webnovel

Bab 17 Rollercoaster!

"HAHAHA....."

Tawa Anna dan Dara pecah di lorong sekolah. Sedangkan Orin dan Disti lagi cekikikan ngeliat muka cemberut Mira. Sumpah sih mereka gak percaya sama kelakuan Reva yang sangat berani itu.

Mencium Mira?

Lagi-lagi keempat sahabat Mira malah ketawa ngakak di atas penderitaan Mira. Gadis jutek itu hanya bisa memutarkan bola mata. Dia gak kepikiran sejauh itu. Bisa-bisanya Mira dicium sama Reva. Manaan di toilet dan lebih sialnya itu keliatan sama sahabatnya. Kan, di pikir Mira melakukan hal mesum di toilet bareng sama tuh syaiton. Apalagi itu first kissnya. Kurang untung apalagi coba Reva? Kayaknya memang Reva beruntung banget mendapatkan ciuman pertama Mira. Tapi tidak dengan Mira sendiri! Dia malah terlihat tidak rela dan tidak ikhlas. Reva yang menjadi first kissnya.

"Gue pikir cuma Dara yang suka sama cewek. Ternyata sekarang Mira juga suka sama yang berlubang." Cetus Anna cengengesan.

"Eh jangan salah yah cewek lebih terdepan." Senyum Dara mengembang membuat sahabatnya menahan mual. Habis dia suka sama cewek tapi malah bangga. Emangnya Dara gak takut dikatain lesbian sama anak sekolah.

"Amit-amit jabang bayi monyet gue suka sama Reva!" Mira bergidik jijik mengingat kelakuan gadis gila itu.

"Idih jangan gituh!!! Ntar aja Lo beneran kepincut sama Reva." Sahut Disti.

"Iya lho... Mira! Jangan gituh, ntar aja beneran punya rasa sama Reva. Karena cinta itukan gak bisa ditebak dan diterka kapan akan datang." Cetus Dara.

"Paan sih! Lo Bucin banget, Ra." Sebal Orin geleng-geleng kepala melihat tingkah bucinable Dara.

"Kayak gak ada orang lain aja di dunia ini gue suka sama makhluk playgirl kek gituh." Celetuk Mira.

"Gue tandai omongan Lo Mir, awas aja ntar Lo jatuh cinta sama Reva. Gue bakalan ledekin Lo seumur hidup." Cetus Anna membuat Mira menatap malas.

"Lo berempat dengerin gue baik-baik! Gue gak bakalan jatuh cinta sama tuh playgirl kembang bangke. Lagian gue itu benci bet sama dia. Ya kali tiba-tiba gue jadi suka. Gak level!"

"Siapa tau aja karena cipokan barusan Lo jadi ketagihan." Celetuk Disti.

Pletak!!

"Najis tau gue yang ada!" Umpat Mira takol kepala Disti membuat gadis boncel itu mengelusi kepalanya.

"Lagian gue itu udah punya Arlo!!! Dan cuma Arlo yang gue cintai." Ucap Mira menyilangkan tangan di dada.

"Berharap sih kek gituh, tapi kalo di liat-liat Reva cantik sih." Cetus Orin membuat Mira mendelik malas.

"Makanya gue males ngeliatin tuh manusia bangke!" Umpat Mira masih sangat kesal kepada Reva.

"Karena Lo takut kepelet sama pesona Reva kan?" Tanya Disti masih menggoda Mira.

"Kayaknya bukan cuma kepala Lo doang deh yang pengen gue takol. Tapi tulang rusuk Lo juga perlu gue patahin!"

"Sadis amat sih Lo." Ucap Disti merinding takut.

Kelimanya berjalan beriringan di lorong. Tentu saja mereka mendapatkan perhatian dari setiap siswa-siswi yang lagi dudukan maupun sedang berlalu lalang. Karena kelimanya memang adalah idola sekolah yang paling mencolok dan menjadi pentolan sekolah SMA Nusa Bangsa.

Saat lagi asiknya berjalan didepan sana terlihat sangat ramai dan banyak siswa-siswi berkumpul. Membuat Dara dkk mengerutkan kening penasaran melihat keramaian itu.

"Ada apa kok rame banget?" Tanya Mira membuat keempat sahabatnya menggedikkan bahu, tandai tidak tau.

Mereka berjalan mendekati dan ingin melihat. Kenapa orang-orang sampe berkerumun seperti sedang menonton sesuatu. Dan benar saja! Saat gerombolan Dara sudah mendekat. Ternyata disana ada seorang anak yang dibully oleh gengnya Sella yang memang tukang membully. Sudah bukan pemandangan asing melihat Sella in the geng menindas seperti itu. Bahkan malahan anak-anak menonton tidak ada niat sedikitpun untuk menolong.

Sella memang seorang iblis di angkatan kelas XII. Bahkan seringkali dia merebutkan kekuasaan di sekolah. Supaya gengnya ditakuti oleh seantero sekolah. Sebagai Queen sekolah yang ditakuti dan disegani.

"Aku mohon kak, kembalikan kacamata aku." Ucap seorang gadis berkepang dua merangkak sambil mencari kacamatanya yang di pegang oleh Sella. Dia gak bisa liat kalo gak pake kacamata. Penglihatan dia kurang jelas mungkin akibat matanya sudah minus cukup parah.

"Apa? Gue gak denger Lo ngomong apa tadi culun?" Ujar Sella.

"Kembalikan kacamata aku kak, aku mohon."

Sella malah tertawa mendengarnya. Di ikuti oleh gerombolannya yang ikutan tersenyum meledek.

"Cium kaki gue dulu! Baru gue balikin." Ucap Sella kepada gadis culun yang sedang merangkak mencari kacamatanya.

