webnovel

Cutton Candy

This is of Short Story about LOVE in pairing Hey Say Jump jika ada orang yang mencintaimu namun ia ingin menghancurkanmu. tapi masih adakah orang yang ingin menyelamatkanmu dari seseorang?

Cutton_Candy · Celebrities
Not enough ratings
16 Chs

Perasaan Ini....

[Chapter 3] perasaan ini....

"ehh anooo... ettooooo"daiki kebingungan

"eehh kau tak harus menjawabnya sekarang"

"anoo bukan itu masalahnya"

"lalu masalahnya apa daichan?"

"tapi maaf saat ini aku blm bisa menjawabnya" daiki pergi meninggalkan yuyan sendirian diatap gedung

"eehhh, yaah kok pergi sih"

Daiki pergi meninggalkan yuyan dan segera berlari menuju ke kelas. Melihat daiki yang dari tadi menghela nafas panjang chinen merasa ada yang tidak beres dengan kakaknya, sambil memandangi raut wajah daiki yang masih menyimpan sejuta tanya akhirnya chinen memberanikan diri tuk mengorek informasi secara diam diam.

"daineechan kenapa kau murung seperti itu?"

"ahh tidak apa, nanti pulang kampus mampir di kedai eskrim sebentar ya"

"un .. baiklah"

Jam pelajaran telah usai, mereka pergi bersama untuk membeli eskrim dikedai tak jauh dari kampus mereka. Namun ditengah perjalanan Yama melihat mereka berdua, tanpa sepengetahuan si kembar Yama mengendap masuk ke kedai eskrim itu.

"nee yurichan kau mau pesan apa" tawar daiki

"uummmmmm yang ini aja" yuri menunjuk eskrim coklat strawbery dengan taburan misses warna warni di tambah 2 stick pocky di atasnya.

"baiklah, aku pesan yang split coklat plus vanila"

"eemm daichan"

"ada apa yurichan?"

"sepertinya ada yang membuntuti kita?"

"eehh siapa?? Dimana?"

"itu ada cowok yang pakai masker putih, kacamata, sama syal warna merah, jaket coklat" yuri mendiskripsikan penguntit tersebut

"tunggu sepertinya aku mengenal dia, coba aku agak sedikit mendekat. Ayo pindah tempat duduk agar aku bisa melihat siapa dia" kata daiki. setelah mereka pindah tempat duduk

"eehh aku tahu siapa dia?" daiki mengetahui si penguntit tersebut

"siapa daineechan?"

"pppffttttt .... itu ketua"

"eehhhh majide?"

"iya sungguh ... potongan rambut itu, syal itu, gantungan tas itu, dan kacamata juga sudah hafal. Meski wajahnya di tutup pakai masker tapi postur tubuhnya tidak bisa bohong"

"eehh ternyata kau lebih mengenalnya ya dainee"

"semua orang di kampus juga mengenalnya"

"begitu terkenalnya ya ketua"

"kau saja yang tak mau tau tentang ketua, isi pikiranmu hanya yutti saja" sepertinya daiki cemburu.

"duh kumohon jangan bahas itu lagi, aku sudah muak"

"baiklaaah~~~" sesudah mereka menghabiskan eskrim, daiki menghapiri yama dan bertanya apa maksud dia membuntuti mereka

"yama senpai .. konnichiwa" dari belakang daiki mengagetkan yama

"eeh bagaimana kau bisa mengenalku?"

"lupakan itu. Aku ingin menanyakan sesuatu, apa maksud mu membuntuti kita"

"eeehh GR .. aku hanya ingin membeli eskrim disini"

"tapi kenapa kau memakai pakaian seperti ini dengan masker dan syal"

"ettoo ... anooo... etoo aku hanya terkena flu"

"ciiihhh makan eskrim disaat kena flu, tak masuk akal .... baiklah kalau kau tak ingin membicarakannya Jyaa nee senpai~~" kata daiki

"eehhh chotto matte tte..."

"umm nani senpai?"

"anoo bukan kau daichan tapi yurichan..."

"iya senpai"

"anooo boleh aku bertukar kontak denganmu" dengan perasaan berdebar yama memberanikan diri tuk memintanya

"un boleh"

*cieee yamachan senyam senyum sendiri*

====================================

Suatu ketiak disaat Yuri sedang berjalan di lobby ia berhenti tiba tiba dan melihat papan pengumuman tentang perekrutan dewan mahasiswa untuk menjadi bagian devisi inti, di bawah tertulis pendaftaran langsung ke ketua dewan. Tanpa pikir panjang yuri langsung menghubungi Yama yang tak lain adalah ketua dewan mahasiswa

"moshi moshi yama-senpai"

"hai ada apa?"

"apa perekrutan dewan inti masih ada?"

