webnovel

Bab 19 Jealous!

Di terik mentari yang memantulkan cahaya di pagi hari. Hengki selaku guru olahraga menyuruh anak kelas XII-D yang memang hari ini ada pelajaran kebugaran dan kesehatan jasmani. Dia mengawasi anak kelas yang sedang berlarian memutari lapangan yang seluas cintaku padamu.

Hengki memang menyuruh anak muridnya untuk melakukan pemanasan terlebih dulu sebelum memasuki pembelajaran. Itu sudah menjadi rutinitas bagi setiap kelas yang dia ajarnya. Pemanasan adalah hal utama sebelum melakukan aktivitas fisik yang membuat setiap murid pasti ngos-ngosan. Mungkin hanya berlaku pada murid cewek. Sedangkan cowok-cowok malah terlihat menikmati saat mereka lari memutari lapangan. Karena apa? Mereka sekalian memandangi anak cewek dari belakang. Dasar cowok gak bisa bet kalo gak modus,-

Apalagi seragam Olga SMA Nusa Bangsa bajunya setengah lengan hanya sampai siku dan celana pendek selutut berwarna biru. Bagaimana gak ketagihan tuh couo liatnya:)

Melihat body-body aduhai dari anak cewek. Walaupun seragam olahraga normalnya tetap pendek. Tapi bagi yang berhijab tetap mendapatkan seragam spesial dari sekolah. Karena mayoritas anak sekolah bukanlah beragama islam. Mereka tetap bertoleransi dalam agama yang dianut oleh masing-masing. Makanya kenapa Nusa Bangsa selalu akur dan tentram. Salah satu sekolah yang diketahui tidak pernah melakukan tawuran dan tidak pernah membuat keonaran dimanapun. Karena kedisiplinan siswa-siswi membuat sekolah mendapatkan predikat baik di mata masyarakat. Walaupun tidak semuanya anak murid tertib. Karena setiap sekolah pasti memiliki murid bad.

"Aduh, capek banget sih!!" Dara mengatur nafasnya yang memburu karena kecapean.

Dara sebentar berhenti berlari, baru aja ini pemanasan belum juga masuk kedalam pelajaran. Udah ngebuat Dara secapek ini? Gimana nanti pas udah masuk pelajaran olahraga. Bisa meninggoy dia.

"Lari woy!" Cetus Anna yang berlari melewati Dara.

"Cape Nana!" Pekik Dara menghapus keringatnya yang bercucuran.

"Makanya banyakin Olga bukan Bucin!" Cibir Anna memberikan pantat kepada Dara.

"Dasar Nana Frozen!!" Kesal Dara.

Dara memegang pinggangnya yang terasa patah. Mana kepala dia berasa ngebul lagi. Ini kenapa tubuhnya terasa seperti ikan yang ngap-ngap ke darat coba? Mungkin karena Dara itu jarang olahraga. Jadinya cewek itu sudah kelelahan baru juga lari beberapa putaran. Manaan ini lapangan berasa di gurun pasir yang gersang.

Brugh!!!

"Aduh!!!" Pekik Dara saat tubuhnya ditabrak oleh seseorang.

"Sorry-sorry." Ucapnya memegangi tubuh Dara yang hampir jatuh ke lapangan. Karena ditabrak oleh tubuh jangkungnya.

Deg!!!

Dara langsung tertegun melihat sosok yang lagi memandangnya. Belum lagi kedua tangan dia melingkar indah di pinggang rampingnya, memegangi.

Astaga!

Sontak mata Dara membulatkan mata melihat kedua tangan kekar yang sedang memegang pinggangnya.

"Lo gapapa kan?" Tanyanya yang melihat Dara malah diem aja.

"Gapapa kok Aldi, Um... Makasih."

"Makasih buat?" Tanya Aldi heran.

"Karena udah pegangin Dara."

Eh!!

Aldi spontan langsung lepasin tangannya yang melingkar di pinggang Dara. Ngebuat Dara senyum melihat cowok itu yang lagi shy-shy didepannya.

"Uhuy!!" Sorak Raka yang berlari melewati Aldi dan Dara.

"Asik ah, Abang Aldi." Goda Idan.

"Ini semua juga gara-gara Lo berdua yang dorong gue!"

"Iya tapikan Abang Aldi menikmati, cekakak." Raka langsung ngacir secepat kilat waktu Aldi akan menonjoknya.