"Kak, aku mohon! Aku bener-bener minta maaf. Tadi aku gak sengaja nabrak bahu kakak. Aku tadi gak liat kalo ada kakak sama gerombolan kakak."

"Makanya kalo jalan pake mata! Bukannya mata Lo ada empat kan? Masa masih gak keliatan." Cetus Bunga, teman Sella.

"Gak usah segala deh, Lo pake kacamata kalo masih gak bisa liat. Atau jangan-jangan mata Lo udah katarak sampe gak liat cewek-cewek cantik kayak kita." Ucap Bella sambil menjambak rambut yang dikepang dua milik gadis itu. Dia sedikit meringis saat rambutnya dijambak cukup kuat.

"Enaknya diapain ya?" Tanya Sella kepada teman-temannya.

"Injek aja kacamatanya biar si culun gak berulah lagi." Sahut Elin.

"Bener juga Lo, Lin." Senyum sinis Sella menjatuhkan kacamata tepat dibawah kakinya.

"Kak Sella, aku mohon jangan. Aku bener-bener minta maaf." Ucap gadis dikepang dua. Rambutnya masih dijambak oleh Bella. Bahkan Bella mendongakkan kepalanya. Agar dia bisa melihat kacamata yang selalu bertengger di hidungnya itu akan di injak oleh kaki Sella.

Sella dengan senyuman sinisnya mulai perlahan-lahan menginjak kacamata si culun. Siapa suruh dia mau main-main sama Sella. Apalagi sampe menabrak bahunya. Jelas Sella paling gak suka ada orang yang ngelunjak. Apalagi kayaknya dia adalah adik kelasnya. Tentu Sella paling ilfil sama adik kelas yang berani bermain-main sama dia. Walaupun itu unsur ketidaksengajaan. Tetap bagi Sella itu adalah masalah besar. Mau sekecil apapun masalahnya akan menjadi besar jika berhadapan Sella in the geng.

Orang-orang hanya bisa menonton sosok yang gak berdaya melawan geng Sella. Mereka malah melihat saja tanpa ada niat sedikitpun membantu. Bahkan kayaknya mereka suka saat Sella sudah membully. Apalagi manusia nerd kayak yang sekarang sedang ditonton oleh semuanya. Mungkin kalo cewek cantik yang dibully. Semua cowok langsung berkerumun dan menghentikan aksi Sella. Tapi tidak bagi gadis yang bernasib naas itu. Dia hanya jadi bahan tontonan. Saat kacamata sebagai alat penglihatannya akan di injak oleh kakak kelasnya.

Tidak ada sedikitpun orang-orang untuk menolong. Dia hanya bisa meneteskan air mata melihat semua orang yang diam saja tanpa ada niat sedikitpun untuk menolongnya. Coba aja kalo dia cantik gak culun. Mungkin semua orang pasti akan membantu. Pikirnya....

"Nanti kalo jalan sekalian aja pake teropong!!! Biar keliatan jelas mata Lo ngeliatnya!" Cetus Gabby tersenyum sinis.

Emang gerombolan Sella itu kalo ngomong nyakitin banget. Mentang-mentang mereka sempurna dan tidak memiliki kecacatan sedikitpun di tubuhnya. Menghina orang lain dengan lidah mereka dengan gampangnya. Gadis itu hanya bisa mengeluarkan air mata tanpa bersuara melihat satu persatu orang yang sedang membullynya sekarang. Walaupun penglihatan dia tidak jelas. Tapi dia pasti akan mengingat kejadian ini sampe kapanpun.

Krek!

Suara kacamata patah mulai terdengar. Saat sebelum kaki Sella menginjak kacamata secara menyeluruh. Tubuhnya lebih dulu di dorong oleh seseorang dengan satu tangan. Baru juga satu tangan tapi Sella udah nyungsep dibawah sampe terduduk di lantai.

Dugh!

"Aww...." Ringis Sella saat pantatnya sudah bersentuhan dengan lantai.

"Sell!" Pekik sahabatnya dan langsung membantu Sella berdiri.

Mereka menatap orang yang dengan beraninya membantu aksi membully dari Sella in the geng. Semuanya nampak membulatkan mata melihat sosok dingin yang tak berekspresi sedang menatap Sella dengan tatapan tajam nan datarnya. Tanpa kata-kata dia mengambil kacamata yang sudah retak diberikan ke pemiliknya. Sebelum memberikan dia lebih dulu membantu orang itu yang sama terlihat kaget. Saat ada yang membantunya.

"Kakak!" Kagetnya pas melihat siapa yang membantu dia. Apalagi manusia dingin didepannya ini pernah memberikan kotak bekal dan secarik kertas kepadanya waktu itu.

"Lo gapapa?" Tanyanya dengan suara dingin.

"Gak apa-apa kak, makasih." Senyum si gadis berkepang dua dan menerima kacamata retak yang diberikan oleh manusia es kutub itu.

"Ayu! Berani banget Lo dorong gue." Marah Sella dan langsung berjalan mendekati Ayu.

"Kenapa? Lo gak terima?" Tanya Ayu beralih melihat muka Sella yang udah merah padam menahan amarahnya.

Saat Sella akan melayangkan tamparan ke muka Ayu. Terhentikan oleh perkataan dingin nan datar dari gadis kutub itu.

"Nampar gue 24 tahun Lo meringkuk di penjara." Dingin Ayu menatap Sella tanpa ekspresi.

Sella langsung mengepalkan tangannya. Tentu dia tidak berani menampar Ayu. Sama saja dia menginginkan dirinya menghabiskan masa muda dia di jeruji besi. Apalagi ini Nathania Ayu Albert yang berhadapan sama dia. Ayu memang bukan sosok yang banyak bicara tapi sekali ngomong membuat semua orang tak bisa berkata-kata. Bahkan Sella yang mau menampar aja. Langsung gak jadi mendengar gertakannya.