"oh masih ada, apa kau ingin mendaftarkan dirimu?"

"un un, kalau boleh aku ingin bergabung dengan dewan mahasiswa ini"

"baikalah kau keruang dewan sekarang untuk mengisi formulir pendaftaran"

"baiklah" yuri menutup telfonnya dan segera menuju ke ruang dewan.

"anoo permisi"

"ah yurichan masuklah dan isi formulir ini" kata yamada

Yuri melangkahkan kaki kecilnya masuk ke ruang tersebut, tampak ruangan yang sangat luas banyak kursi dengan meja yang begitu cukup panjang dan juga banyak dokumen dokumen yang di lektakan dilemari, majalah dindingpun juga tak lupa diberi ornamen sehingga nampak begitu ceria dan ramai. Yuri begitu menikmati pemandangan diruangan tersebut tiba tiba ia kaget karna disana juga ada yutto yang akan mendaftar dewan mahasiswa.

"apa yang kau lakukan disini?" tanya yuri

"aku ingin mendaftar" jawab yutto

"oh nampaknya kalian sudah kenal ya" timpa yamada

"iya dia temanku satu kelas" ujar yutto

"baiklah kalian isi formulir ini dulu, jika sudah selesai kalian bisa tingalkan formulir dimeja"

"baik" ucap yuto dan yuri.

Yama meninggalkan mereka berdua untuk mengambil sebuah dokumen yang tertinggal di ruangan fotocopy di tambah hanya yamada saat itu yang bekerja sendirian. Di sela mereka mengisi formulir tiba tiba yuto mengingatkan kejadian waktu itu.

"yurichan kau belum menjawab pertanyaanku waktu itu" kata yutto

"eh yang mana?"

"sigh..... kau melupakannya, apa perlu aku ingatkan lagi"

"tabun kono toki" *mungkinkah waktu itu* batin yuri dan mendadak hening

"apa?? Kau mengingatnya ya?. Jadi apa jawabanmu" yuto lagi lagi mendekatkan wajahnya dan hampir melumat bibir kecil yuri.

"hentikan yutti. Aku sudah muak dengan ini. Setiap kali kau hanya menyerangku tuk melampiaskan nafsu bejatmu"

"sudahlah gak usah protes. Saat ini aku tau kau juga suka padaku kan?"

"itu dulu yutti. Waktu kita SMA"

"hmmm begitukah?" tanpa pikir panjang yutti mendekatkan wajahnya dan langsung melahap bibir kecil yuri, serangan bertubi tubi tak henti menghujani bibir yuri. Tangan yuto yang tak bisa diam terus meraba buah dada yuri dengan lembut. Ciuman yuto turun kebawah, leher yuri juga ikut diciuminya sampai ada bekas warna semu merah.

"yame.... ttee.... yu....tti aaahh" yuri mendesah

"jawab pertanyaanku tadi. Baru kulepaskan" yuti melanjutkan ciumannya

"lepas....kan" yuri berhasil mendorong yutti dan melepaskan ciuman mereka

Tak lama yamada kembali dari ruangan fotocopy dan yuto merapikan tempat duduknya dan seakan akan tak terjadi apa apa.

"kalian sudah selesai mengisinya?" tanya yamada

"ah sudah ketua"jawab yuto

"baiklah kalian bisa keluar, oh iya nanti kalau ada pengumuman untuk berkumpul silahkan langsung datang saja ke ruangan dewan ya. Ini tidak menggunakan sistem tes, jadi secara resmi kalian sudah langsung diterima di dewan mahasiswa. Untuk penempatan devisi kalian bisa tunggu satu minggu lagi" jelas yamada

"baik terimakasih senpai" ucap yutto dan yuri.

"ahh tunggu yurichan bisa kau tinggal disini sebentar, yutto-kun kau boleh keluar sekarang" yuto melangkahkan kaki keluar ruangan dewan mahasiswa.

"ada apa ya senpai?" tanya Yuri

"apa nanti malam kau ada acara? Aku ingin mengajakmu makan malam"

"uumm kebetulan tidak ada acara. Un un boleh" jawab yuri. Dan ekspresi Yama terlihat dengan wajah yang agak merona

"baiklah. Di cafe biasanya aku tunggu jam 6 malam"

"baiklah" jawab yuri

"tunggu sebentar..." yamada baru sadar kerah dan satu kancing baju yuri lepas dan kelihatan di leher yuri ada bekas ciuman yuto

"ada apa senpai?" tanya yuri. Melihat baju dan rambut yuri yang acak acakkan, tangan yamada memegang pipi yuri dan berkata

"siapa yang menyerangmu?"