Idan ikutan lari kencang saat Aldi menatapnya tajam. Emang ini semua gara-gara kedua Curut itu. Masa Aldi main didorong aja dan menubruk tubuh Dara yang lagi ngaso. Untung aja Dara gak nyungsep ke lapangan gara-gara di tubruk sama tubuh jangkung dan kekar Aldi.

Setelah kepergian kedua sahabat laknatnya. Aldi melihat Dara yang ternyata sedang memandang kearahnya. Seseorang yang selama ini selalu mengejar dan tidak pernah kenal lelah walau sudah Aldi sangat jahat terhadapnya. Tapi Dara tidak pernah menyerah dia masih saja ngejar-ngejar Aldi. Walaupun pernah Dara berhenti karena Aldi lebih memilih berpacaran sama Cassie dibandingkan dirinya. Bukan karena Aldi tidak suka dengan Dara. Tapi cara Dara menunjukkan cintanya benar-benar membuat Aldi risih. Itu makanya kenapa dia lebih memilih Cassie yang memang sedikit lebih dewasa dibandingkan Dara yang memang sangat childish.

Tapi bukan berarti Dara itu tidak menarik. Dara sangat menarik sangat! Namun sayang saja Aldi sudah terlalu risih dan tidak suka dengan tingkah Dara yang kekanakan. Dara tidak masuk kedalam kriterianya. Walaupun Dara itu cantik tapi itu tidak cukup buat Aldi. Karena fisik kapan pun pasti akan memudar saat masa tua nanti. Tapi yang Aldi cari adalah sosok perempuan yang lemah lembut, anggun dan dewasa. Memang sebelum mengetahui bagaimana sikap dan karakter Cassie. Aldi dibuat jatuh cinta karena sikapnya yang dia lihat memiliki kriteria cewek dicarinya. Namun seiring berjalannya waktu perangai Cassie mulai terlihat dan dia sosok cewek yang super duper mengatur. Penuh dengan kecemburuan membuat Aldi merasa tidak nyaman dengan kecemburuan Cassie yang menurutnya berlebihan. Dan Aldi salah dalam menilai Cassie.

Walaupun Dara bukan sosok kriteria yang Aldi inginkan. Tapi Dara juga memiliki perilaku ceria dan periang. Sosok yang penuh dengan perhatian. Dia selalu care kepada orang yang dicintainya. Selalu memastikan bahwa orang yang disukainya harus baik-baik saja. Sosok yang bisa selalu ada dalam keadaan apapun. Namun Aldi tidak pernah bisa melihat itu semua karena rasa risihnya pada Dara.

Aldi garuk-garuk kepala waktu dia dan Dara saling memandang. Kenapa jadi kikuk gini? Biasanya Dara bakalan nyerocos dan bawel banget selalu ada aja mulutnya yang diomongin. Tapi kali ini dia cuman liatin Aldi tanpa mengatakan apapun. Bikin Aldi jadi salting pas terus ditatap sama Dara. Dan Aldi akui! Dara kalo lagi diem gituh makin keliatan cantiknya. Apalagi rambut blonde yang terkena pantulan cahaya mentari. Wajah yang penuh dengan keringat. Ini kenapa dia jadi betah berlama-lama ngeliatin Dara. Padahal biasanya selalu saja dia mengusir dan menyuruh Dara supaya cepet-cepet pergi kalo lagi gangguin dia.

Setelah beberapa akhir ini Dara jarang bahkan sudah tidak pernah mengganggu Aldi lagi akibat kejadian waktu di taman itu. Apa mungkin Dara marah dan membencinya? Atau malah ada alasan lain kenapa Dara menjauh darinya. Lagian ngapain Aldi pikirkan itu. Tapi Aldi penasaran dengan alasan Dara yang tiba-tiba menyerah. Padahal selama ini dia bebal banget. Walaupun pernah berhenti mengejar setelah Aldi berpacaran sama Cassie. Dan Aldi dengar Dara juga berpacaran sama Salman pas saat itu. Tapi pas Aldi putus dari Cassie ternyata Dara kembali lagi mengejarnya dan katanya putus juga dia dari dari Salman. Itu yang Aldi dengar dari gosip anak-anak Nusa Bangsa.