"Lo jangan campuri urusan gue! Karena ini gak ada sangkut pautnya sama Lo."

"Emang gak ada."

"Terus kenapa Lo mau ikut campur!" Bentak Sella menahan emosi.

"Gue bukan ikut campur urusan Lo. Tapi kalo Lo berani mending lawan orang yang berani lawan Lo." Ayu berjalan lebih mendekati Sella menatap dengan baik-baik Sella oleh mata hazel hitamnya.

"Sekarang orang didepan Lo berani ngelawan Lo. Tunggu apa lagi? Lo dapetin lawan seimbang sekarang."

"Sosok yang cuma beraninya ngumpet dibalik guru mau ngelawan gue?" Sinis Sella meledek dan menyilangkan tangan di dada.

"Yang ada nanti Lo nangis terus habis itu ngerengek sama guru. Minta gue buat di hukum atau mungkin bisa aja gue langsung di d.o dari sekolah. Secara gituh, Lo itu cuma memanfaatkan kekuasaan keluarga." Senyum Sella merendahkan gadis didepannya.

"Ngerasa ya? Kalo Lo itu bodoh yang gak disayang sama guru. Apalagi keluarga Lo juga miskin makanya gak standar kualitas sama keluarga gue." Dingin Ayu menyilangkan tangan di dada. Sella mau angkuh depan Ayu? Dia salah mencari lawan sepertinya.

Sella mulai terpancing dengan perkataan Ayu. Kali ini semua orang keliatan semangat melihat kedua gadis cantik yang sama-sama sombong dan arogan sedang berhadapan seperti itu. Semuanya langsung mengeluarkan ponsel dan merekam Ayu sama Sella yang sedang adu mekanik keangkuhan.

"Jaga omongan Lo! Keluarga gue mungkin emang gak standar sama keluarga Lo. Tapi yang penting gue bukan lesbi kayak Lo. Sok-sokan nolak semua cowok biar dikata cewek paling mahal. Nyatanya? Lo penyuka sesama jenis."

Deg!

Sedikit tersentak Ayu dengan perkataan Sella yang ini. Tapi dia masih terlihat datar dan gak berekspresi. Melihat Sella dengan tatapan tajam dan dinginnya.

"Ada apa ini Sell?" Tanya Cassie menghampiri kerumunan. Saat melihat Ayu. Dia langsung ikutan bergabung. Karena tumben amat seorang Nathania Ayu Albert sampe rela mau bertengkar dengan Sella cuma karena membela gadis culun yang sedang dibully sama Sella in the geng.

Cassie tersenyum sinis melihat Ayu. Katanya Ayu dan Dara punya hubungan. Apapun yang menyangkut Dara itu akan menjadi masalah buat Cassie. Dengan senang hati dia akan menghina habis-habisan. Kalo bener Dara dan Ayu punya hubungan. Dara yang menjadi musuh bebuyutannya dan apalagi ini Ayu. Sosok yang membuat semua cewek iri dengan fisiknya yang kelewat sempurna.

"Biasalah Cass, ada yang mau jadi pahlawan kesiangan." Cetus Sella menatap Ayu tajam.

"Oh, cewek lesbi ini?" Tanya Cassie ikutan menatap Ayu sinis.

Kali ini Ayu dikelilingi oleh gerombolan Cassie dan Sella. Tapi Ayu sama sekali tak bergeming. Apalagi mereka semua cewek. Apa yang perlu ditakutkan. Paling cewek-cewek kayak mereka cuma jago ngomong mana bisa berkelahi. Buktinya pas Ayu dorong tubuh Sella langsung terjatuh dia padahal baru juga didorong.

"Ternyata bener kalo cewek sok jadi pahlawan kesiangan ini lesbian." Cetus Sella semakin tersenyum meremehkan Ayu.

"Masa Lo gak tau sih Sell? Sama kedua gadis yang katanya most wanted sekolah tapi mereka menjalin hubungan." Timpal Cassie.

"Duh, sumpah yah! Kalo gue pribadi sih malu banget." Cetus Shanti.

"Kayak gak ada cowok aja di dunia ini." Sahut Gina dan mereka semua tertawa meledek Ayu.

"Cewek kok suka sama cewek! Jijik banget sih Lo." Timpal Gabby.

"Katanya cewek cantik tapi penyuka sesama jenis! Sumpah kalo gue jadi Lo mending gue gak usah hidup. Karena apa? Gue bakalan jijik banget sama diri gue sendiri." Ucap Elin sambil tersenyum mengejek.

"CUKUP!!!" Teriak Dara menjadi sorotan mata semua orang yang awalnya melihat Ayu dan gerombolan Sella sama Cassie. Kini beralih melihat Dara yang udah pasang tanduk seribunya. Jangan lupa sama mukanya yang udah memerah menahan amarah.

Dara berjalan ke tengah-tengah orang. Dia berhadapan dengan Cassie dan Sella. Terlihat sekali dia marah saat Ayu dihina seperti itu oleh mereka semua. Bahkan gadis pujaannya sedang di ledek didepan semua orang. Direndahkan serta dibully lewat perkataannya oleh mereka semua.

"Emang kenapa kalo cewek sama cewek saling mencintai? Itu merugikan kalian? Ngurangin bumbu dapur di rumah kalian? Kan nggak! Ini urusan hati gak ada semua yang tau perihal itu." Kesal Dara dan menatap tajam sama cewek-cewek yang sedang tersenyum meremehkannya.

"Kayaknya Lo kecapean terus ngejar-ngejar Aldi. Tapi Aldi masih sayang dan cinta sama gue. Makanya Lo lebih milih sama Ayu? Dia cuma sebagai pelampiasan dan pelarian Lo doang kan?" Tanya Cassie menatap Dara.

