu meninggalkan area kasir dan berkeliling untuk melakukan tugas nya.
Dan Ivannie pun bekerja seperti biasa.
Sekitar pukul tujuh malam, Ivannie menyambut rombongan tamu yang baru saja memasuki restauran tempat nya bekerja.
" Selamat malam tuan - tuan. " ucap Ivannie dengan senyum.
Ivannie sempat merasa terkejut saat melihat di antara para tamu itu ada pria aneh yang di temui nya tadi siang. Tapi Ivannie segera mengontrol diri nya dengan baik dan bersikap normal.
" Anda telah memesan meja tuan ?. " tanya Ivannie pada salah satu pria yang berada paling depan.
" Ia, saya sudah memesan ruangan VVIP No 1. " ucap pria tampan itu dengan senyum jelas berusaha menggoda Ivannie.
" Boleh saya tahu, atas nama siapa anda memesan nya tuan ?. " tanya Ivannie lagi dengan sopan.
" Hendry !!!. Karena dia yang meminta kami kembali makan di sini. Padahal masih banyak tempat lain nya. " jelas pria itu.
" Sebentar saya cek dulu tuan. " ucap Ivannie dengan memeriksa catatan nya.
Setelah di periksa dan cocok antara ruangan yang di pesan dengan nama pemesan nya, Ivannie pun segera kembali mengangkat kepalanya.
Dan memberi kode pada teman nya yang sudah bersiap untuk mengantar tamu ke meja atau ruangan yang telah di pesan oleh tamu.
" Terima kasih sudah menunggu tuan Hendry. Rekan saya akan mengantar anda semua ke ruangan VVIP yang telah anda pesan. " ucap Ivannie sopan.
" Nama ku bukan Hendry tapi Charles. " ucap pria itu pada Ivannie.
" Ooooh maaf kan saya tuan Charles. Saya kira anda yang bernama tuan Hendry. " ucap Ivannie.
" Yang bernama Hendry adalah bos kita semua dan yang paling tampan, itu dia. " ucap pria yang mengaku bernama Charles itu dengan dengan menunjuk pada seorang pria lain nya.