webnovel

DANGER!

Kim Hongjong hanyalah manusia biasa yang dipertemukan dengan Park Seonghwa. Seonghwa adalah arwah yang berkeliaran disekolahan Hongjong. Disanalah mereka bertemu. Dan dimulai dari sanalah kisah mereka dimulai.

syffya · Horror
Not enough ratings
4 Chs

eps.3 (bukan?)

"Kang Y-yeosang?" tanyaku dengan hati-hati. Seonghwa hanya diam.

"Entahlah aku lupa namanya." kata Seonghwa tiba-tiba.

"Bagaimana kau bisa lupa ha?" tanyaku.

"Karena aku sudah mati sejak 2tahun lalu." kata Seonghwa.

"Bisa jadi kita seumuran?" kataku.

"Mungkin."

"Tapi jika kita satu sekolahan, kenapa aku tak pernah melihatmu?" tanyaku.

Seonghwa hanya menggaruk-garuk rambutnya. "Kau murid pindahan kan? Sama seperti siapa itu yang mancung dan tinggi?" kata Seonghwa.

"Mingi?" jawab ku.

"Nah iya, jadi kau tak tahu siapa aku." katanya.

"Tunggu, berarti kau tau Yunho?" kata ku.

"Yunho? Jeong Yunho?" kata Seonghwa.

"Iya."

Seonghwa tampak berfikir.

"Tau, tapi aku tak terlalu dekat dengannya." kata Seonghwa.

"Apa dia tau kau?" tanyaku.

"Hmm mungkin." jawab Seonghwa.

"Kenapa bisa mungkin?" tanyaku.

"Huh kan aku meninggal saat masih kelas 10 dan seingat ku. Aku hanya pernah bertemu dengannya sekali saat saat dihukum."

"Dihukum apa?"

Aku sangat kepo kan?. Tak apa.

"Mungkin beringsik waktu MOS." jelas Seonghwa.

Aku hanya menganggukkan kepalaku. Setelah itu suasana sepi tak ada yang membuka pembicaraan. Seonghwa sibuk dengan pandangan diluar jendela, sedangkan aku hanya sibuk memikirkan topik.

"Hwa." / "Kim."

Ucap kami bersamaan. "Kau duluan saja." kata ku, sebelum menjadi canggung lagi.

"Aku ingin pergi ke taman sana." ucap Seonghwa sambil menunjuk taman depan komplek.

Bagaimana bisa terlihat? Karena rumahku tingkat.

"Oh, baiklah." jawabku.

"Sungguh kau mau mengajak ku kesana?" kata Seonghwa.

"Iya, memang kenapa?" tanya ku.

"Karena aku ingat dulu adikku sering mengajakku kesana." ujar Seonghwa.

Aku tersenyum lalu berjalan kearah Seonghwa. "Iya, siapa tau pas kita kesana kau bertemu dengan adikmu." kata ku.

Seonghwa mengangguk. "Hmm kau tadi memanggilku kenapa?"

Hampir saja aku terlupa. "Itu, tadi ada orang nama nya Kang Yeosang. Dia bilang 'Aku minta maaf'." kata ku.

Bisa ku lihat raut wajah Seonghwa seperti orang kebingungan.

"Ya sudah kau maaf kan saja si Yeosang itu."

Apa ini?. Apa yang dia fikir Yeosang meminta maaf untuk ku? hahaha sungguh lucu.

"Bukan seperti itu maksudnya, maksudku Yeosang bilang 'Aku minta maaf' itu untukmu." jelas ku.

"Ha? aku saja tak mengenal nya." kata Seonghwa.

"Terserah kau saja lah aku ingin tidur."

Aku sudah memposisikan diri diatas kasur. Selimut sudah terpasang sempurna. Lalu...

Seonghwa belum pergi juga.

"Kau kenapa?"

"Aku juga ingin tidur." katanya.

"Ya sudah sana tidur." kataku.

"Apa boleh aku tidur disini?"

Apa-apaan lagi ini!

"Kau ini kenapa ha? apa di alam mu tak ada kasur? jadi kau tak bisa tidur?" kataku.

"Disana tak nyaman, boleh ya? aku sudah lama tak merasakan tidur di ranjang." katanya dengan wajah yang bisa dibilang memelas.

