webnovel

RIRIE MENCOBA HAL YANG BARU

Setelah berfikir sejenak Ririe berkata, "Kasih aku waktu deh ...kalaupun mau mungkin kita berteman saja dulu yaa...aku kan belum kenal kamu juga." Rasanya memang betul sikap yang dia ambil itu.

Naah jawaban itu yang aku mau dengar, dalam hati Ardi. "Trimakasih. Kamu mau kita berteman dulu. Hari ini kamu bawa mobil engga Rie?"

Ririe tersadar , kok bisa kebetulan begini "Aku naik taksi tadi," jawabnya perlahan.

"Okee...aku antar kamu pulang yaaa?" kata Ardi sambil berdiri mantap.

Mereka kembali menyebrang jalan untuk ke kampusnya. Karena lalu-lintas cukup ramai sore itu ,Ardi tidak canggung-canggung memegang lengan yang berada disampingnya untuk menyebrang bersama sampai depan pintu gerbang.

Masih tampak ramai di Kampus dan beberapa pasang mata melihat keduanya berjalan menuju halaman belakang kampus.

Ardi dengan sikap gentlenya membukakan pintu mobilnya untuk Ririe,

"Silahkaaan...,"sambil mengayunkan tangannya.

"Hmmm...trimakasih, kayak ratu aja dibukakan pintu , kamu ada-ada saja aaah."

Ardi senangnya bukan main bisa berdua di mobilnya, iapun langsung menghidupkan radionya.

"Kamu senang dengar radio ya Di ?" tanyanya agak keheranan, zaman sekarang masih dengerin radio.

"Iya...aku sih lebih suka dengar lagu dari radio, lebih kekinian, lebih bervariasi lagi, apalagi kalau penyiarnya pintar bawakan acaranya," jawabnya sambil menyetir mobilnya keluar kampus.

Ririe terdiam sejenak sedikit mengedarkan pandangannya ke dashboard mobil BMW itu, kesan mewah dan wangi parfum didalamnya terasa menyejukan. Yaa pantaslah Ardi dengan penampilan seperti ini karena orang tuanya pengusaha dibidang jual-beli mobil mewah. Mungkin ia juga sudah punya usaha,dalam hatinya.

"Kamu tuh sebenarnya asli mana sih ?"

"Aku sih lahir di Medan, sebelum pindah ke Semarang orang tuaku tinggal disana. Kalo kamu asli Semarang yaa Rie?"

"Iya...aku lahir dan besar disini, orang tuaku bapak dari Semarang, ibu dari Jogya."

"Kalo kedua orang tuaku sih asli Medan."

"Aku anak pertama dari 3 saudara, adikku satu perempuan dan yang paling bungsu cowok,kalo kamu?" tanyanya sambil menoleh kearah Ririe ketika berhenti di lampu merah perempatan.

"Aku tiga bersaudara juga."

"Hmmm...kayaknya kamu nomor 1 yaa ?" tebaknya.

"Hehehe aku nomor 2, ditengah, "katanya sambil merapikan letak tasnya.

Ardi membuka ice-box disampingnya "Oh iya...ada minuman dingin nih, kalo kamu haus Rie."

"Engga aah ... trimakasih," halus ia menolaknya.

"Orang tua sehat ya Rie?"

"Baik aja trimakasih."

Sesampainya di depan rumah Ririe.

"Aku suka duduk diteras taman rumah kamu,kapan-kapan boleh yaa aku jemput kamu?"

"Aaaah...hehehehe...iya kapan-kapan aja ya , aku engga janji hehehe."

Ardi hanya tersenyum saja tetap dibelakang kemudinya.

"Aku turun duluan yaa, trimakasih Ardi," katanya sambil membuka pintu mobilnya

"Okeee , salam buat orang tua kamu yaa Rie."

Kesempatan pertama lancar dan hati Ardi berbunga-bunga .Pasti aku dapat mendekati Ririe perlahan-lahan. Mobilpun meluncur meninggalkan lokasi itu.