Tapi sekarang apa alasan Dara berhenti? Apa karena gosip yang mengatakan bahwa Dara dan Ayu memiliki hubungan. Apa iya? Dara sama Ayu beneran menjalin kasih. Bukankah mereka berdua sama-sama perempuan apa tidak masalah dari kedua wanita itu saling menjalin hubungan. Apalagi Ayu sudah terang-terangan mengakui Dara sebagai kekasihnya didepan Aldi, Adam, Idan dan Raka. Masih mustahil dan sulit untuk dipercaya jika benar Dara sama Ayu berpacaran.

"Betah banget kayaknya liatin Dara?" Ujar Dara yang melihat Aldi terus memandanginya.

"Siapa juga yang liatin Lo! Orang gue lagi ngeliat belek di mata Lo kok."

"Ihhh!!! Masa sih!!!" Dara cepat-cepat mengangkat tangannya kearah kedua mata dia dan mencari kebenaran soal omongan Aldi barusan.

Aldi sedikit terkekeh melihat tingkah Dara yang menggemaskan. What! Dia bilang apa tadi? Menggemaskan. Yang bener saja Aldi mengatakan itu. Wah, udah gak bener nih otak dia. Aldi yang gak mau berlama-lama sama Dara memilih ingin pergi. Saat Aldi ingin melengos tangannya ditahan oleh Dara membuat dia kembali melihat Dara yang tersenyum menatapnya.

"Aldi bohong!"

"Bohong apa?" Tanya Aldi mengangkat satu alisnya.

"Katanya ada belek dimata Dara buktinya gak ada tuh. Bilang aja Aldi emang lagi ngeliatin Dara."

"Gak ya! Fitnah."

"Kalo Aldi bohong mau apa pantatnya bisulan?"

"Lo nyumpahin gue?"

"Kan Dara bilang kalo Aldi bohong mau apa pantatnya bisulan. Bukan nyumpahin pantat Aldi bisulan."

"Iya gue liatin Lo!"

"Tuhkan gak mau ngaku! Kenapa kangen ya sama Dara?"

"Siapa yang kangen? Orang gue cuman heran aja."

"Heran kenapa? Pasti Aldi mikir kenapa Dara makin cantik."

"Idih gak pernah berubah emang."

"Kan Dara bukan komodo ngapain harus berubah kulit."

"Komodo mana bisa berubah kulit! Lagian bukan komodo yang bener itu bunglon berubah warna." Cetus Aldi sedikit jengkel sama ini manusia satu. Untung cantik:)

"Ooooooohhhh..... Beda? Dara pikir sama aja." Beo Dara sambil ngangguk-ngangguk.

"Beda!"

"Iya deh kayak perasaan Aldi sama Dara. Berbeda."

"Mulai." Aldi ingin pergi namun tangannya yang masih dipegang sama Dara kembali ditahan oleh gadis childish itu.

"Em, Aldi masih benci sama Dara?" Tanya Dara.

Aldi mengerutkan kening, benci? Sepertinya tidak. Aldi tidak membenci Dara. Hanya saja sikap Dara yang suka sekali mengejarnya dan tidak tau tempat itu membuat Aldi sedikit risih. Dia terganggu dengan tingkah Dara yang kekanak-kanakan.

"Dara minta maaf ya Aldi, kalo buat Aldi gak nyaman sama kehadiran Dara. Aldi tenang aja, mulai sekarang Dara gak akan deketin Aldi lagi. Seperti janji Dara waktu itu." Senyum Dara melengos pergi setelah mengatakan itu. Dia melewati Aldi yang berdiri didepannya.

"Dara....."

Dara spontan berbalik mendengar suara panggilan dari orang yang sudah ada dibelakangnya. Kini dia kembali menatap Aldi masih dengan senyuman di bibirnya.

"Iya Aldi?"

Aldi berjalan lebih mendekati, dia berdiri didepan Dara.

Dara?

Sedikit tertegun dia. Ini kali pertama Aldi mau mendekatinya. Dan pertama kali Aldi mengobrol banyak sama dia. Biasanya hanya lontaran nada sinis dan dingin yang sering Dara dengar. Tapi kini tidak ada Aldi yang dingin dan sinis kepadanya. Hanya ada Aldi yang sedang menatap berdiri didepannya. Dara sedikit heran sama sikap Aldi yang tiba-tiba berubah.

"Gue gak pernah benci sama Lo, Ra."

"Serius? Tapi selama ini kenapa Aldi selalu cuekin Dara?"

"Itu karena gue gak mau Lo terus-menerus ngejar gue."

"Seharusnya Dara sadar, Aldi emang gak pernah mengharapkan Dara." Senyum Dara, tipis.