"anoo....." wajah yuri memerah

"cepat bersihkan wajah dan rapikan baju mu di toilet sebelah" yamada mengenakan jaketnya pada yuri untuk menutupi baju yuri yang acak-acakan.

"un un" kata yuri sambil memegang jaket yamada. Setelah yuri membersihkan diri dan keluar dari toilet, yamada mengulangi pertanyaanya tadi

"siapa yang menyerangmu tadi yurichan?"

"anoo...." sambil menahan air mata

"sudahlah .. sebaiknya kau jangan pulang dulu, tetaplah bersamaku sejenak" yamada mencoba menutup mata yuri dengan tangannya karna yamada tahu yuri akan menangis sambil dipeluknya dari belakang. Perlahan air mata yuri membasahi pipinya.

"gomen nee yam..........." badan kecil yuri diputarnya sehingga posisi mereka sekarang berhadapan, tidak ada hitungan detik yamada langsung mencium bibir yuri dengan lembut.

"aku mohon jangan katakan" kata yamada

"tapi senpai....."

"husst ... aku akan mengantarmu pulang" ucap yamada pelan.

Setelah yamada mengantar yuri sampai di depan rumahnya, yamada langsung berlari mengejar bis terakhir. Sebenarnya yamada sudah mengetahui siapa yang meyerang yuri tadi sore, waktu di ruang dewan yamada melihatnya dari pintu masuk dan mengendap-endap kebetulan jarak kursi yuri dengan pintu masuk lumayan jauh. Dari kejauhan yamada menghentikan langkahnya, tangan yamada mulai mengenggam erat seakan ingin memukul yutto. Yamada melayangkan tinjunya ke tembok, sambil menahan sakit karna pukulan tadi yamada mencoba untuk tetap tenang dan masuk keruang dewan. "sigh... sial, kenapa?? Ada apa denganku? Tiba tiba aku menciumnya? Apa ini berlebihan? Perasaan apa ini? Aku tak salahkan? Hati ku kacau, ya tuhan tenangkan aku. Apa dia baik baik saja?" yamada menggumam dengan pelan.

Keesokan paginya. Yama melihat yuto berjalan keluar kelas dan segera menghampirinya. Dengan tatapan ingin membunuh yutto, yama mempercepat langkahnya hatinya sudah memanas siapa yang menyangka perempuan yang disukanya ternyata diserang oleh temannya sendiri. Tapi apa daya hika yang dari kejauhan menggilnya.

"oooiii yamachan kita rapat sebentar" teriak hika

"sigh....." yamada mengurungkan niatnya tuk menghampiri yuto

Sambil menuju ke ruang rapat yamada mengirim pesan singkat pada yuto dan isi pesan tersebut [ temui aku setelah acara rapat selesai, di atap gedung paling ujung ada yang ingin aku tanyakan {tertanda yamada}]. Setelah acara rapat selesai, yamada sudah menuggu diatap gedung paling ujung yang hampir tak terpakai. Disitu terlihat tangan yamada dimasukkannya dalam saku celana sambil menggenggam tangannya, angin yang berhembus kencang membuat rambut yamada berantakkan. Tak lama setelah itu yuto datang sendirian.

"apa kau sendirian?" yamada basa basi

"iya aku sendirian. Katanya ada yang ingin kau tanyakan? Cepatlah aku tak punya banyak waktu ada hal yang harus aku lakukan"

"hal yang harus kau lakukan? Hmm??"

"sigh.. senpai ada apa denganmu?"

"baiklah tak usah berlama-lama. Apa yang kau lakukan pada yurichan kemarin waktu pengisian formulir?"

"ha?? Yurichan. Jangan bercanda senpai. Aku tak melakukan apa-apa"

"sigh .... itu sangat jelas kau menyerangnya kan?, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri"

"apa?? Sigh..... jadi itu masalahnya? Apa kau menyukai yurichan? Hah .. kau cemburu rupanya HAHAHA. Jika iya aku menyerangnya waktu itu karna yurichan tak menjawab pertanyaanku. Lalu kau mau apa?"

"DASAR KAU SIALAAAANNN" yamada menarik baju yuto dengan sangat kasar

"apa? Kau mau memukul ku?? Pukul saja. Dasar pendek" yuto memancing amarah yamada

"BERANINYA KAUU BILANG AKU PENDEK" teriak yamada dan melayangkan tinjunya ke wajah yuto.

"sudah puas kau memukul wajahku?, asal kau tahu senpai. Aku sudah lama menyukai yurichan jadi aku anggap kau adalah rival ku saat ini. Jika kau mau bersainglah denganku" tantanng yuto

"sigh... baiklah aku terima tantanganmu, jika aku berhasil kau harus menuruti semua perintahku. Tapi sebalik nya jika kau menang aku akan lakukan apa pun itu" "oke deal" ~bersambung~