Ayu yang mendengar perkataan Cassie sedikit mencelos hatinya. Dara mendekati Ayu cuma sebagai pelarian Dara dari Aldi? Benarkah itu. Apa Dara hanya menggunakan Ayu sebagai alat melupakan Aldi saja.

"Cassie jangan menimbulkan fitnah yang nggak-nggak sama Dara! Dara emang mencintai Ayu." Cetus Dara menyanggah pendapat Cassie yang main menyimpulkan saja.

"Terus Lo beneran suka sama cewek yang jelas-jelas itu cewek sama kayak Lo?" Tanya Sella kepada Dara.

"Emangnya kenapa? Ada masalah kalo Dara suka sama Ayu?"

"Lo gak malu? Apa Lo gak jijik sama diri Lo sendiri mencintai dan suka sama cewek yang jelas segender sama Lo?" Tanya Gina sedikit bergidik jijik. Padahal Dara cantik yang mau juga banyak. Masa suka sama Ayu yang jelas-jelas cewek sama kayak dia.

"Dara cinta Ayu! Cinta Dara sama Ayu itu jelas dan nyata. Dara tulus mencintai Ayu dan emang kenapa kalo Dara mencintai Ayu? Cuma karena kita sama-sama cewek apa kita gak berhak untuk saling mencintai?" Tanya Dara kepada mereka yang sedang menghinanya kini.

"Iya-iyalah! Jelas itu menjijikkan." Cetus Bunga.

"Kalo gitu biar Dara kasih tau! Kalo Dara mencintai Ayu setulusnya. Apa adanya tanpa memikirkan gender kita yang sama-sama perempuan. Dan gak perduli sama persamaan. Karena Dara mencintai Ayu bukan karena jenis kelamin. Tapi karena Dara memang mencintai Ayu dan hati Dara yang menginginkan Ayu."

Sella dan Cassie begitupun sama gerombolannya malah tertawa mendengar perkataan Dara yang menurut mereka lucu. Tapi tidak bagi orang-orang! Karena menurut mereka memang benar. Cinta kalo sudah diperankan dengan baik. Kita tidak pernah tau akan berlabuh kemana termasuk ke sosok yang sama.

Ayu juga sedikit tersentuh dengan perkataan Dara barusan. Dia tanpa disadari tersenyum tipis mendengarnya. Sedikit tersanjung Ayu mendengar Dara yang gak ada malu sama sekali mengatakan hal tersebut. Ayu menarik tubuh Dara agar berdiri dibelakang tubuhnya dan dia yang berdiri berhadapan sama gerombolan yang dari tadi terus saja mencaci maki dan menghina Ayu sama Dara. Yang katanya punya hubungan spesial.

Tersenyum!

Tiba-tiba saja Ayu tersenyum yang membuat semua orang menutup mulut pake tangan termasuk Sella dan Cassie yang sedikit terperangah melihat senyuman manis yang terlukis cantik di bibir Ayu. Untuk pertama kali seorang manusia kutub tersenyum lebar dan memperlihatkan kedua lesung pipi di kedua pipinya. Terlihat benar-benar sangat menawan sekali saat seorang Nathania Ayu Albert tersenyum sambil menatap Sella dan Cassie, silih berganti. Begitupun sama Dara yang melongo kagum melihat senyuman cantik Ayu. Dia malah makin terjatuh kedalam pesona gadis itu.

"Lo hati-hati sama cewek lesbi! Karena dia kayak Boomerang dalam hidup Lo." Ucap Ayu mendekatkan wajahnya lebih dekat ke Sella dan Cassie yang ada didepan dia.

"Karena dia bisa mengobak-abik perasaan Lo tanpa Lo sadari." Ucap Ayu berbisik didepan muka Cassie dan Sella. Keduanya langsung diam dan gak ngomong apapun lagi, membeku.

Setelah berbisik seperti itu Ayu menjauhkan mukanya dan tersenyum sambil mengedipkan sebelah mata, nakal. Lagi-lagi semua orang kaget melihat sosok manusia es itu. Ternyata bisa juga dia bersikap begitu. Bener-bener sosok misterius dan penuh dengan teka-teki. Itulah Nathania Ayu Albert.

Ayu melihat sebentar gadis yang barusan ditolongnya dan dia tersenyum kepada gadis itu membuat dia membalas senyuman Ayu yang menawan nan mempesona di penglihatannya. Mata Ayu melirik ke arah nametag.... Clarisa Joanne.

Setelah selesai urusannya dengan Sella dan Cassie yang membuat kedua gadis itu langsung gak berkutik melihat sikap Ayu yang diluar nalar. Padahal selama ini Ayu terkenal dengan sikap dingin dan datar. Tapi sekarang? Terlihat sekali dia nakal dan pake segala mengedipkan sebelah mata sambil tersenyum. Apa coba maksudnya? Di kira Sella dan Cassie bakalan terpesona gituh.

Sella melihat punggung Ayu yang semakin menjauh. Dia gak nyangka ternyata gadis kutub yang gak berekspresi bisa juga ternyata bersikap menggoda. Begitupun sama Cassie yang melongo melihat tingkah Ayu yang tiba-tiba mendekatkan wajah dan berbisik seperti itu. Kan Cassie jadi agak terkejut.

"Inget ya! Ayu punya Dara. Jadi gak boleh ada yang nyentuh sedikitpun." Sinis Dara setelah itu menghempaskan rambut mengenai wajah Cassie dan Sella membuat kedua manusia itu berdecak kesal.

Dara main lari saja sebelum di tabok sama mereka berdua.

"Lagian siapa yang mau sama cewek!" Cetus Sella, dia masih lempeng kali.

"Aldi lebih ganteng." Celetuk Cassie melihat kepergian Ayra.