"Oh iya, tumben sekarang Aldi gak cuekin Dara?" Heran Dara habis selama ini Aldi acuh dan cuekin dia mulu. Bisa aja sekarang Aldi langsung pergi bukan malah diam berdiri sambil liat-liatan sama Dara. Jangan tanya gimana jantung Dara yang udah memompa begitu cepat. Saat kedua matanya saling menatap satu sama lain sama pangeran------ eh mantan pangeran.

"Gue seneng karena Lo udah berhenti ngejar gue." Ucap Aldi dengan suara khasnya, dingin.

"Jadi Aldi seneng kalo Dara pergi dari hidup Aldi?"

Aldi mengangguk menjawabnya, dia mengangkat tangannya dan mengusap tirai rambut blonde milik gadis mungil didepannya.

"Gue lebih suka kalo kita jadi teman, Ra."

"Ya udah kalo gituh kita temenan aja gimana?" Dara memberikan jari kelingkingnya.

Sedikit senyum Aldi melihat tingkah kekanakan gadis didepannya. Dia menyatukan jari kelingking kekarnya dengan jari kelingking mungil milik Dara.

"Teman." Ucap Dara tersenyum lebar.

Setidaknya tidak ada kebencian apalagi Aldi harus menghindari Dara setiap harinya. Karena tingkah Dara yang terlalu agresif mengejarnya.

"Dara pikir Aldi nyariin Dara. Karena dari kemarin Dara gak ngejar-ngejar Aldi lagi." Ucap Dara setelah menyatukan jari kelingking mereka berdua.

"Malah bersyukur sih."

"Jahat ishh." Cemberut Dara.

"Ra, Lo itukan cantik yang mau juga pasti banyak. Jangan sama gue."

"Emangnya kenapa kalo Dara maunya sama Aldi?"

"Karena Lo terlalu sempurna buat gue."

"Ya udah, semoga Aldi dapetin yang cacat."

"Hahaha...." Aldi malah ketawa mendengarnya.

"Bilang aja kalo Aldi emang gak suka sama Dara." Dara memonyongkan bibirnya ke depan.

"Bukan gak suka cuma gue emang lagi suka sama seseorang."

"Siapa?" Kepo Dara matanya berbinar-binar ingin tau siapa orang yang disukai oleh Aldi.

"Rahasia..." Aldi mengacak-acak rambut Dara. Setelah itu berlari sekarang bukan menghindari. Tapi malah meledek Dara sambil menjulurkan lidah.

Dara tersenyum melihat tingkah cowok itu. Gak nyangka Aldi bakalan berubah gituh sikapnya. Padahal kan Aldi dulu sangat anti sama Dara.

"Ih, Aldi udah mulai berani iya ngeledek Dara!!" Dara menyusul dan mengejarnya.

Dan itu membuat anak kelas XII-D melongo melihat keakraban kedua manusia yang satu biasanya selalu menghindar dan yang satunya ngejar-ngejar terus. Kini keduanya akrab? Heran mereka liatnya.

"Tumben amat? Lagi kerasukan apa tuh kolor ijo sampe mau lari-larian sama Dara." Cetus Anna ikutan heran melihat Dara dan Aldi main kejar-kejaran di lapangan.

Idan dan Raka ikutan terkekeh melihat tingkah kedua manusia itu. Mereka senang melihat Aldi yang akhirnya gak sinis lagi sama Dara. Malah keliatan keduanya saling mengejek. Seperti anak SMA pada umumnya. Dimana si cowok selalu meledek si cewek dan berakhir aksi saling mengejar.

Kedua cowok itu saling bertos setelah rencana mereka berhasil. Membuat Dara sama Aldi akur. Kan biasanya Aldi selalu jahat dan berkata pedas sama Dara. Tapi akhirnya mereka berdua bisa dekat juga. Setidaknya Idan dan Raka ingin Aldi sadar bahwa Dara lebih baik. Walaupun Aldi udah cerita sama mereka kalo dia itu sebenarnya menyimpan perasaan dan mungkin udah suka sama Ayu tapikan belum tentu sama Ayu. Gimana kalo ternyata Ayu udah punya pacar? Dan berakhir Aldi kecewa karena itu. Sebagai sahabat mereka tidak ingin jika sampai Aldi sakit hati. Tapi...

Bentar!

Bukannya Ayu sama Dara pacaran kan? Idan dan Raka kompak saling menatap saat mengingat kejadian dimana pas Ayu mengakui Dara sebagai pacarnya didepan mereka.

