webnovel

Chapter 8 DL

Hari pertama bekerja di rumah mewah ini membuat Selena bersemangat melakukannya. Walau sebuah kejadian mungkin takan bisa ia lupakan.

Keesokan harinya Selena bangun lebih bagi. Dia sudah memakai baju rapih ala-ala asisten rumah tangga lainnya. Ia sudah menyiapkan semua keperluan Jack.

Semalam ia bahkan terbangun karena Edison memintanya membantu mengganti baju. Selena menutup matanya dengan selendang agar tidak melihat bagian tubuh Edison yang terbuka.

"Hai, kamu sudah mandi?" tanya Edison begitu membuka mata dan melihat gadis itu duduk di sampingnya.

"Yup, aku sudah berbenah dan menyiapkan Tuan sarapan,"

Edison melirik ke arah meja, ada roti juga bubur di samping ranjangnya itu. "Kenapa kamu bekerja keras?" tanyanya.

"Karena aku bekerja!" jawaban polos Selena.

Edison mengangguk saja, kemudian Selena segera memberikan laki-laki itu air putih.

Butuh 3 hari untuk Dokter mengecek kaki Edison lagi, cedera kaki itu harus benar-benar total bed rest.

Setelah memberi makan Jack Karina juga memberinya obat. "Selena!" panggil Edison.

Ini untuk pertama kalinya lelaki itu memanggil namanya. "Iya!" jawab Selena.

"Pergilah makan dulu, kemudian baru kesini lagi. Aku mau mengecek pekerjaan dan membutuhkan bantuan mu untuk mengambilkan beberapa berkas di lemari itu."

Selena mengangguk, ia tidak ingin kehilangan kesempatan. Dan segera pergi ke bawah untuk makan. Ia tidak tahu kapan penyakit gila kerja Edison akan kambuh dan itu pasti berpengaruh padanya. Selagi bisa, Selena mengisi perut ratanya dengan banyak makanan.

Di rumah mewah ini Tuan muda tak pernah tahu apa yang di makan para pelayan karena semua menjadi tugas Nana. Mereka makan dan tidur nyenyak di Mansion itu.

Kemudian ia kembali ke kamar Edison. Laki-laki itu sudah duduk dengan laptop di pangkuannya yang di alasi bantal.

"Sudah makan?" tanya nya dengan tatapan yang hanya fokus pada laptopnya.

"Sudah!" jawab Selena.

"Tolong ambilkan berkas warna kuning di lemari sebelah kiri itu."

Selena segera melakukan apa yang di suruh Edison.

Tapi ia salah mengambil, kemudian terus kembali bolak-balik.

Karena kesal Edison hanya bilang, bukan ini bukan itu! Selena akhirnya menurunkan setumpuk berkas dan menaruhnya di depan lelaki itu. "Yang mana pilih yang kamu butuhkan aku tidak terlalu pintar membaca semua berkas mu ini" Selena menahan kelelahan nya.

Edison menahan tawanya melihat Selena tampak kecapean, ia tetap fokus pada pekerjaan.

Beberapa jam berlalu, tanpa suara Edison menyelesaikan pekerjaannya kemudian menutup laptop. Ia melihat Selena yang tertidur di atas kursi di sampingnya. Perempuan itu tak bergeming karena takut Edison memerlukan sesuatu.

Gadis itu tampak kelelahan karena duduk ber jam-jam walau tak melakukan apapun.

Edison tak membangun kan Selena selang satu jam perempuan itu terlihat menggerakkan badannya tampaknya ia akan bangun. Edison kembali membuka laptopnya layaknya seperti masih bekerja.

"Tuan, apakah anda sudah selesai?" tanya Selena.

"Masih ada sedikit kerjaan, pergilah mandi dan makan lagi. Setelah itu baru kemari, aku ingin mandi."

Mendengar itu Selena langsung shock. Bukan hanya dibuka kan baju sekarang Edison ingin dimandikan. "Tuan, tapi kata Dokter, Tuan harus istirahat selama tiga hari."

"Ah, betul. Tapi badanku sangat lengket." Kata Edison.

Setelah saya membereskan ini dan mandi! Aku akan kembali untuk menyeka tubuh Tuan."

Ia setuju dan memperbolehkan Selena membenarkan semua berkasnya kemudian ia pergi keluar untuk mandi dan makan.

Sembari menunggu, Edison mendapat telepon dari Ayahnya. "Hei apa benar kamu sakit?" tanya langsung suara dari balik telepon itu.

"Siapa yang memberitahukan?" jawab Edison singkat pada Ayahnya. Ia bahkan tak berkeinginan sang Ayah datang padanya.

"Dokter, kenapa tidak memberi tahu Ayah bahwa kamu terluka. Bagaimana dengan perusahaan?"