Dara mengejar Ayu yang udah berjalan lumayan jauh. Dia berlari dan menghadang Ayu dari depan saat gadis itu sedang berjalan.

"Ayu tungguin Dara!"

"Ini gue udah berhenti depan Lo."

"Oh iya!"

Ayu cuma muterin bola mata melihat cengiran bodoh dari gadis childish didepannya.

"Ayu darimana mau kemana?" Tanya Dara didepan Ayu.

"Dari ruang musik mau ke kelas."

"Dara boleh ikut gak nganterin Ayu?"

"Gue masih bisa jalan."

"Gapapa, kan Dara cuma mau temenin aja."

Ayu melihat Dara yang sedang tersenyum didepannya. Dia mengingat perkataan Cassie barusan. Bagaimana jika benar Dara mendekatinya cuma sebagai pelampiasan? Apa sebenarnya niat Dara. Apa dia hanya ingin membuat Ayu jatuh cinta setelah itu dia meninggalkannya.

"Dara...."

"Iya sweetheart?" Senyum Dara merekah saat Ayu memanggil namanya.

"Berhenti buat gangguin gue."

"Tapikan kita udah buat perjanjian. Apa Ayu lupa?"

"Lupain soal perjanjian itu."

"Tapi Ayu---"

"Dara apa yang dibilang orang-orang itu bener! Lo sama gue gak bakalan pernah bisa menyatu. Dunia gak akan bisa pernah merestui." Dingin Ayu menyela perkataan Dara lebih dulu.

Dara menghela nafas mendengar penuturan Ayu. Kenapa rasanya sakit sekali mendengar omongan datar itu. Tapi memang benar apa yang dikatakan manusia gerandong itu. Cinta Dara sama Ayu mungkin gak bakalan di akui sama dunia. Karena cinta yang dimiliki Dara dianggap tidak normal oleh semua orang. Mereka pasti akan beranggapan tidak baik soal hubungan Ayra nantinya.

"Gue gak mau Lo dianggap aneh sama mereka. Karena udah mencintai gue." Ucap Ayu entah mengapa rasanya berat dan nyeri sekali pas dia mengatakan itu. Apalagi melihat tatapan sayu dan sedih dari sorot mata Dara.

"Jauhin gue!" Ayu ingin melengos tapi tangannya ditarik sama Dara dan dipeluk tubuhnya.

"Gak! Dara gak mau." Ucap Dara memeluk tubuh Ayu menenggelamkan wajahnya di dada manusia gerandong itu.

"Raa....."

"Dengerin Dara! Dara gak perduli sama apa yang dikatakan orang lain tentang Ayu sama Dara. Dara mencintai Ayu! Cukup Ayu tau itu."

"Keras kepala!"

"Terserah Ayu mau bilang apa sama Dara! Sebelum tiga bulan Dara gak bakalan nyerah. Sebagaimana perjanjian kita waktu itu Dara bakalan ngebuat Ayu jatuh cinta sama Dara."

Ayu menghela nafas susah juga ternyata membuat sikap bebal dan keras Dara agar menyerah. Dia tidak ingin jika orang lain beranggapan yang tidak-tidak soal Dara yang terang-terangan menyukainya. Ayu tidak ingin jika sampai mereka mencaci dan memaki Dara akibat perasaan tidak normalnya itu. Sebelum itu terjadi lebih baik Ayu lebih dulu mencegah sebelum perasaan Dara semakin jauh jatuh padanya.

"Gue gak mau kalo sampe orang-orang berpikiran yang enggak-enggak soal Lo sama gue."

"Emangnya kenapa? Bukannya itu bagus kalo mereka tau soal hubungan Dara sama Ayu?"

"Gue risih." Dingin Ayu.

"Ayu kenapa sih kok Ayu masih dingin aja sama Dara? Padahalkan Ayu tau kalo Dara ini cinta sama Ayu."

"Gue gak!" Ayu menyingkirkan tubuh Dara dan melepaskan pelukan Dara dari tubuhnya. Dia sampe mendorongnya secara kasar.

Saat Dara akan jatuh Anna dengan gercap menangkap tubuh Dara yang hampir saja nyungsep. Kalo gak Anna datang tepat waktu. Mungkin Dara udah jatuh. Sahabat Dara yang emang dari tadi mengikuti langsung menatap tajam. Karena tingkah Ayu kali ini keterlaluan. Sangat kasar kepada Dara.

"Biasa aja kali! Gak usah dorong-dorong!" Ketus Anna mendorong bahu Ayu.

"Kalo gak mau gue kasar sama sahabat Lo. Mending suruh sahabat Lo buat jauhin gue." Ucap Ayu kepada Anna tapi matanya melirik ke Dara.

Dara senyum waktu Ayu melihatnya, "Ayu lupa iya sama perkataan Dara? Kalo Dara punya seribu macam cara buat deketin Ayu. Jadi Dara gak bakalan nyerah kalo pun Ayu terus tolak Dara."

"Urat malu Lo itu dimana? Apa Lo gak punya malu. Berapa kali gue bilang! Gue risih sama kehadiran Lo. Lo cuma jadi pengganggu di hidup gue. Jadi sekarang Lo berhenti gangguin gue."

"Lo---"

Dara memegang tangan Anna menghentikan perkataan gadis itu yang akan mengomeli Ayu. Anna hanya bisa mendengus saat Dara menahan omongan dia yang ingin sekali mencabik-cabik muka angkuh yang dimiliki oleh Nathania Ayu Albert.

Dara memberanikan diri untuk berdiri lebih dekat dengan gadis kutub itu yang lagi natap dia dingin.

"Ayu kenapa gak suka sama Dara? Coba deh Ayu lihat! Dara ini cantik kan? Banyak yang bilang ke Dara kalo Dara cantik. Tapi kenapa Ayu gak suka sama Dara?"