******

Ayu terlihat kesal sekali dengan kelakuan sahabatnya yang menarik dia keluar kelas secara paksa. Liat saja sekarang tangannya digenggam erat oleh Agatha yang berjalan beriringan sama dia. Supaya Ayu gak bisa kabur. Agatha terus saja menggenggam tangan kanannya sama sekali tidak memberikan ruang agar Ayu lolos dari pegangannya. Padahalkan dia takut bagaimana kalo ada guru yang melihat? Habis sudah nama baik Nathania Ayu Albert selaku siswi paling teladan dan disiplin masa bolos pelajaran. Walaupun jam kos tetap saja. Sekolah sedang melakukan KBM.

Ayu hanya bisa menyumpahi kelakuan ogeb sahabatnya sambil mengumpat. Bolos pake segala ngajak-ngajak dia. Padahal kalo mau kena masalah iya kena aja sendiri. Jangan ngajak Ayu. Saat dia ingin melepaskan tangannya dari pegangan Agatha. Gadis disebelah Ayu malah makin memperat pegangannya pada telapak tangannya. Membuat Ayu mendengus kesal.

Agatha yang mendengar dengusan dari mulut Ayu, terkekeh. Apalagi pas ngeliat mukanya yang teramat lucu ketika lagi menahan kesal. Sedikit cemberut dan matanya terus saja menyorot sinis penuh dengan ketajaman. Benar-benar elang banget sih matanya tuh. Dan indah di penglihatan Agatha. Mata elang Ayu begitu khas. Orang-orang bisa langsung mengenal Ayu lewat mata dan poni sebagai ciri khasnya. Dan kedua itu bisa menjadi ciri khas tersendiri bagi nyai ageng.

Dari muka berpindah ke tangan. Agatha berganti melihat kearah genggaman tangannya yang menggenggam tangan Ayu. Kenapa rasanya terlihat begitu nyaman dan hangat sekali saat dia menggenggamnya. Agatha jadi bahagia sendiri saat tangan Ayu begitu menyatu dengan jari jemari tangannya. Bahkan dia tersenyum tanpa disadari.

Deg....

Deg.....

Kenapa jantung Agatha jadi deg-degan gini pas menggenggam tangan Ayu? Dan seperti ada ribuan kupu-kupu yang menggelitik perutnya. Geli dan merasa senang secara bersamaan.

"ALDIIIII BERHENTI IIHHHHH! DARA CAPEK TAU NGEJAR ALDI TERUS!!!!" Teriak Dara yang berlari dan masih ada Aldi yang lari didepannya.

"KEJAR DONG!" Sahut Aldi masih dengan mengejek Dara menjulurkan lidahnya.

Ayu sontak menghentikan langkah kakinya saat melihat Dara yang berteriak begitu nyaring di arah lapangan. Sambil lari dan sepertinya gadis childish itu sedang berolahraga pagi ini. Kemungkinan kelas Dara sedang melaksanakan pelajaran Olga. Lihat saja sekarang lapangan begitu penuh dan ramai oleh anak kelas XII-D.

Melihat Ayu berhenti spontan membuat langkah kaki Agatha ikutan berhenti. Gadis dingin itu seperti sedang melihat sesuatu membuat Agatha ikutan arah pandang Ayu yang melihat ke arah lapangan. Lagi ngeliatin..... Dara.

Agatha tersenyum tipis melihat manusia es itu yang lagi memperhatikan Dara sedang berlari. Dia beralih kembali melihat genggaman tangannya yang menggenggam tangan Ayu. Sambil mengambil nafas dan dikeluarkan secara perlahan-lahan.

Kenapa rasanya gue gak rela. Batin Agatha.

Agatha seperti tidak suka saat Ayu memperhatikan Dara ditengah lapangan yang sedang berlari di teriknya mentari pagi.

Ayu masih diam dan berdiri sambil mengamati Dara yang lagi lari. Bukannya dia melanjutkan langkahnya malah berhenti pas melihat gadis mungil itu. Apa yang terjadi sama Nathania? Kenapa tiba-tiba berhenti pas ngeliat Dara. Apalagi dia tak disadari sedikit menyunggingkan senyum dan terlalu tipis buat terlihat oleh orang lain. Merasa senang saja melihat gadis boncel itu berlari. Dan kurang kerjaan banget kayaknya dia memperhatikan Dara yang lagi lari-larian sambil main kejar-kejaran sama cowok.