"Ayah mengkhawatirkan aku atau perusahaan?"

Suara Ayah nya tertahan. "Tentu saja kamu, jika kamu baik-baik saja sudah pasti perusahaan juga akan aman."

"Jika ayah tidak melihat harga saham turun, berarti perusahaan baik-baik saja." Edison menutup teleponnya.

Dengan kasar ia membanting ponsel harga puluhan juta keluaran terbaru itu sampai terpental dari atas ranjang dan berakhir di lantai.

Begitulah sikap Tuan besar terhadap putranya. Setelah kepergian ibunya, Edison memilih tinggal sendiri dan dibesarkan oleh nyonya Nana. Sementara sang ayah menikah lagi.

Edison berusaha balas dendam pada Ayahnya dengan tidak membiarkan adik-adik tirinya ikut ambil alih di perusahaan, ia juga tidak mematuhi ucapan Ayahnya tentang perjodohan dengan sesama pebisnis.

Sampai beberapa saat akhirnya Selena selesai dan datang ke kamar Edison lagi. Gadis itu sudah berubah memakai baju tidur. Dengan rambut yang ia ikat keseluruhan membuat nya pangling melihatnya pertama kali seperti itu.

Selena hanya diam, masuk ke kamar mandi dan keluar membawa baskom beserta handuk kecil. "Tuan, mau saya seka sekarang?" tanya nya.

Edison mengangguk, kemudian Selena segera membuka baju Edison. Kini Ia anya mencelupkan handuk kecil itu sampai basah ke air hangat yang di bawanya.

Dimulai dari menyeka wajah, kemudian leher lelaki itu ia sedikit membungkuk sehingga wajahnya sejajar dengan wajah nya.

Kini Selena mulai mengelap bagian perut Edison, ia mulai terbiasa karena sudah melihatnya beberapa kali. Dengan sedikit bertenaga Selena memegangi kepala Edison agar ia bisa mengelap bagian belakang tubuhnya. Kemudian tangannya.

Setelah semua selesai Selena mengeringkan tubuh lelaki itu dan memakai kan nya piyama dengan full kancing depan.

"Selena!" panggil Edison begitu gadis itu akan membawa baskom ke kamar mandi lagi.

"Ya, Tuan?" ia membalikan tubuhnya.

"Kamu hari ini tidur disini ya, aku takut kesulitan jika meminta sesuatu!"

Selena yang termangu dengan ajakan Edison akhirnya mengangguk. Setelah ia menatap kaki lelaki itu yang tidak mungkin melakukan hal senonoh padanya.

Dengan sigap Selena memberikan makan dan obat pada Edison, membantu nya merebahkan diri di atas kasur.

"Kamu tidur di sampingku saja, aku tidak suka ada yang menaruh selimut atau karpet lain di lantai kamarku," Selena bengong mendengar ucapan Edison, apakah itu berarti dia harus tidur satu ranjang dengan Tuan nya.

"Cepat tidur, ini sudah malam! Kamu tidak tahu jam berapa aku akan membangunkan mu."

Selena segera berjalan ke arah lain ranjang Edison dan dengan malu-malu naik ke kasur besar itu. "Pakai selimutnya."

Selena langsung menarik selimut menutupi tubuhnya, begitu Edison mengatakan itu.

Dalam hitungan menit Selena sudah pergi ke alam bawah sadarnya setelah membuka ikat rambutnya, membiarkan rambut yang sedikit bergelombang itu terurai.

Edison menatap ke arah Selena agar ia tidak membentur Kaki kirinya yang cedera.

Tubuh Selena membuat Edison amat sangat tertarik. Sayang kakinya tak bisa melakukan apapun.

Anehnya meskipun ia sudah pernah menghabiskan malam dengan gadis itu, Edison seperti bertemu belahan jiwa. Dadanya naik turun dan berdegup kencang, sampai akhirnya ia menatap gadis yang tidur di samping nya.

Dengan pelan ia menutupi bagian atas tubuh Selena dengan selimut yang hanya menutupi separuh badannya. Senyuman langsung terukir di wajah Edison tanpa sebab, membuat ia semakin serba salah bahkan keringat dingin.

"Apakah kalian melihat Nona Selena keluar dari kamar Tuan Muda?" tanya Nyonya Nana

Para anak buahnya itupun menggeleng. "Tadi Nona Selena bilang akan menyeka Tuan Muda, namun ia belum kembali," jawab salah satu pelayan.

Nyonya Nana mengangguk paham. Walau tak banyak bicara ia sering juga mengkhawatirkan gadis dari kampungnya itu. Mengingat tabiat bos mudanya yang sering kambuh seenak dirinya.

Namun ia tak berpikir bahwa Selena tidur di kamar Tuan Muda.