Aku menghela nafas. "Baiklah, ini jarak kita." kataku sambil menaruh guling ditengah-tengah.

"Baiklah! terimakasih Kim!" katanya dengan senang lalu berlalu dan naik ke atas kasur.

"Wah ini sungguh nyaman." katanya.

Tak berselang lama dia langsung menutup matanya. Apa dia sudah tertidur?.

"Aku baru tahu hantu bisa tidur." ucapku pelan.

"Oh? apa ini biasanya aku tak nyaman dangan hal baru tapi ini? kenapa aku jadi nyaman. Huhuhu jantungnya Hong kok jadi kenceng banget ya." kata ku sambil memegang dada.

Aku masih lurus kan? pikirku. Jika boleh jujur Seonghwa itu bisa dibilang cantik? entahlah tapi itu yang ada dipikiran ku.

Aku menguap, mataku sudah berat. Perlahan semuanya gelap. Aku mulai terlelap.

.

.

.

Pagi ini cuaca sungguh dingin, aku saja sampai memakai Hoodie. Aku sudah berada dilapangan.

Langkahku terus berjalan sampai Aula. Tiba-tiba ada yang memanggil ku.

"Hongjong!"

Aku memutar badan.

Dia, Seo Changbin. Teman satu kelasku.

"Apa?" tanya ku.

"Aku disuruh Yeosang buat nanyain sesuatu." kata nya.

"Tanya apa?"

"Apa kau sudah menyampaikan permintaan maaf nya?"

"Ah itu, iya sudah."

"Lalu apa jawabannya?"

"Dia bilang tidak mengenal Yeosang."

Changbin menggaruk pipinya. "Siapa coba yang tibak mengenal Kang Yeosang?" katanya.

Lah, benar juga ya. Keluarga Yeosang kan cukup terkenal juga.

"Ya bagaimana aku tau?" kataku.

"Ya sudah lah, ayo ke kelas." katanya.

Aku dan Changbin berjalan bersama ke kelas.

.

.

.

Bel pulang sekolah baru saja berbunyi. Aku sudah membereskan buku-buku.

"Kak Hong." panggil Yunho yang berada disebelah ku.

"Apa?"

"Buku catatan ku apa sudah selesai kau pinjam?"

Oh aku teringat kemarin aku belum sempat mengambilnya karena ada urusan dengan Yeosang.

"Ah iya sudah, tapi ada diloker ku. Mau diambil?" tanya ku.

"Iya kak, aku lagi butuh soalnya." kata Yunho sambil menganggukkan kepalanya.

"Akan ku ambilkan." kataku.

"Aku ikut." kata Yunho, aku hanya mengangguk saja.

Kami berdua berjalan menuju loker. Seperti biasa sebelum sampai ke loker harus melewati toilet.

Baru saja sampai di loker saat aku membukanya tak sengaja aku melihat Yeosang berjalan ke arah toilet.

Aku melamun. Memikirkan apa Yeosang adiknya Seonghwa. Jika iya, bisa jadi Yeosang akan bertemu denganku nanti ditaman.

Ah iya aku lupa ada janji dengan Seonghwa. Segera ku ambil buku Yunho lalu memberikan bukunya itu.

Aku berlari sampai diparkiran. Aku tahu ini berlebihan, tapi entah kenapa aku tak mau membuat Seonghwa menunggu ku. Padahal kita belum menunjukkan akan pergi jam berapa.

.

.

.

Sampai dirumah aku segera mandi dan makan. Seonghwa sudah menunggu diruang tamu.

"Apa kau masih lama Kim?" kata Seonghwa yang berada diruang tamu.

"Tidak!" jawabku agak sedikit teriak karena aku ada didalam dapur. Tenang saja mamahku masih kerja jadi di rumah hanya ada aku dan Seonghwa.

"Baiklah ayo berangkat."

Aku berjalan keluar dapur. "Jalan saja tidak apa-apa kan?" tanyaku.

"Iya ga papa." jawab Seonghwa.

Aku dan Seonghwa langsung berjalan keluar rumah. Kami jalan beriringan itulah yang ku lihat. Mungkin bagi orang lain aku hanya berjalan sendirian saja.