"Masalahnya bukan di fisik."

"Kalo gituh kasih alasan Dara kenapa Ayu gak suka sama Dara. Biar Dara bisa perbaiki itu."

"Mau tau alasannya apa?" Tanya Ayu mendekati wajahnya ke muka Dara, lebih dekat.

Dara mengangguk, dia harus mencatat baik-baik apa yang Ayu katakan didalam otaknya. Biar nanti dia bisa memperbaiki kekurangannya. Agar Dara bisa merubah diri dan ngebuat Ayu jatuh cinta sama dia.

"Lo sama gue itu ibaratkan bumi dan langit."

"Maksudnya?" Tanya Dara gak ngerti apa yang Ayu bilang barusan.

"Gue adalah langit dan Lo adalah bumi. Lo Bumi yang selalu di injak dan berada dibawah. Siapapun orang bisa menyentuh Lo." Ujar Ayu, senyum anarkis.

"Sedangkan gue? Gue langit. Gak ada satu pun orang yang mampu menginjak apalagi menyentuh gue. Lo sama gue itu gak sebanding. Perbedaan kita itu jauh, amat sangat jauh. Lo emang cantik, tapi Lo gak masuk kriteria gue. Lo itu childish! Dan yang paling penting...."

Ayu jeda sejenak perkataannya, ini pertama kalinya Ayu ngomong panjang kali lebar setelah sekian lama.

"Lo bukan tipe gue, Dara!"

Deg!!!

Dara langsung tertegun mendengar perkataan gadis dingin nan angkuh didepannya. Rasanya hati Dara seperti di tusuk pisau berkali-kali. Sakit namun tak berdarah. Perkataan Ayu benar-benar seperti sambaran petir yang langsung menusuk hatinya.

"Lo itu bodoh!"

Deg!!!

Dara kembali tersentak mendengar perkataan arogan gadis dingin itu. Dua kali hatinya kembali tertusuk dengan ucapan datar tanpa perasaan. Dara hanya bisa diam saja saat dirinya secara terang-terangan sedang dihina dan dicaci oleh seseorang yang dicintainya. Jangan tanya bagaimana perasaannya saat ini. Hati dia rasanya begitu ngilu dan sakit mendengar hinaan Ayu kepadanya.

"Gue gak suka sama orang bego kayak Lo!"

Deg!!!

Dara sampai menutup menutup mata ketika perkataan Ayu terus menusuk ulu hatinya. Menarik nafas dan menahan kesesakan yang sedang menimpanya kini. Sakit banget rasanya dihina dan dicaci sama orang yang Dara cintai. Menggigit bibir bawahnya menahan air mata yang siap buat keluar dari pelupuk matanya. Tapi nggak! Dara gak mau lemah sampe nangis cuman karena mendengar perkataan pedas yang terlontar dari bibir mungil Ayu.

Dara kembali membuka mata dan melihat sosok tanpa ekspresi didepannya. Bahkan dia mengatakan itu seolah-olah Dara bukanlah manusia yang tidak memiliki perasaan.

"Udah?" Tanya Dara dengan tatapan sayu dan lirihnya menatap Ayu. Tatapannya terlihat nanar ketika memandang wajah Ayu. Dia menahan kesakitan yang teramat luar biasa. Bukan hanya kesakitan yang ia tahan. Tapi air mata juga dia tahan supaya gak nangis depan gadis arogan dan angkuh didepannya.

Ayu senyum tipis melihat mata Dara yang berair. Jelas kalo cewek itu tersakiti oleh ucapan Ayu yang dingin tanpa perasaan itu. Perkataan Ayu cukup menyakitkan. Dara hanya bisa menatap sosok gadis yang terang-terangan sedang menghinanya sekarang. Didepan semua orang!

Ayu senyum sinis menatap Dara dengan tatapan meremehkan. Dia menyilangkan tangan di dada. Gaya angkuh khas Nathania Ayu Albert.

"Lagian gue gak bakalan pernah suka sama orang yang bahkan dari seujung kuku aja gak selevel sama gue."

Deg!!!

Sudah empat kali Dara tertohok oleh perkataan gadis angkuh, arogan tidak memiliki perasaan seperti Ayu. Dan bodohnya! Dara mengharapkan cinta dari gadis yang sangat sombong itu. Terlalu bodoh memang Dara dan sangat berani sekali mencintai sosok Nathania Ayu Albert yang terkenal tidak memiliki perasaan. Kalo berkata dan berucap selalu nyakitin.

"Kenapa gak terima sama apa yang gue bilang?" Tanya Ayu melihat Dara terus menatapnya dengan kedua mata yang udah penuh sama linangan air mata. Sekali kedip aja cairan bening itu pasti bisa langsung lolos. Tapi Dara memilih buat membiarkannya daripada mengeluarkan air dari kedua matanya. Dia gak mau dianggap lemah dan cengeng sama cewek gak berperasaan seperti gerandong saraf didepannya.

"Tapi apa yang gue bilang itu emang bener kan? Lo itu gak lebih dari seorang sampah yang gak punya harga diri."

Dara mengepalkan tangan mendengar bertubi-tubi perkataan yang terus menusuk hatinya. Kesal terhadap perasaan yang dia punya kepada Ayu. Ingin sekali dia membalas perbuatan dan perkataan Ayu yang terang-terangan sedang merendahkannya. Tapi kenapa Dara tidak bisa buat mengangkat tangan dan menampar Ayu saja rasanya itu berat dia lakukan.

PLAK!!!!!!

Semua orang langsung dibuat tercengang dan menutup mulut pake tangan saat Ayu ditampar secara keras.