WHAT!

Dara lagi bercanda sama cowok? Ayu yang tersadar langsung beralih melihat sosok laki-laki yang barusan bergurau sama Dara. Ternyata itu sosok cowok yang pernah Dara rebutin sama cewek anak kelas XII-B. Katakan saja itu cowok yang pernah Dara sukai atau mungkin masih Dara sukai. Lantas kenapa kemarin-kemarin Dara mengatakan bahwa dia sudah sepenuhnya mencintai Ayu dan selalu mengejarnya. Meminta Ayu agar menjadi pacarnya. Apa itu hanya kebohongan Dara saja untuk mengelabuinya. Dan ternyata Dara memang masih mencintai cowok itu.

Ayu mengepalkan tangan melihat keakraban dan kedekatan Dara bersama cowok cungkring itu. Hatinya langsung menggolak-golak dan mendidih melihat pemandangan didepannya. Apalagi Dara sangat dekat dan bercanda sama cowok itu. Matanya langsung menajam dan berubah sengit seperti elang ingin memangsa, sangat tajam.

Dia ingin sekali membakar setiap inci kedua manusia yang asik bercanda sambil berlarian di lapangan. Membuat Ayu jengah sekali melihatnya. Apaan sih sok akrab banget mereka berdua, gerutu Ayu.

Agatha yang merasakan tangan Ayu langsung mengepal terkikik dia. Apalagi melihat mata Ayu langsung beringas seperti ingin membinasakan cowok yang berani sekali dekat-dekat sama Dara. Sok-sokan caper tuh cowok cungkring, dumel Ayu.

"Yakin nih gak cemburu nyai Ageng?" Goda Agatha mencolek dagu Ayu yang dari tadi terus memperhatikan kedekatan Dara sama Aldi.

"Gak!" Jawab Ayu ketus menepis tangan Agatha dari dagunya.

"Kalo gak cemburu kenapa ketus banget? Mana bawaannya marah-marah coba." Kata Agatha sambil cekikikan. Bisa jelas banget dia ngeliat kalo Ayu dari tadi mengamati Dara dan Aldi. Apalagi dia sampe berhenti cuman karena melihat kedua manusia itu.

"Diem Lo!" Ucap Ayu detik itu juga dia langsung mendelik sengit sama Agatha yang lagi menggodanya.

"Galak amat kucing belang-belang belum dikasih makan kayaknya. Ya ampun lupa! Kan yang ngasih makannya lagi sama gebetan lamanya." Agatha masih menggoda Ayu yang udah pasang muka siap buat menerkam.

"Perlu mulut Lo, gue jahit Agatha Lily Allen?"

"Awh! Sadis amat Nona Albert." Terkekeh Agatha melihat muka marah dari nyai ratu.

Ayu kembali mendengus mendengar godaan Agatha. Dia beralih melihat Dara sama Aldi yang masih asik main kejar-kejaran. Dia menggerutu dalam hati melihat kedua manusia cebol itu masih asik saja lari-larian. Kenapa sih mereka berdua masih deket! Umpat Ayu.

Sedangkan Reva, Alvi dan Rara masih asik berjalan sambil ngerumpi. Mereka gak ngeh kalo kedua sahabatnya berhenti melangkah.

"Bentar! Lo berdua denger gak?" Tanya Rara sama Alvi dan Reva yang berjalan diantara kedua sisinya. Jadi Rara berada ditengah dan dihimpit sama kedua manusia jelangkung itu.

"Denger apa?" Kepo Reva udah sedikit merapatkan tubuhnya sama Rara.

Prettt!!!

"Anying!" Kesal Reva dan ngeloyor kepala Rara yang lagi cekikikan setelah mengeluarkan gas bumi dalam tubuhnya. Alvi ikutan ketawa mendengar kentut halilintar yang menggetarkan itu.

"Masya Allah kentutnya bau pete." Cetus Alvi menutup kedua lobang hidungnya sebelum tercemar sama aroma dari gas bumi Rara.

"Salah Lo Mun! Orang gue habis makan pizza." Ucap Rara.

"Ck! Sok bergaya Lo hidup. Sok-sokan kaya raya gak tau orang tua sampe bengek nyari duit." Celetuk Reva.

"Ngaca jir! Lo juga hidup sok bergaya nongkrong melulu taunya ngabisin duit ortu." Cibir Rara.

