Dias berusaha lagi, ia tetap mengarahkan wajahnya mendekati Dinda seperti rencana semula.
"Hentikan. Kamu pikir aku ini apa? Kamu bukan siapa-siapa, belum ada ikatan di antara kita. Aku tidak akan membiarkan sembarangan orang berlaku sesuka hati untuk hal ini" kata Dinda tegas.
"Ah, baiklah. Maaf" Dias kemudian berskkap pantas, ia membetulkan posisinya lalu berkata dengan sungguh-sungguh. "Ehm, Dinda maukah kamu menjadi ..."
"Ough, aku lapar. Ah, sudah waktunya makan siang nih. Aku mau ke kantin, bye" Dinda segera melarikan diri sebelum Dias menyelesaikan kalimatnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com