webnovel

Crazy Marriage

Alemero Brian Rich akhirnya bisa menikahi perempuan yang dia cintai selama 14 tahun tahun lamanya. Meskipun pernikahan yang dia lakukan tidak sesuai dengan yang dia inginkan, tetapi dia masih bersyukur bisa menikahi gadis bernama Callista Amora Alexander. Wanita itu tidak pernah mengingat dan mengetahui tentang dirinya. Meskipun berbanding terbalik dengan Almero yang sangat tau tentangnya. Hingga setelah beberapa bulan pernikahannya Callista mulai tau sedikit demi sedikit rahasia yang Almero simpan selama ini.

Suci_28 · History
Not enough ratings
12 Chs

2. Kebetulan?

Callista berjalan lesu menuju kampus. dia masih kesal dengan keduaorangtuanya. Kemarin malam sepulang dari acara makan malam itu, dia dimarahi habis-habisan oleh sang Ayah.

Meskipun itu tidak menjadi masalah bagi Callista. Dia bahkan rela terkena pukulan jika memang dapat menghentikan perjodohan konyol yang dilakukan oleh orangtuanya. Namun sayang keduaorangtuanya bersikukuh untuk tetap menjodohkan dirinya dengan pria tua yang bernama Ansell itu.

"Ahhh menyebalkan" kesalnya.

"Wajahmu kenapa?" Tanya seseorang tiba-tiba.

"Ohh astaga, kenapa kau mengagetkanku Bella"

"Aku tidak mengagetkanmu sama sekali. Aku lihat dari tadi kau terus saja menggerutu, ada apa?" Tanya Bella.

"Aku sangat membenci hidupku"

"maksudmu?"

"Apa kau punya seseorang untuk aku jadikan sebagai pacar palsu?" Callista tiba-tiba saja mendapatkan ide, jika dirinya membawa pacar kepada kedua orangtuanya pasti mereka akan membatalkan perjodohan ini.

"Tunggu dulu, aku sama sekali tidak mengerti dengan ucapanmu. Kau membutuhkan seorang pacar palsu? Untuk apa?"

"Aku akan dijodohkan dengan Pria tua" ucapnya lemas.

"Apa kau bilang?" seketika Bella tertawa dengan keras, dia bahkan tidak peduli dengan tatapan aneh dari orang disekitarnya.

"Kau puas hah?" kesalnya.

"Kau akan dijodohkan oleh kedua orangtuamu? Dan pilihan mereka adalah seorang Pria Tua? Sungguh unik sekali pilihan orangtuamu itu" Bella berbicara sambil tertawa.

"Aku juga tidak mengerti. Mereka memang konyol. Kau bisa bantu aku kan? Kau kan punya pacar yang bernama Harry itu. Tolong carikan aku pria seperti itu"

"Baiklah-baiklah aku akan membantumu. Aku akan berbicara kepada Harry untuk mencarikanmu Pacar palsu. Memangnya Pria seperti apa yang akan dijodohkan denganmu?"

"Dia itu pria dewasa, umurnya mungkin hampir memasuki 30th, dan aku sangat tidak menyukainya. Dia bahkan tidak berbicara sedikitpun saat pertemuan kemarin malam. Sungguh menyebalkan" jelasnya.

"Kau tau namanya?"

"Ansell?"

"Ansell? Tunggu sebentar aku seperti tidak asing dengannya"

"YA!!Mungkin saja dia adalah Ansell yang memiliki Perusahan bernama SG Group. Bahkan kedua orangtuaku sering membicaraknnya. Kau sungguh tidak mengenalnya?"

"Aku sama sekali tidak mengenalnya bahkan aku tidak peduli. Yang aku mau hanya menghentikan perjodohan ini"

"Benar juga, jika aku menjadi dirimu aku pasti akan menolaknya. Meskipun dia kaya dan juga mapan, siapa yang mau dijodohkan dengan Pria dewasa sepertinya"

"Kau pasti akan menolongku kan?" Callista bertanya dengan nada memelas.

"Tentu saja aku akan membantumu. Nanti aku akan berbicara dengan pacarku"

"Ahhh kau memang yang terbaik Bella" Callita memeluk erat sahabatnya itu.