"Udah sama-sama beban orang tua mah diem aja!" Lerai Alvi menengok kebelakang ingin melihat Ayu dan Agatha yang diem-diem wae.

Eh ternyata memang mereka tertinggal jauh disana dibelakang masih berdiri mereka berdua. Pantesan aja gak ribut pas Rara mengeluarkan aroma-aroma surga dari pantatnya.

"Teh liat! Teh Tata sama teh Ayuy atuh!" Cetus Alvi memisahkan keributan antara duo R = Reva dan Rara.

Kompak kedua manusia yang lagi adu bacot beralih melihat kebelakang. Melihat kedua sahabatnya yang ternyata malah diam-diam aja mereka berdiri. Entah lagi ngapain kedua tuyul itu.

"Woy Lo berdua malah bengong!" Teriak Rara dan mengundang perhatian anak kelas XII-D yang lagi duduk dipinggiran lapangan.

"Ara buset! Lo mau kena masalah bege!" Sebal Reva setelah mereka menjadi pusat perhatian anak kelas XII-D yang duduk di pinggir lapangan.

"Habis sahabat Lo malah diem-diem aja!"

Reva menarik tangan Alvi dan Rara mendekati Ayu sama Agatha yang malah diem-diem wae bukannya buru-buru ke kantin. Daripada kena masalah mereka semakin lama berada di luar kelas pada jam KBM. Apalagi kalo nanti ada guru piket yang berkeliling sekolah. Bisa is dead mereka kalo ketahuan.

"Lo berdua kalo mau ngelamun nanti di bioskop! Jangan di sini." Cetus Reva setelah didekat Ayu dan Agatha.

"Nih sahabat Lo lagi liatin ayang mbeb yang lagi kejar-kejaran sama mantan gebetannya." Ucap Agatha menunjuk Ayu dan langsung mendelik Nona Albert sama tuh mulut ember Agatha.

Ketiga manusia biji purut itu kompak secara bersamaan melihat kearah lapangan dan mencari kebenaran soal omongan Agatha. Mereka menelusuri lapangan yang udah ramai oleh anak kelas XII-D. Mencari keberadaan sosok Dara sebagai gebetan kanjeng ratu Ayu. Karena cuman Dara yang tahan banting sama sikap dingin dan kasar dari tuh manusia kutub.

"Ihhh ya ampun iya ternyata!" Cetus Reva setelah mendapati Dara yang lagi bercanda sama Aldi mana pake segala cubit-cubitan. Gimana gak makin keluar tanduk Nathania Ayu Albert.

"Oh ceritanya kanjeng ratu kita lagi nahan berak?" Tanya Rara yang udah senyum lebar siap aja dia buat godain Ayu, cekakak.

"Salah geb! Nahan cembukur dong yang bener." Ucap Reva.

"Nahan bayi dalam perut yang bener!" Sebal Agatha sama kedua manusia ogeb itu.

"Duh teh Ayuy kalo cemburu bilang aja. Saran Mumun nih iya sebelum terlambat akuin aja deh. Kalo teteh sebenarnya juga suka sama teh Dara." Cetus Alvi sama Ayu yang lagi menyilangkan tangan di dada.

"Apaan sih gak jelas!" Jutek Ayu melengos pergi meninggalkan sahabatnya yang lagi pada terkekeh gemas melihat kanjeng ageng bisa juga ternyata cembukur.

Mereka mengikuti Ayu dari belakang masih dengan kekehan dibibir keempatnya.

"Suatu saat hubungan Lo sama Dara bakalan jelas kok." Ucap Agatha yang masih ingin menggoda Ayu.

Ayu yang melewati tong sampah mengambil tong yang dilaluinya. Dan.....

"ASTAGAAAAAAAA SADIS!!!!" Pekik sahabatnya yang melihat Ayu udah ancang-ancang ingin melemparkan tong sampah itu kearah empat sahabat laknatnya yang pada cekikikan. Mereka langsung pada berlarian kearah kantin sebelum tong sampah melayang mengenai muka.

Ayu mendengus setelah kepergian sahabat kurang ajarnya itu. Dan mengatur nafasnya yang seperti habis lari maraton. Memburu dan bergejolak banget rasanya. Dia melihat kearah lapangan dan ternyata disana anak kelas XII-D sudah melihat kearahnya. Karena barusan keempat sahabat ogeb Ayu berteriak membuat mereka langsung melihat. Salah satunya ada Dara yang sudah menatap kearah Ayu. Mata tajam Ayu bertemu dengan mata brown milik Dara. Walaupun jauh dan berjarak tapi Ayu bisa melihat kalo Dara sedang memandang kearahnya.

