Entah sudah berapa lama tenggelam ke dalam lamunan dengan menyandarkan tubuhnya pada dinding kaca yang jelas dia menatap nanar gemerlapan lampu kota Melbourne. Gemerlapan lampu yang terlihat sangat indah namun tidak seindah pertemuannya dengan Leonard. Pikirannya melayang kembali pada kejadian di masa lalu yang menghimpitnya ke dalam rasa sesak berkepanjangan.
Semakin malam udara terasa dingin menusuk tulang. Namun, tidak dengan Calista. Hawa dingin tergantikan rasa panas di hatinya akibat pertemuannya kembali dengan seseorang di masa lalu yang telah menggoreskan trauma mendalam hingga dia divonis menderita PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder).
Pertemuan yang telah mencuatkan kembali luka itu ke permukaan, luka yang sama sekali belum mengering, luka yang kini bertambah menganga, dan entah bisa di sembuhkan atau tidak yang jelas senyuman yang baru saja terangkai bersama Darren tergantikan tangis pilu yang menemaninya di setiap hembusan nafas.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com