Pak Agoes yang sedang duduk di ruang tamu menanyakan ,"Kamu pulang dengan siapa itu Rie?"

"Diantar teman tadi pak " jawabnya ketika bapaknya melihat Ririe masuk ke rumah.

"Hasann bagaimana kabarnya Rie ?" lanjut dia menanyakan lelaki yang sudah dikenalnya itu.

Ririe tersentak sedikit, tapi ia berusaha menguasai diri.

"Mmm... baik aja sih kayaknya, jarang sekarang sih kontak-kontakannya. Sibuk mungkin dengan pekerjaannya," katanya dengan nada agak lemah dan rona muka datar.

Bapaknya menoleh ke arah Ririe dengan sedikit heran dan rasa iba.

Sebelum ada pertanyaan lain, Ririe segera masuk kamarnya dan duduk disisi tempat tidurnya merenung mengingat kejadian yang baru saja bersama Ardi.

Ia pun segera membuka lembaran diary nya,

Dear diary,

Ada Ardi yang naksir aku, orangnya gentle, tinggi , ganteng , orang kaya. Kelihatanya sih baik dan menjanjikan.

Bagaimana ini yaa dear diary ?

Ririe berangkat mandi, tapi pikirannya masih belum bisa pindah .

Di ruang keluarga,

Ibunya yang sedang menyiapkan makan malam, menanyakan

"Hasann bagaimana kabarnya Rie, masih berhubungan dengan dia?"

Aduuh kok lagi-lagi pertanyaan soal Hasann sih? dalam hatinya. Ada rasa bersalah sedikit singgah dihatinya.

"Masih bu." Ia menjawab singkat.

"Tapi teman kamu yang datang kemari itu ganteng banget Rie,ck...ck...ck kayak artis lho pak?" katanya ke bapaknya.

"Yang mana?" Pa Agoes belum pernah bertemu dengan Ardi.

"Siapa Nak namanya cowok yang datang kemarin itu?" Ibunya menanyakan.

Ririe menarik nafas panjang dan melepaskannya perlahan , berusaha tenang," Ardi. Ardiansyah bu."

"Ooh Ardiansyah ... siapa orang tuanya itu Nak ? anaknya ganteng gitu, orang tuanya artis apa yaa?" Lagi-lagi ibunya bilang kalau Ardi itu ganteng kayak artis.

Tapi engga dijawab oleh Ririe yang masih galau. Dia diam saja duduk seakan tidak menangkap pertanyaan ibunya.

Ririe perlu ada teman untuk menceritakan semuanya, engga bisa dia pendam semua cerita, pertanyaan di dalam dadanya sendiri...bisa-bisa menjadi bom waktu ! Tapi kepada siapa dia bisa bercerita? Apakah dengan bapaknya ?

Ririe pun semakin menjalin kedekatan dengan Ardi, sering mereka menghabiskan waktu kosong diantara kuliahnya untuk duduk berdua di kantin atau cafe di sebrang jalan itu.

"Mau pesan milk-shake seperti biasa dengan muffin?"tanya Ardi sudah mengenal kebiasaannya

"Hmm...hehehe hari ini menunya sedikit berbeda laah, aku mau pesan Yoghurt aja deh."

"Itu aja?"

"Iya."

"Oke aku pesenin yaa... ." Ardi memperlakukannya spesial, terasa pas di hati Ririe .

Ririe mengulas senyum bahagia, matanya terus mengikutinya dan melemparkan senyum manis dengan lesung pipitnya ke Ardi sewaktu ia berjalan kembali ke mejanya.

"Nanti malam kita nonton yuk Rie... .?" Ardi mengajukan lagi tawarannya.

Ririe langsung menyambutnya "Oh iya ada film Ocean 8 , Sandra Bullock ! hayuuu kita nonton yuuk hehehe,"katanya kesenangan matanya membulat.