Ayu langsung melengos pergi dan berjalan kearah kantin seperti sahabatnya yang udah para berlarian lebih dulu. Entahlah apa yang terjadi sama Ayu. Kenapa rasanya dia tidak suka melihat Dara yang terlalu dekat dan akrab sama cowok itu. Apa ini yang dinamakan cemburu?

Dara sedikit menghela nafas melihat gerandong sarafnya. Apalagi mengingat kejadian tadi pagi. Rasanya Ayu menancapkan duri yang begitu tajam di hatinya. Luka yang begitu membekas dihati Dara. Walaupun Dara terlihat baik-baik saja nyatanya hati dia sakit atas perkataan dan tindakan kasar Ayu kepadanya.

Tapi sedang apa tuh manusia gerandong di luar kelas pas KBM masih berlangsung? Pikir Dara.

Bukan cuman Dara yang heran. Begitupun sama Mira, Orin dan Disti yang lagi duduk di pinggir lapangan melihat kelima gadis most wanted sekolah berkeliaran di luar kelas pas masih jam pelajaran berlangsung. Sedangkan Anna dan Dara lagi pemanasan global. Mereka berdua lagi berlari memutari lapangan. Pemanasan dilakukan secara bergantian sesuai absen.

"Itu bukannya kakak Lo kan, Mir?" Tanya Orin sedikit memelankan suaranya.

"Iya tuh bocah ngapain diluar kelas saat jam pelajaran gini?" Tanya Mira yang terheran-heran.

"Pasti bolos pelajaran lah, apalagi coba?" Ujar Disti.

"Bener-bener iya si Rara!" Kesal Mira mengepalkan tangan. Dia melihat Reva yang berlari seperti di kejar kurir paket yang belum dibayar alias COD. Padahal aslinya Reva lagi ketakutan sama amukan nyai Ageng ratu Nathania Ayu Albert yang udah ancang-ancang melemparkan tong sampah sama sahabat-sahabat durjananya itu.

Mira semakin geram melihat gadis itu. Reva emang pembawa nakal. Bukan sekedar playgirl Reva juga ternyata seorang bad girl. Saat kelas satu saja cewek itu suka sekali dipanggil oleh guru BK. Karena seringkali bolos dan terlambat. Apalagi pernah waktu itu dia ketahuan memanjat tembok. Karena terlambat sekolah. Jadinya dia harus lewat belakang. Alhasil dia memanjat tembok yang menjulang tinggi.

Mira memang satu kelas bersama Reva saat kelas X. Jadinya dia bisa tau betapa nakalnya gadis itu yang seringkali ketinggalan pelajaran dan telat masuk kedalam kelas. Tapi kenapa Reva bisa masuk kelas XII-A? Padahal jelas banget cewek itu nakal seringkali ketahuan bolos. Dan emang kebangoran itu bisa menular. Sekarang aja Reva ngajakin Rara.

"Itu keknya mereka bolos berjamaah deh." Cetus Orin yang melihat gerombolan cewek most wanted sekolah.

"Gila sih bolos aja kompak banget." Cekikikan Disti.

"Mereka cantik-cantik banget deh." Cetus seorang gadis yang duduk didekat Mira dkk.

"Iya tinggi-tinggi banget." Timpal salah satunya lagi.

"Wajar gak sih kalo Dara kepincut sama Ayu? Orang cakep banget gituh manaan tajir lagi. Kalo Ayu cowok pasti banyak banget cewek-cewek yang ngantri."

"Orang dia cewek aja jadi incaran satu sekolah kok. Bahkan cewek straight aja bakalan belok deh kayaknya kalo liat Ayu. Lo liat dong tubuhnya, tinggi atletis banget gituh."

"Gue sih rela yah belok kalo bentukannya kek begitu mah."

Cekikikan cewek-cewek yang lagi ngegosip didekat Mira dkk. Ngebuat Mira cs memandang ciwi-ciwi itu najis.

Dara yang cantiknya kebangetan gituh aja bisa ditolak mentah-mentah sama sultan Nusa Bangsa. Gimana orang yang mirip pempek rengginang kek aku. Bisa-bisa langsung di lepehin sama Nathania Ayu Albert:"