"Sakit? Gak sesakit sahabat gue yang Lo hina!" Sinis Mira dan menarik Dara kebelakang tubuhnya. Dara sedikit kaget saat Mira dengan beraninya menampar Ayu.

Ayu langsung menatap tajam sama Mira yang dengan lancang sekali menampar pipi kanannya. Pipi yang awal putih mulus sekarang harus memerah akibat Mira menampar dengan sangat keras. Bahkan sekuat tenaga dia melakukannya.

"Dara mungkin gak berani ngelakuin hal itu! Tapi gue berani." Ucap Mira menantang Ayu dengan tatapan sengitnya.

Disti tersenyum puas saat Mira tidak takut melawan Ayu yang notabenenya memang sultan. Paling anti seluruh penghuni Nusa Bangsa berurusan sama gadis angkuh itu.

"Emang Lo manusia gak punya hati! Dengan seenaknya Lo bisa ngehina sahabat gue! Dan Lo pikir kita bakalan diem aja pas Lo hina sahabat kita!!" Marah Disti mendorong bahu Ayu.

"Lo boleh nggak suka sama Dara! Tapi jangan hina dia kayak gituh!" Mira menunjuk Ayu tepat ke mukanya.

"Emang secantik apa sih Lo! Sampe-sampe menghina sahabat gue!" Kesal Orin ingin sekali menarik empedu gadis arogan itu.

"Gue gak bilang gue cantik! Tapi seenggaknya gue bukan manusia yang gak berguna kayak kalian." Ucap Ayu pelan tapi menusuk sekali perkataanya.

"What? Lo bilang apa!!!!" Emosi Disti dibuatnya apalagi mendengar omongan kurang enak Ayu kepada mereka.

"Sini ngomong sekali lagi! Gue bikin muka Lo penyok!" Marah Anna yang ingin menonjok muka Ayu. Dia sampe mencengkeram kuat kerah baju Ayu dan ancang-ancang buat mukul.

"Sedikit aja Lo nyentuh gue! Meringkuk selamanya Lo di penjara." Dingin Ayu.

Kurang ajar!

Anna mengumpat kesal dia lupa kalo Ayu itu Sultan yang bisa melakukan apapun yang diinginkannya. Termasuk bisa saja membuat Anna di penjara selamanya dan menghabiskan masa muda Anna di penjara. Gak mau Anna!!!

Anna melepaskan tangannya dari kerah seragam Ayu dan menatap menusuk pada gadis dingin itu yang tak getar sama sekali. Padahal dia dikerubungi sama gerombolan Dara. Tapi tidak ada tanda-tanda Ayu takut atau sajabana. Dia malah terlihat datar saja mukanya.

"Mentang-mentang Lo kaya raya bisa berbuat hal apapun!!! Termasuk menghina orang sebegitunya!!!!" Sebal Orin matanya sampe berapi-api.

"Udah! Jangan berantem! Ini salah Dara." Ucap Dara merentangkan tangannya didepan Ayu menghadap ke sahabatnya yang lagi mengerubungi Ayu.

"Dara astaga! Buka baju Lo-- eh salah! Maksud gue itu buka mata Lo! Apa sih yang Lo suka dari Ayu!" Jengkel Disti sama sahabatnya. Gak punya polo pisan.

"Ayu cantik, Ayu pinter, Ayu jago main musik, Ayu suaranya bagus. Belum lagi yang paling penting---"

"--- Cukup!" Disti udah gak habis pikir sama satu sahabatnya yang sekarang kebucinan banget sama Ayu.

"Iya, kita tau Lo suka sama dia." Tunjuk Orin ke Ayu yang ada dibelakang Dara.

"Lo boleh cinta sama dia, Ra! Tapi jangan oon juga dong!" Kesal Orin karena Dara terlalu mengejar-ngejar Ayu sampai merendahkan dirinya sendiri.

"Jelas-jelas dia itu gak suka sama Lo! Apa sih yang Lo harapin dari dia!" Timpal Mira yang ikutan kesel.

"Dara....." Dara memilih menunduk melihat lantai-lantai daripada melanjutkan perkataannya. Apakah pantas Dara masih mengatakan bahwa dia mencintai Ayu. Sedangkan Ayu sendiri tidak pernah mengharapkan cintanya. Dia menutup mata sambil menggigit bibir bawahnya. Jangan sampe Dara nangis karena hinaan seseorang yang notabenenya sekarang Dara sukai.

Anna memeluk Dara dari samping melihat sahabatnya yang menahan tangis. Manaan mata Dara udah memerah. Sekali kedip aja. Mungkin air mata keluar dari pelupuk matanya. Tapi sebisa mungkin Dara menahan agar tangisannya tidak lolos dari mata bulatnya. Sahabatnya jadi merasa iba melihat Dara yang seperti itu.

Ayu juga gak habis pikir sama bocil satu ini. Padahal udah Ayu hina sekuat tenaga masih saja membelanya. Masih ingin melindungi Ayu dari serangan sahabat-sahabatnya. Menjaga Ayu dari kekerasan yang mungkin akan banyak dia terima dari sahabat Dara. Tapi Dara sendiri malah menjaga dan melindungi Ayu. Setelah apa yang dia katakan kepadanya. Dara masih mau melakukan hal baik kepada Ayu? Bodoh memang.

Dan lebih bodoh lagi perasaan Ayu yang merasa serba salah melihat Dara yang terus menunduk. Padahal dia yang menyakiti Dara tapi dia juga yang tersakiti oleh perkataan yang sudah dia lontarkan sendiri kepada Dara. Perasaan macam apa ini!! Kenapa Ayu harus memiliki rasa simpati pada Dara.

"Ra...." Panggil Mira yang merasa khawatir sama sahabatnya yang terus menunduk.