"Hehe kamu suka Sandra Bullock ya? Aku juga suka sih, selain dia aku suka perannya Kevin Costner atau Nicolas Cage. The Lake House kamu udah nonton belum ?"

"Ooh Lake House sudah dong, film lama itu...pokoknya kalo dia yang main , pasti aku nonton hehhe."

"Ooh yaa ...aku juga kalo pemainnya Nicolas Cage selalu nontonin."

"Kita engga lama-lama disini dong yaa, nanti engga keburu nontonnya, ini sudah mau jam 5. Aku pulang dulu yaa?"

Masih ingin santai berdua, Ardi menjawab "Iya santailah...pas jam aja 5 kita cabut dari sini."

"Kamu lahir tanggal berapa Rie,?aku pengen tau aja sih, jangan sampai kelewat ulang tahunnya hehe bisa gawat nanti !"

"Hari ke tiga puluh , bulan ke enam, bintang Gemini hehehe, kamu ?"Ririe balik bertanya.

"Hmmm... aku tanggal 24 maret bintang Aries, orangnya setia hehe."

"Huuh Aries sih keras kepala yaaa ?"katanya sambil mencibir.

"Gemini juga suka berubah-ubah, jadi ada 2 kepribadian gitu yaa?" sepertinya Ardi menanyakan kebenarannya.

"Engga laaah, engga betul itu! yang betul pacarnya 2 hehehe, engga denk ,"langsung diralatnya.

"Hahahaha." Ardi tertawa dibuatnya.

"Jadi betul yaa kamu udah punya pacar,gitu?"

"Bukan pacar sih sebenarnya tepatnya calon suami," katanya lagi dengan nada bercanda yang lagi-lagi membuat Ardi tertawa lepas . Lucu juga pikirnya.

"Ayo nih udah jam 5 lewat, kita pulang!" kata Ririe sambil melihat jam dipergelangan tangannya.

Kembali Ardi memegang tangannya,yang terasa lembut untuk menyebrang jalan. Di parkiran mobil belakang kampus, Ardi mendekati Ririe yang sudah siap dibelakang stir mobilnya...

Ia menundukan sedikit kepalanya..."Aku jemput kamu jam 6.30 yaaa?"katanya.

Yang dibalas anggukan Ririe dengan lesung pipitnya.

Ririe senang bukan main, dia sudah wangi dengan pakaiannya untuk ke bioskop, celana panjang warna putih dan kaos t-shirt warna biru tua ,sedikit ia memoleskan lipstik di bibirnya.

Bapaknya yang dari tadi memperhatikan, menggodanya "Hmmm...anak bapa ini mau kemana? kelihatannya ceria amat nih Rie?"

"Ririe mau nonton Ocean 8 sama Ardi ya pa?" jawabnya sepertinya meminta ijin juga.

Belum sempat mendapatkan jawaban dari bapaknya ,tiba-tiba sebuah sedan putih BMW parkir didepan dan membunyikan klaksonnya perlahan.

Pengemudinya keluar dan menyalami pa Agoes.

"Malam Oom...saya Ardi teman kuliahnya Ririe,"sambil sedikit menundukan tubuhnya yang tinggi atletis itu dan mereka berjabatan tangan.

"Ijin mau ajak Ririe nonton nih Oom hehehe," katanya sambil menoleh ke arah Ririe yang sudah berdiri dari duduknya.

Ardi pun sebentar menatap Ririe yang sudah siap berangkat.

"Yuuuk," ajaknya kayak engga sabar gitu.

Ririe berjalan bergegas kedalam rumahnya menjumpai ibunya untuk pamit pergi dan kembali ke teras sendirian.

"Pak... Ririe pergi dulu yaaa."

Tampak ibunya Ririe mengintip dari gorden, lelaki tampan layaknya artis dengan mobil sedan putihnya.

"Ganteng kan paa Ardi itu...kayak artis?!" yang disetujui oleh bapaknya

"Iya ganteng banget ,tinggi lagi, kayak bule itu sih!