"Aku tidak bisa bernafas Callista" menyadari itu dia langsung melepas pelukan eratnya.

"Maaf aku terlalu senang sekali"

"Apa kau akan terus berdiri seperti itu, ayo kita masuk"

Mereka berdua langsung masuk kedalam gedung Universitas.

***

Almero kini tengah sibuk dengan semua berkas dimejanya. Sesekali ia menyesap kopi yang dihidangkan oleh sekertarisnya. Pikirannya mulai lelah. Meskipun dia adalah seorang CEO, Almero bukanlah tipe pria yang menyepelekan segela hal seperti Harry. Dia hanya tau tentang wanita saja.

Dia berhenti sejenak dari pekerjaannya. Ia mengambil sebuah foto dilanci meja kerjanya. Pandangannya lurus kearah foto tersebut, disana ada seorang gadis kecil yang cantik tengah berpose dengan anggun. Tanpa disadari ia senyuman manis tercipta begitu saja dari bibir Almero.

"Aku akan terus mengawasi dan mendapatkanmu Callista Amora Alexander" batinnya

Ia kembali menaruh foto tersebut kedalam laci. Baru saja dia akan kembali berkutat dengan berkasnya.

Harry berteriak sangat kencang membuat siapa saja yang medengarnya merasa sangat kesal, begitu pula Almero.

"Mero!!!"

"YA!!Kau pikir ini Hutan?Jika ingin berteriak, berteriaklah dikantormu saja. Aku heran kenapa orang sepertimu bisa berteman denganku" Almero berbicara dengan nada kesal. Meskipun ia memang tidak bersungguh-sungguh mengucapkan itu.

"kau sangat keterlaluan, tapi aku tidak peduli" dia langsung duduk dikursi, menatur nafasnya sebentar "kau tau pacarku yang sekarang?" tanyanya.

"Aku tidak tau dan tidak mau tau" ucapnya.

"Kau pasti akan menyesal jika tidak tau"

"Aku tidak peduli"

"Aishhh dasar Pria menyebalkan. Baiklah karena aku teman yang baik, aku akan memberitahumu bahwa pacarku yang bernama Bella, dia adalah teman plus sahabat calon Istrimu Mero" jelasnya dengan antusias.

Almero yang tengah sibuk menulis langsung menghentikannya ia menoleh kepada Harry.

"Kau pasti kagetkan? Aku juga sangat kaget, kenapa dia tidak bilang bahwa dia adalah teman Callista"

"Lalu apa masalahnya jika dia berteman dengan Callista?" Almero berdiri dari tempat duduknya. Dia berjalan mendekat kearah Harry sambil membawa cangkir kopinya.

"Tidak ada masalah, tapi tadi Bella menghubungiku bahwa temannya yang tak lain Callista meminta seorang Pria untuk dijadikan sebagai pacar palsu, itu berarti Dia telah menolak perjodohannya itu. Apa kau akan bertemu dengannya?"

"Tentu saja, aku tidak akan melewatkan kesempatan untuk membuat Callistamenjadi jadi milikku" ucapnya.

"Wow kau sangat keren. Aku tidak menyangka kau selama ini menyukai dirinya, meskipun dia tidak tau siapa dirimu

"Suatu saat dia pasti akan mengingatku"

"Baiklah. Aku akan menghubungi Bella untuk mengajak Callista bertemu denganmu"

"Jika sudah kau boleh pergi dari sini, aku mempunyai banyak pekerjaan saat ini"

"Wahhh kau mengusirku? Kau bahkan tidak berterimakasih padaku karena telah membantumu" kesal Harry.

"Aku tidak peduli, sudahlah sana pergi dan segera atur jadwal pertemuannya"

"Aku tau"

"Aku heran kenapa perusahaanmu berjalan dengan baik padahal mempunyai CEO sepertimu" Almero menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kau jangan berbicara seperti itu. Tentu saja aku CEO yang baik dan pengertian, tidak seperti kau yang selalu memasang wajah datar dan dingin kepada orang lain. Kau masih untung karena mempunyai teman sepertiku"

Almero tidak menjawab ucap Harry, dia lantas berdiri dan kembali pada meja kantornya.

"Dasar!!Aku akan pergi sekarang" ucap Harry.