"Dara gapapa." Senyum Dara meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja. Dia membalikkan badan melihat Ayu yang ada dibelakangnya. Masih dengan senyuman manis yang ada dibibirnya melihat lekat-lekat wajah dingin itu.

Dara memegang dan menyentuh pipi kanan Ayu yang memerah akibat di tampar Mira barusan.

"Secinta ini Dara sama Ayu sampe gak mau ngeliat Ayu kenapa-napa. Padahal setelah apa yang Ayu lakuin sama Dara. Seharusnya Dara benci! Tapi Dara gak bisa buat kasar sama Ayu aja rasanya Dara gak sanggup. Dara pengen banget balas perbuatan Ayu. Tapi Dara gak bisa! Kenapa? Bukan karena Dara bodoh. Bukan karena Dara lemah dan gak berani lawan Ayu. Bisa aja sekarang Dara nampar atau mukul Ayu. Tapi karena Dara mencintai Ayu dan itu kenapa Dara gak bisa nyakitin Ayu. Karena Dara..... Mencintai Ayu."

Dara langsung pergi setelah mengatakan itu kepada Ayu. Tanpa memperdulikan dan melihat orang-orang yang padahal dari tadi menunggu Dara membalas perbuatan kasar Ayu kepadanya. Tapi sayang! Dara sama sekali tidak membalas Ayu. Dia malah memilih pergi dan mempercepat langkahnya saat tangisan itu meminta agar segera lolos dari pelupuk matanya.

"Awas Lo yah mayat berjalan!" Sebal Disti menatap jengkel sama Ayu. Malah sahabat Dara yang pada benci dan gak suka sama tuh manusia jelmaan kutub Utara.

Mereka berempat langsung menyusul dan mengejar Dara. Masih dengan umpatan dan amarah yang ingin membakar Ayu hidup-hidup. Tapi terlalu takut sama kekayaan dan kekuasaan Ayu bisa saja langsung membuat mereka menghabiskan waktu di penjara. Namun kebencian mereka terhadap Ayu semakin meningkat. Apalagi setelah menghina dan memaki Dara didepan umum seperti itu.

Lebih baik memang Ayu harus menghentikan itu sekarang. Daripada semakin lama semakin susah nanti Ayu melepaskan Dara. Apalagi sekarang rasanya hati dia sudah menghangat setiap bersama Dara. Ayu tidak ingin jika sampai perasaan ini semakin dalam jatuh kepada gadis childish itu. Apalagi jika memang niat Dara mendekatinya hanya sebagai pelarian dan pelampiasan Dara untuk melupakan Aldi. Ayu belum siap tersakiti apalagi terluka untuk yang kedua kalinya.

Ayu mengeluarkan nafas cukup dalam. Dia melihat kepergian Dara yang sama sekali tak menoleh kearahnya lagi. Setelah Dara pergi dia benar-benar melengos pergi tanpa menghiraukan Ayu lagi. Membuat Ayu menutup mata. Apakah Dara akan melepaskan Ayu seperti yang dikatakan oleh teman-temannya?

Bukankah seharusnya Ayu merasa senang jika gadis childish itu pergi dari dalam hidupnya. Dara pergi dan menjauh tidak akan pernah mengganggunya lagi. Tapi kenapa Ayu malah takut merasa kehilangan. Kenapa Ayu takut Dara benar-benar pergi dari sisinya. Dan tidak akan ada seseorang yang menghantui dan menguntit sebagai bayangan.

Apa ini kenapa perasaan Ayu jadi campur aduk. Gundah gulana yang takut akan kepergian Dara. Dan sejak kapan Ayu perduli akan perihal itu. Bener-bener roller coaster! Itulah Nathania Ayu Albert:)

Sekarang bukankah bagus jika Dara pergi? Itu yang Ayu inginkan bukan. Gak semua bisa mengerti dan memahami apa yang diinginkannya. Terkadang dia bilang pergi tapi jauh di lubuk hatinya dia tidak ingin dan tidak mengizinkan.

Nasi sudah menjadi bubur!

Ayu tidak bisa mengembalikan keadaan yang ada. Dia sendiri yang meminta Dara pergi dan sekarang mungkin gadis childish itu akan benar-benar pergi dalam hidupnya. Tidak ada yang bisa Ayu sesali dan perbaiki. Karena semuanya sudah terjadi dan Ayu sendiri yang menginginkan itu.

Cinta.....

Memang menyakitkan!

Terkadang Ayu tidak pernah meminta kehadirannya. Tapi dengan lancang sekali dia datang dan menghampiri Ayu. Membuat Ayu terlena dan terbuai dengan esensi jatuh cinta. Yang dia tidak bisa tolak dan hindari kehadirannya. Karena.... Ayu mencintai Dara.

Tanpa diminta dan tanpa diinginkan! Tanpa dia tau dan datang dengan sendirinya. Cinta itu mempertemukan Ayu dan Dara pada momen yang Ayu katakan adalah sebuah kesialan dalam hidupnya. Tanpa diduga! Semua itu terjadi karena takdir yang mengizinkan pertemuan mereka berdua. Dipertemukan dalam sebuah pertemuan yang berakhir mereka bisa saling mencintai seperti ini. Walaupun Ayu tidak ingin! Hati tetaplah hati. Tidak bisa dibohongi apalagi dihindari perasaannya.

Ayu...

Mencintai Dara tanpa disadari!

Terlambat!

Satu kata itu yang sekarang terjadi. Mungkin Ayu terlambat untuk mengakui dan menyadari. Karena dia sudah lebih dulu mematahkan bahkan berkali-kali menyakiti Dara. Tapi Dara dengan senyuman manis dan sikap bebalnya tetap mencintai Ayu. Walaupun sudah jatuh berkali-kali.

*******

Makanya Ayu jangan munafik nyesel kan:)