"Kak Hong mau kemana?!" itu San. Dia sedang berada didepan rumah dengan mainannya.

"Aku mau ke taman." jawabku.

"Sendirian?"

Aku berfikir sejenak. Jika aku jawab iya mungkin Seonghwa akan tersinggung, tapi memang itu yang dilihat San. Aku hanya berjalan sendirian.

"Jawablah iya, lalu kita pergi ke taman Kim." ujar Seonghwa.

Aku tersenyum kaku pada San. "I-iya aku sendirian."

Tiba-tiba San memperlihatkan wajah bahagianya. "Apa aku boleh ikut?!" tanya nya dengan antusias.

Dengan sepontan aku menggelengkan kepalaku. "Ak-aku butuh waktu untuk sendiri dulu." kataku.

"Yah, ya sudah aku akan mengajak Uyong saja." katanya dengan sedih lalu kembali lagi pada mainannya.

Jika boleh ku beritahu kalian, San ini masih seperti anak kecil. Mulai dari sifat hingga penampilannya. Tapi untung saja ada Wooyoung, Mingi, Yunho dan aku yang menerimanya apa adanya. Dan jangan lupakan keluarga nya juga.

Keluarga-nya San itu sangat baik pada siapa saja. Bahkan keluarga San sering mengirimkan makanan ke rumahku. Mamah ku dan bundanya San itu teman dekat sejak SMP, jadi tak heran jika keluarga ku dan keluarga San itu dekat.

"Sudah kan? ayo jalan lagi." kata Seonghwa.

"Ah iya."

.

.

.

Kami sudah sampai di Taman depan komplek. Disini masih sepi. Iya lah siapa juga yang mau ke taman siang-siang begini?.

"Hwa aku haus ingin membeli minum dulu, kau tak apa kan sendiri?" kata ku.

"Iya, aku akan berkeliling dulu." katanya.

Aku hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan Seonghwa sendiri. Aku terus berkeliling sampai aku menemukan truk drink yang berada dipintu Utara taman, tak jauh didepan ku.

BUGH!

Aku berlari sampai tak sengaja menabrak seseorang.

"Aduh maaf ya." kata ku sambil mengulurkan tanganku.

Orang itu melihat ke arahku. Sial dia Yeosang.

"Kau punya mata tidak sih?" ucapnya; langsung berdiri dengan mengabaikan tanganku yang terulur untuknya.

"Maaf." kataku. Tanpa memperdulikan ku Yeosang langsung pergi meninggalkanku.

"Bagaimana kalau Yeosang memang adiknya Seonghwa?" monolog ku.

Aku tak memikirkan itu, aku langsung berlari lagi menuju truk drink itu. Setelah beberapa menit aku menunggu, akhirnya aku mendapatkan minumannya.

Sekarang aku berjalan lebih santai menuju tempat pertama ku dan Seonghwa tadi. Sambil menyeruput minumanku. Aku melihat kanan kiri ku, ternyata indah juga kalo diperhatikan.

Aku mengeluarkan ponselku dari saku celana. Mengambil beberapa gambar dengan objek yang menurutku cantik.

Aku menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nya lagi pelan-pelan. Sungguh lega.

"Hah sudah tidak sepanas tadi." kataku.

"Kim! Kim! Kim!"

Mendengar panggilan itu membuatku gelagapan sendiri. Aku tahu itu Seonghwa, tapi kenapa memanggil nya sangat tidak seperti biasa.

"Apa?" kataku pelan. Aku masih memikirkan pikiran orang-orang terhadap diriku. Bisa jadi mereka berfikiran bahwa aku sudah gila. Ingatlah Seonghwa itu hanya lah arwah-hantu.

"Aku melihat adik ku ada disini." kata nya dengan nada senang. Sungguh aku kaget.

"Dimana?" tanyaku.

"Tadi ada diparkiran." kata Seonghwa

"Dia pulang?" tanyaku.

"Tidak, dia baru beberapa menit tadi masuk ketaman ini, lewat pintu Utara."

Tunggu. Apa benar jika adiknya Seonghwa itu Yeosang?.

Oh tuhan dunia begitu sempit ternyata. "Ayo kita cari adikmu." kataku.

Dengan wajah bahagia Seonghwa langsung menganggukkan ajakan ku.